Last Updated on June 29, 2020 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI SPOT 7 BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON (WA/SMS/TELEPON): 0878 2292 5861 | E-MAIL: mapvisionindonesia@gmail.com
Citra Satelit SPOT 7 merupakan citra permukaan bumi yang direkam oleh satelit observasi bumi komersial SPOT 7, yang dimiliki oleh perusahaan asal Prancis, Airbus Defence & Space.
Citra Satelit SPOT 7 terdiri dari dua moda yaitu moda pankromatik yang terdiri dari 1 band, dengan resolusi spasial 1.5 meter, serta moda multispectral yang terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), dengan resolusi spasial 6 meter.
Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents:
Table of Contents
Sejarah Satelit SPOT 7
Ide pembuatan Satelit SPOT 7 (dan juga Satelit SPOT 6) bermula dari Centre national d’études spatiales (CNES) – badan ruang angkasa Pemerintah Prancis, mengakhiri Program Satelit SPOT yang telah dimulai sejak tahun 1986. Keputusan tersebut, membuat perusahaan swasta besar Prancis yaitu European Aeronautic Defence and Space Company (EADS), ingin meneruskan Program Satelit SPOT, dengan membuat generasi terbaru dari Satelit SPOT.
Untuk mewujudkan ide tersebut, EADS melalui anak perusahaannya yang bernama Astrium, pada Juli 2008 melakukan akuisisi 81 persen saham milik CNES di perusahaan Spot Image SA – perusahaan yang bertindak sebagai operator dalam Program Satelit SPOT.
Pada pertengahan tahun 2009, CEO Astrium Services, Eric Beranger, mengumumkan bahwa Astrium akan membuat Satelit SPOT generasi terbaru bernama Satelit SPOT 6 dan Satelit SPOT 7 yang mempunyai spesifikasi yang sama, sehingga disebut sebagai satelit kembar.
Berselang 3 tahun dari pengumuman resmi, pada tanggal 9 September 2012, Satelit SPOT 6 diluncurkan di Shatish Dawan Space Center, India, menggunakan roket pengangkut Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) C21.
Pada bulan Januari 2014, perusahaan EADS melakukan restrukturisasi dan mengubah nama perusahaannya menjadi Airbus Group. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha meningkatkan popularitas nama perusahaan, berhubung nama anak perusahaan Airbus lebih dikenal secara global dibandingkan nama perusahaan induknya.
Restrukturisasi juga berimbas pada anak-anak perusahaan EADS. Perusahaan Astrium yang mengurusi Satelit SPOT 6, dilebur dengan anak perusahaan EADS yang lain yaitu Cassidian dan Airbus Military, dan berganti nama menjadi Airbus Defence & Space. Sejak saat itu, Satelit SPOT 6 beserta satelit lainnya yang awalnya berada di bawah naungan Astrium menjadi di bawah kendali perusahaan Airbus Defence & Space.
Pada tanggal 30 Juni 2014, Satelit SPOT 7 menyusul “saudara kembar tuanya” yaitu Satelit SPOT 6 mengorbit di ruang angkasa. Tempat peluncuran sama dengan tempat peluncuran SPOT 6 yaitu di Satish Damawan Space Center, India, menggunakan roket pengangkut Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) C23.
Wahana Satelit
Satelit SPOT 7 didesain sama persis dengan Satelit SPOT 6, mulai dari wahananya, sensor, dan yang lainnya, oleh karena itu kedua satelit tersebut dikatakan sebagai satelit kembar.
Satelit SPOT 7 menggunakan bus wahana bernama AstroBus-L (dikenal juga dengan nama AstroSat-250 atau AS250), yang telah mengalami peningkatan kualitas dari versi sebelumnya yang disematkan pada Satelit FormoSat-2 dan Satelit THEOS.
Sebagai aktuator (sebuah peralatan mekanis untuk menggerakan atau mengontrol suatu sistem) pada wahana, digunakan Control Moment Gyroscopes (CMGs). Penggunaan teknologi CMGS membuat satelit bergerak dengan lincah, menungkinkan pengambilan data stereo dan tri–stereo, melakukan mosaic data hasil perekaman (untuk 5 scene yang berdekatan), serta dapat melakukan akuisisi data perekaman untuk beberapa target area perekaman sekaligus.
Untuk sistem kontrol perilaku satelit, wahana menggunakan sistem kendali 3 sumbu (3–axis stablilized), sedangkan untuk pengukuran sikap satelit menggunakan pelacak bintang (star tracker), serta menggunakan GPS untuk informasi lokasi.
BACA JUGA: QUICKBIRD
Sensor
Satelit SPOT 7 menggunakan sensor bernama New AstroSat Optical Modular Instrument (NAOMI) yang dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan Astrium SAS (nama perusahaan sebelum menjadi Airbus Defence & Space).
Beberapa versi dari sensor NAOMI dikembangkan, mulai dari Ground Sample Distance (GSD) atau resolusi spasial 2.5 meter hingga 1.5 meter, dengan lebar cakupan perekaman dari 10 km sampai 60 km. Semuanya didasarkan pada konsep teleskop yang sama, yang mengimplementasikan satu atau beberapa unit bidang fokus dalam kamera yang sama, dan bahkan dua kamera dalam satu instrument yang sama, seperti yang dilakukan pada Program Satelit SPOT 6 dan SPOT 7.
BACA JUGA: IKONOS
Peluncuran
Bertempat di Satish Dhawan Space Center, India, Satelit SPOT 7 diluncurkan pada tanggal 30 Juni 2014, menggunakan roket pengangkut Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) C23.
Satelit SPOT 7 beredar pada ketinggian 694 km di atas permukaan bumi, pada orbit Sun–synchronous, dengan kemiringan 98.2 derajat, serta terpisah sejauh 180 derajat dengