Map Vision Indonesia

KOMPSAT 2

Last Updated on April 14, 2024 by Map Vision Indonesia

KOMPSAT 2 merupakan satelit observasi bumi asal Korea Selatan yang dikembangkan serta dioperasikan oleh KARI (Korea Aerospace Research Institute).

Satelit KOMPSAT 2

Satelit KOMPSAT 2 (Art)
(Image Credit: KAR

KOMPSAT (Korea Multi-Purpose Satellite) 2 mempunyai nama lain Arirang-2 yang diambil dari nama lagu yang sangat populer di Korea, baik di Korea Selatan maupun Korea Utara.

KOMPSAT 2 diluncurkan di Plesetsk Cosmodrome, Rusia, pada tanggal 28 Juli 2006, menggunakan kendaraan peluncur Rockot-KM dari Eurockot Launch Service GmbH selaku penyedia peluncuran pesawat ruang angkasa komersial.

Sensor

KOMPSAT 2 menggunakan instrumen tunggal yang bernama MSC (Multispectral Camera) yang dikembangkan oleh KARI bersama dengan ELOP (Electro-Optics Industries Ltd. of Rehovot) asal Isreal, serta OHB-System dari Bremen, Jerman.

MSC merupakan instrumen optoelectronic linear pushbroom (sapu dorong linier) dengan teleskop penunjuk nadir tunggal.

Tujuan pembuatan instrumen MSC yakni untuk mampu melakukan perekaman permukaan bumi dengan bentuk keluaran berupa data citra pankromatik dan multispektral yang diperoleh secara simultan, dengan resolusi spasial yang sangat tinggi.

Pita panjang gelombang untuk band pankromatik berada pada range 500-900 nm, sedangkan untuk bandband multispektral yakni 450-520 nm (band biru), 520-600 nm (band hijau), 630-690 nm (band merah), dan 760-900 nm (band inframerah dekat).

BACA JUGA:

1). Mengenal Citra Satelit SPOT dari SPOT1 hingga SPOT5

2). Penjelasan Lengkap Citra Satelit SPOT7

3). Penjelasan Lengkap Citra Satelit SPOT6

4). JenisJenis Citra Satelit

5). Memahami Penginderaan Jauh

MSC memiliki lebar petak (swath width) 15 km pada posisi nadir di semua pita panjang gelombang, dengan bidang pandang atau Field of View (FoV) ± 0,62 derajat dan total area yang berpotensi dapat direkam oleh sensor yang bergerak atau Field of Regard (FoR) berada pada ± 30 derajat pitch (gerak putar satelit yang terjadi sepanjang sumbu y) hingga _+ 56 derajat roll (gerak putar satelit yang terjadi sepanjang sumbu x), yang disediakan melalui penunjuk satelit. MSC memiliki siklus kerja sebesar 20 persen.

Effective Focal Length (EFL) dari subsistem optik dari Satelit KOMPSAT 2 yakni 9.000 mm untuk pita panjang gelombang pada band pankromatik dan 2.250 mm untuk pita panjang gelombang pada bandband multispektral.

Rangkuman Spesifikasi Sensor MSC KOMPSAT 2

Tabel 1. Rangkuman Spesifikasi Sensor MSC (Multispectral Camera)

MSC sendiri terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:

  • Interconnection Harness
  • EOS (ElectroOptical Subsystem):

EOS terdiri dari modul optik termasuk komponen dan struktur optik, Pan & MS FPA (Focal Plane Assembly), 2 CEU (Camera Electronics Unit) yaitu CEU Pan dan CEU MS, serta teleskop tipe  Ritchey-Chretien dengan bukaan (aperture) yang besar (diameter 60 cm).

  • PDTS (Payload Data Transmission Subsystem)

PDTS terdiri dari DCSU (Data Compression Storage Unit), DLS (Data Link System) termasuk CCU (Channel Coding Unit), QTX (QPSK Transmitter), dan APS (Antenna Pointing System).

  • PMU (Payload Management Unit)

PMU mengendalikan sistem MSC secara keseluruhan, dengan menggunakan saluran komunikasi khusus (RS-422), dimana berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa melalui bus MIL-STD-1553B.

Blok Diagram Sensor MSC

Gambar 1. Blok Diagram Sensor MSC
(Image Credit: KARI)

Dukungan operasi MSC juga termasuk penguatan (gain) dan penyeimbangan (offset) yang dapat diprogram untuk memungkinkan adaptasi sensitivitas instrumen terhadap luminositas lanskap dalam penerbangan.

Selain itu, MSC menyediakan tiga fungsi kalibrasi yang berbeda yaitu radiometrik, NUC (NonUniformity Correction), dan fungsi kalibrasi fokus agar data citra yang dihasilkan akurat.

Ilustrasi Sensor MSC

Gambar 2. Ilustrasi Sensor MSC
(Image Credit: KARI)

Teknik TDI (Time Delay Integration) digunakan untuk citra pankromatik hingga level 32 guna meningkatkan SNR dan mendukung observasi dalam kondisi cahaya redup.

MSC dilengkapi mode dukungan:

1). Operasi normal otomatis

2). Untuk mendapatkan citra stereo yang dicapai melalui kelincahan wahana satelit dengan memiringkan wahana baik pergerakan secara roll (hingga ± 56 derajat) dan atau pitch (hingga ± 30 derajat).

Segmen Tanah (Ground Segment)

Operasi misi KOMPSAT 2 dilakukan oleh KMOC (Korea Aerospace Research Institute Mission Operation Center), dimana stasiun bumi mereka bernama KGS (KOMPSAT Ground Station) yang terletak di kantor KARI (Korea Aerospace Research Institute) serta yang berada di kantor ETRI (Electronics and Telecommunications Research Institute). Kedua stasiun bumi tersebut berada di Kota Daejeon, Korea Selatan.

Setiap stasiun bumi terdiri dari MCE (Mission Control Element) dan IRPE (Image Reception and Processing Element).

MCE berfungsi untuk memantau dan mengendalikan satelit serta menyediakan perencanaan misi. Kontrol misi juga menyediakan prediksi atau determinasi dari orbit operasional serta determinasi orbit presisi atau POD (Precise Orbit Determination).

Sistem MCE terdiri dari lima subsistem:

  • TTC (Tracking, Telemetry, and Command Subsystem):

TTC menyediakan antarmuka komunikasi uplink dan downlink S-band dengan satelit, perintah CCSDS dan kemampuan pemrosesan dan pelacakan telemetri.

  • SOS (Satellite Operations Subsystem):

SOS menyediakan pembangkitan dan eksekusi perintah pesawat ruang angkasa, pemantauan kesehatan satelit, dan pembenahan pemrosesan data melalui penggunaan TMAS (Telemetry Monitoring and Analysis System).

  • MPS (Mission Planning Subsystem):

MPS menyediakan perencanaan misi satelit, menggabungkan permintaan pengguna, menyiapkan parameter operasi bus termasuk aktivitas bus, menentukan dan mengelola konfigurasi satelit, dan menyiapkan jadwal pengoperasian. MPS disebut juga MAPS (Mission Planning and Analysis Subsystem).

MAPS memprediksi peristiwa orbit satelit yang mempengaruhi operasi misi satelit dan menghasilkan rencana lintasan bebas konflik untuk operasi satelit. MAPS dirancang untuk membuat rencana hingga 20 permintaan pencitraan per hari.

Sejak KARI menandatangani kontrak dengan SPOT Image (sekarang menjadi Airbus Defence & Space) pada tanggal 1 Juni 2007, jumlah permintaan akuisisi pencitraan terus meningkat.

Untuk memenuhi kebutuhan banyak kegiatan perencanaan misi satelit, KARI mengembangkan perangkat lunak bernama MPVS (Mission Planning Verification System) yang mampu memverifikasi hasil perencanaan misi. Pengembangan MPVS bertujuan untuk mengurangi risiko operasional dan meningkatkan efisiensi operasional.

Fungsi utama MPVS ditujukan untuk verifikasi hasil perencanaan misi dan perencanaan komando yang dibuat oleh MAPS.

MPVS terdiri dari tiga modul utama, antara lain:

  • Modul CSG (Contact Schedule Generation):
  • Modul MPV (Mission Planning Verification),
  • Modul CPV (Command Planning Verification).

Modul CSG berfungsi untuk memprediksi waktu kontak tanah yang digunakan untuk MPV dan CPV.

Modul MPV berfungsi untuk memverifikasi rencana lintasan yang dihasilkan di MAPS dengan hasil pemrosesan penjadwalan misi.

Modul CPV berfungsi untuk memverifikasi rencana perintah yang akan diunggah ke satelit melalui SOS (Satellite Operations Subsystem).

Arsitektur Mission Planning Verification System

Gambar 3. Arsitektur MPVS (Mission Planning Verification System)
(Image Credit: KARI)

MPVS memerlukan waktu kontak tanah yang realistis dan akurat untuk memeriksa kendala. Modul CSG mempunyai kemampuan untuk menghasilkan waktu kontak dengan tanah dengan mempertimbangkan beberapa kondisi seperti sudut penutup tanah, keterbatasan operasional stasiun bumi dan satelit. Pengguna dapat secara fleksibel mengkonfigurasi file setup sesuai dengan perubahan konsep kondisi operasional.

Arsitektur Modul Contact Schedule Generation

Gambar 4. Arsitektur Modul CSG (Contact Schedule Generation)
(Image Credit: KARI)

KARI mempertimbangkan dua jenis kegiatan perencanaan misi dasar: Pertama diberi nama “Aktivitas Normal Muatan” yang terkait dengan aktivitas pencitraan rutin, dan yang lainnya disebut “Aktivitas Pesawat Luar Angkasa” yang mencakup semua aktivitas kecuali aktivitas pencitraan rutin. Misalnya, hal ini mencakup pembuangan data di dalam pesawat, pengunggahan ephemeris dan manuver orbit untuk pemeliharaan orbit satelit, dan pengunggahan parameter untuk pemeliharaan muatan.

Verifikasi otomatis menggunakan MPV dilakukan hanya untuk “Aktivitas Normal Muatan” berdasarkan SRF (Schedule Request File), sedangnkan untuk verifikasi “Aktivitas Pesawat Luar Angkasa” dapat dilakukan secara manual oleh pengguna jika diperlukan.

Arsitektur Modul Mission Planning Verification

Gambar 5. Arsitektur Modul MPV (Mission Planning Verification)
(Image Credit: KARI)

  • FDS (Flight Dynamics Subsystem):

FDS menyediakan fungsi pendukung operasi dinamika penerbangan satelit seperti penentuan orbit, prediksi orbit, dan pembuatan data penunjuk antena untuk pelacakan satelit.

FDS mendukung penentuan orbit operasional, penentuan orbit yang tepat, pembangkitan ephemeris orbit yang tepat, pembangkitan data penunjuk antena, dan lain sebagainya. KARI mengembangkan KOOPS (KOMPSAT’s automated Operational Orbit Processing System) untuk mendukung berbagai tugas FDS setiap hari. KOOPS menentukan orbit dan mengevaluasi hasilnya menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan menghasilkan data orbit secara otomatis berdasarkan jadwal pelaksanaan. Sistem otomatis mengintegrasikan semua komponen dari beberapa proses rutin yang diperlukan untuk aktivitas dinamika penerbangan sehari-hari.

Skema otomatisasi di KOOPS, yang diterapkan untuk dukungan multi-misi, mengurangi risiko dan biaya operasional secara signifikan dengan menghilangkan banyak proses berulang dan memungkinkan para insinyur untuk berkonsentrasi pada situasi non-nominal yang memerlukan intervensi manusia. Selain itu, stabilitas operasional dan efisiensi dukungan dinamika penerbangan ditingkatkan secara signifikan.

Tampilan skema KOMPSAT's automated Operational Orbit Processing System dan Elemen Eksternalnya

Gambar 6. Tampilan Skema KOOPS (KOMPSAT’s automated Operational Orbit Processing System) dan Elemen Eksternalnya
(Image Credit: KARI)

  • SIM (Satellite Simulator Subsystem):

SIM menyediakan fungsi pendukung daripada fungsi operasional langsung seperti dukungan resolusi anomali dan pelatihan personel untuk pengoperasian.

Arsitektur dan Alur Operasional dari Mission Control Element

Gambar 7. Arsitektur dan Alur Operasional MCE (Mission Control Element)
(Image Credit: KARI)

Seperti disinggung pada subsistem SOS (Satellite Operations Subsystem) terdapat penggunaan TMAS (Telemetry Monitoring and Analysis System). KARI mengembangkan TMAS yang mampu melakukan tugas-tugas seperti pemrosesan telemetri, analisis tren, dan aktivitas pelaporan secara otomatis. Skema otomasi ini sangat mengurangi biaya operasional dengan menghilangkan banyak proses berulang dan memungkinkan operator berkonsentrasi pada situasi khusus yang memerlukan campur tangan manusia.

Fungsi utama TMAS adalah sebagai berikut:

– Penerimaan telemetri dan pengarsipan sesuai dengan jadwal kontrak;

– Pemeriksaan pelanggaran batas telemetri;

– Analisis tren berdasarkan perhitungan statistik harian;

– Laporkan pembuatan dan distribusi file ke MOT dan staf teknik terkait.

TMAS terdiri dari modul umum dan modul misi unik. Modul umum mencakup modul koneksi, modul analisis, dan modul laporan. Modul misi unik mencakup modul parsing yang terdiri dari database dan algoritma pemrosesan sesuai dengan skema pemrosesan misi unik.

Arsitektur dari Telemetry Monitoring and Analysis System

Gambar 8. Arsitektur TMAS (Telemetry Monitoring and Analysis System)
(Image Credit: KARI)

Segmen tanah (ground segment) KOMPSAT sendiri telah menjadi fasilitas multi-misi bagi misi-misi selain KOMPSAT 2, seperti KOMPSAT 5 (satelit dengan penggunaan teknologi SAR atau Synthetic Aperture Radar) yang meluncur pada tahun 2010, dan KOMPSAT 3 yang sama dengan Satelit KOMPSAT 2 yaitu berupa satelit optis, namun dengan citra yang dihasilkan memiliki tingkat resolusi spasial yang lebih tinggi dibandingkan citra yang diperoleh dari hasil perekaman Satelit KOMPSAT 2.

Distribusi Data

Data Citra Satelit KOMPSAT 2 untuk penggunaan komersial di wilayah negara Korea Selatan didistribusikan oleh KAI (Korea Aerospace Industry) Image Inc., sedangkan di luar Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Timur Tengah, didistribusikan oleh Airbus Defence & Space, dengan penerimaan data menggunakan stasiun bumi yang mereka miliki sendiri.

Ikhtisar Aliran Data Segmen Tanah KOMPSAT 2

Gambar 9. Ikhtisar Aliran Data Segmen Tanah KOMPSAT 2
(Image Credit: KARI)

Pesawat Luar Angkasa

Desain pesawat ruang angkasa didasarkan pada warisan KOMPSAT 1 yang memanfaatkan secara ekstensif perangkat keras, perangkat lunak, peralatan, dan fasilitas yang ada, dimana hal ini memungkinkan integrasi paralel modul muatan, peralatan, dan propulsi.

Konfigurasi Pesawat Ruang Angkasa KOMPSAT 2

Gambar 10. Konfigurasi Pesawat Ruang Angkasa KOMPSAT 2
(Image Credit: KARI)

Massa pesawat ruang angkasa adalah 800 kg (termasuk propelan), mempunyai bentuk heksagonal dengan ukuran: diameter 1,85 m x tinggi 2,6 m (panjang 6,8 m dalam konfigurasi terpasang), daya 955 W (EOL) yang disediakan oleh dua susunan surya (teknologi sel GaAs). Pesawat ruang angkasa menggunakan baterai super NiCd berkapasitas 30 Ah untuk dukungan ketika terjadi fase gerhana.

Desain dan pembuatan pesawat ruang angkasa KOMPSAT 2 dilakukan oleh KARI bersama 29 perusahaan Korea Selatan lainnya, sedangkan untuk bagian muatannya dikembangkan dengan perusahaan ELOP asal Israel.

Pesawat Luar Angkasa KOMPSAT 2 Dalam Tahap Uji Coba

Gambar 11. Pesawat Ruang Angkasa KOMPSAT 2 Dalam Tahap Uji Coba
(Image Credit: KARI)

Struktur bus KOMPSAT-2 terdiri dari modul-modul berikut ini:

  1. SMS (Structure and Mechanisms Subsystem),
  2. TCS (Thermal Control Subsystem),
  3. AOCS (Attitude and Orbit Control Subsystem),
  4. Subsistem TC&R (Telemetri Command and Ranging),
  5. EPS (Electrical Power Subsystem),
  6. PS (Propulsion Subsystem),
  7. Elemen FSW (Flight Software).

AOCS (Attitude and Orbit Control SubsytemSubsistem Kontrol Sikap dan Orbit) menyediakan stabilisasi tiga sumbu (kontrol 3 sumbu dengan sistem bias momentum nol) dengan akurasi tinggi untuk gerakan roll, pitch, dan yaw. Pelacak bintang (star tracker), rakitan referensi gyro (gyro reference assemblies), magnetometer tiga sumbu (threeaxis magnetometers), torsi magnetik (magnetic torquers), dan roda reaksi (reaction wheels) digunakan untuk penginderaan dan kontrol sikap.

Akurasi penunjuknya <0,025º pada roll dan pitch, serta 0,08º pada yaw. Pengetahuan menunjuk adalah 0,020º pada roll dan pitch, serta 0,045º pada yaw.

Platform pesawat ruang angkasa menawarkan kemampuan mengarahkan tubuh lintas jalur melalui manuver berguling (hingga ±45º). Subsistem propulsi memanfaatkan komponen bekas (pendorong monopropelan hidrazin dengan sistem umpan tekanan blowdown, propelan 73 kg).

Diagram Blok AOCS dengan Berbagai Elemen Sistem

Gambar 12. Diagram Blok AOCS dengan Berbagai Elemen Sistem
(Image Credit: KARI)

Bus data MIL-STD-1553B menghubungkan sebagian besar bus pesawat ruang angkasa dan muatan ke komputer onboard (pemantauan dan kontrol).

Penerima GPS (Topstar 3000 dari Alcatel) menyediakan waktu onboard, posisi satelit, dan kecepatan.

Ilustrasi Skema Elemen KOMPSAT 2

Gambar 13. Ilustrasi Skema Elemen KOMPSAT 2
(Image Credit: KARI)

Status Misi

Satelit KOMPSAT 2 dirancang untuk beroperasi selama 3 tahun saja, namun luar biasanya satelit ini hingga sekarang masih beroperasi atau hampir “bertugas” selama 18 tahun lamanya.

Misi Satelit KOMPSAT 2 sendiri sebenarnya sudah berakhir ketika memasuki usia 10 tahun atau tahun 2016 silam, namun selanjutnya tetap beroperasi untuk keperluan eksperimen, karena kondisi pesawat ruang angkasa yang masih cukup baik tanpa ada anomali, bahan bakar yang tersedia masih 40 kg lebih (dari awal 72,5 kg), serta margin daya yang cukup.

Satelit KOMPSAT 2 yang meluncur pada 28 Juli 2006, menyelesaikan tahap komisioningnya pada akhir September 2006, dan memulai tahap operasi nominalnya pada bulan Oktober 2006.

Citra satelit awal yang dihasilkan oleh Satelit KOMPSAT 2 terjadi pada bulan Agustus 2006, dimana salah satunya yaitu citra satelit di Taman Olimpiade Sydney (Sydney Olympic Park) dan wilayah sekitarnya.

Citra Satelit KOMPSAT 2 Sydney Olympic Park

Gambar 14. Citra Satelit KOMPSAT 2 Taman Olimpiade Sydney (Sydney Olympic Park)
(Image Credit: KARI)

Manfaat Citra Satelit KOMPSAT 2

Citra Satelit KOMPSAT 2 dengan resolusi spasial kelas 1 meter termasuk dalam kategori citra satelit resolusi tinggi.

Dengan keunggulan tingkat resolusi yang tinggi, citra satelit ini mampu menghasilkan kenampakan berbagai objek di permukaan bumi dengan cukup detail, dengan skala maksimal yang mampu dihasilkan lazimnya berada pada skala 1 : 5.000, dan penggunaanya dapat bermanfaat pada berbagai bidang, seperti:

  • Bidang Pertambangan dan Energi:
    • Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau perizinan lainnya;
    • Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
    • Perencanaan site plan area pertambangan;
    • Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
    • Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
    • Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
    • Inventarisasi potensi area pertambangan;
    • Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
    • Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
  • Bidang Pertanian dan Perkebunan:
    • Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
    • Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air;
    • Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
    • Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
    • Perencanaan  pola tanam perkebunan;
    • Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
  • Bidang Kehutanan:
    • Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan;
    • Identifikasi wilayah habitat satwa;
    • Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
    • Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
    • Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan;
    • Perencanaan lokasi reboisasi.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
    • Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
    • Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
    • Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
    • Inventarisasi luas lahan HPH;
    • Menghitung potensi volume kayu;
    • Perencanaan dan pembuatan site plan;
    • Perencanaan jalur transportasi loging;
    • Mengidentifikasi batas kawasan;
    • Evaluasi laju produksi.

Contoh Tampilan Citra Satelit KOMPSAT 2

Berikut ini salah satu contoh tampilan data olahan warna natural dan semu/palsu (false color) Citra Satelit KOMPSAT 2 yang pernah Map Vision Indonesia kerjakan:

Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Hijau Semu Skala 5000

Gambar 15. Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Hijau Semu di Wilayah Kota Batam pada Skala 1 : 5.000
(Image Copyright: KARI; Courtesy of Map Vision Indonesia)

Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Natural Skala 5000

Gambar 16. Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Natural di Wilayah Kota Batam pada Skala 1 : 5.000
(Image Copyright: KARI; Courtesy of Map Vision Indonesia)

Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Merah Semu Skala 5000

Gambar 17. Data Olahan Citra Satelit KOMPSAT 2 Warna Merah Semu di Wilayah Kota Batam pada Skala 1 : 5.000
(Image Copyright: KARI; Courtesy of Map Vision Indonesia)

Informasi Pembelian, Pengolahan, dan Mapping Citra Satelit KOMPSAT 2

Untuk wilayah Indonesia, Citra Satelit KOMPSAT 2 tidak terlalu banyak tersedia, dengan kualitas warna citranya sendiri dapat dibilang masih kurang baik dibandingkan data citra satelit lain yang termasuk dalam kategori resolusi tinggi.  Dengan kondisi seperti itu, Citra Satelit KOMPSAT 2 biasanya diorder jika citra satelit resolusi tinggi yang tersedia dengan tingkat tutupan awan yang baik hanya Citra Satelit KOMPSAT 2 saja.

Untuk informasi pembelian, pengolahan, dan mapping Citra Satelit KOMPSAT 2 di Map Vision Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Harga data original, pengolahan, dan mapping Citra Satelit KOMPSAT 2 dihitung per km2;
  • Luasan minimal order pembelian dan pengolahan data arsip original yakni 25 km2/per tanggal perekaman (namun untuk kasus jika area order seluas 25 km2 tidak ter-cover seluruhnya oleh satu tanggal perekaman maka dapat diajukan ke pihak vendor agar dapat menggunakan juga tanggal perekaman lain yang tersedia yang meng-cover area order sehingga tidak perlu order seluas 50 km2);
  • Area order mempunyai lebar minimal 2 km dengan jumlah verteks yang sedikit;
  • Pengertian data arsip sendiri yakni data original Citra Satelit KOMPSAT 2 yang telah tersedia dalam database;
  • Data arsip akan tersedia antara 3 sampai dengan 14 hari setelah customer melakukan order;
  • Pemesanan data arsip tidak dapat dibatalkan dan diubah spesifikasinya setelah orderan telah dilakukan;
  • Lama pengolahan data original Citra Satelit KOMPSAT 2 tergantung dari jumlah scene yang digunakan dan tingkat kesulitan pengerjaannya (misal dilakukan cloud remove, haze removal, dan lain sebagainya). Estimasi waktu pengolahan akan disampaikan pada Quotation Order yang akan dikirimkan kepada pihak customer.
  • Lama proses mapping (interpretasi dan digitasi) dari data hasil olahan Citra Satelit KOMPSAT 2, tergantung tampilan skala yang diinginkan, dimana untuk Citra Satelit KOMPSAT 2 mempunyai skala maksimal lazimnya pada skala 1 : 5.000. Estimasi waktu mapping akan disampaikan pada Quotation Order yang akan dikirimkan kepada pihak customer;
  • Untuk pemesanan data original Citra Satelit KOMPSAT 2, yang dapat disertai dengan pengolahan dan mapping, Anda dapat menghubungi kami dengan klik tombol menuju WA admin kami di bawah ini:

Alur Pembelian dan atau Pengolahan serta Mapping Citra Satelit KOMPSAT 2

Untuk melakukan pembelian dan atau yang disertai pengolahan dan juga mapping data Citra Satelit KOMPSAT 2 adalah sebagai berikut:

1). Silahakan kirimkan data area order sesuai dengan aturan order dari pihak vendor dalam format Shapefile (.shp), Google Earth files (.kml atau .kmz), CAD files (.dwg atau .dxf), atau titik–titik koordinat dalam sistem proyeksi Geodetik atau UTM, dengan datum WGS 84.

Selain itu, pihak customer memberikan informasi terkait spesifikasi citra satelit yang diinginkan seperti range kelas resolusi spasial atau kelas resolusi spasial yang spesifik, range data perekaman atau tanggal perekaman yang spesifik, resolusi spektral, sudut perekaman, level data citra satelit, jenis pengolahan, serta hal lainnya.

Jika Anda tidak mempunyai data area order dengan format-format data yang telah disebutkan di atas serta masih bingung terkait spesifikasi citra satelit yang harus digunakan sesuai kebutuhan dan anggaran yang dimiliki, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan kami.

Pengiriman area order atau konsultasi pembuatan area order beserta spesifikasi data citra satelit yang hendak diorder dapat dilakukan melalui nomor WA: 0878 2292 5861 atau melalui email: mapvisionindonesia@gmail.com;

2). Setelah kami menerima data area order, kami akan melakukan pengecekan terhadap area order. Jika belum memenuhi persyaratan bentuk area order sesuai ketentuan dari pihak vendor maka akan dilakukan pembuatan area order baru yang sesuai ketentuan pihak vendor. Pembuatan area order baru dapat dilakukan pihak kami atau dari pihak customer-nya sendiri;

3). Setelah bentuk area order sesuai dengan ketentuan pihak vendor, maka kami akan memberikan informasi total harga untuk pembelian dan atau yang disertai pengolahan serta mapping data citra satelit.

Jika kesepakatan harga sudah tercapai, maka selanjutnya kami akan melakukan pengecekan ketersediaan data citra satelit yang meng–cover area order sesuai dengan spesifikasi yang Anda inginkan. Jika data citra satelit yang meng-cover area order tersedia, kami akan mengirimkan quicklook atau preview data citra satelit yang mencakup area order beserta quotation order-nya.

Dalam quotation order akan kami sampaikan kembali informasi berupa harga total pembelian dan atau yang disertai pengolahan data original citra satelit dan juga mapping dari data citra satelit hasil olahan, estimasi waktu data original citra satelit akan tersedia, estimasi waktu pengolahan data original citra satelit setelah datanya tersedia, estimasi waktu mapping dari data citra satelit hasil pengolahan, serta beberapa informasi terkait lainnya;

4). Jika Anda sudah setuju dengan quicklook dan quotation order yang kami kirimkan, maka silahkan melakukan pembayaran DP minimal 70% untuk pembelian yang disertai pengolahan data original citra satelit dan atau dengan mapping dari data citra satelit hasil olahan.

Jika Anda hanya melakukan pembelian data originalnya saja, maka harus dilakukan pembayaran penuh atau 100% dari harga total;

5). Estimasi waktu data original tersedia antara 3 hari hingga maksimal 2 minggu dari hari pembayaran dilakukan;

6). Estimasi waktu pengolahan data original citra satelit sesudah data originalnya tersedia, tergantung dari jumlah scene/tanggal perekaman yang mencakup area order, luasan area order, hingga tingkat kesulitan pengolahan. Informasi mengenai estimasi waktu pengolahan data original citra satelit akan diinformasikan juga pada quotation order;

7). Estimasi waktu pengerjaan mapping dari data citra satelit hasil olahan tergantung detail output yang ingin dihasilkan, serta hal lainnya. Informasi mengenai estimasi waktu pengolahan data original citra satelit akan diinformasikan juga pada quotation order;

8). Jika pekerjaan telah selesai dilakukan, maka kami akan mengirimkan preview tampilan data original citra satelit atau yang disertai preview hasil pengolahannya dan atau yang disertai juga dengan mapping, beserta invoice untuk pelunasan sisa pembayaran. Pelunasan maksimal dilakukan 3 hari setelah Anda menerima invoice tersebut.

Data original dan atau yang disertai dengan pengolahannya, akan kami kirimkan setelah pelunasan telah dilakukan, atau dapat juga dilakukan secara Cash on Delivery (CoD) di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

Jika terdapat informasi alur pembelian dan atau yang disertai pengolahan di atas yang belum Anda pahami, Anda dapat konsultasi kepada kami pada nomor WA berikut: 0878 2292 5861.

***

Sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat, dan juga jangan lupa untuk share postingan ini di media sosial Anda, supaya kawan Anda yang sedang membutuhkan informasi ini dapat mengetahuinya.

Sumber Utama:

KOMPSAT-2. Diakses Tanggal 11 April 2024.

POSTINGAN MENARIK LAINNYA:

1). [Tutorial] Pansharpening Citra Satelit Landsat 9 di QGIS

2). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x

3). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS

4). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps

5). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS

Author: Map Vision IndonesiaMap Vision Indonesia merupakan team yang berisikan praktisi di bidang Citra Satelit, Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografis (SIG), serta Pemetaan pada umumnya. Kami telah berpengalaman khususnya mengerjakan ratusan proyek pengadaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai resolusi dari beragam vendor sejak tahun 2013.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: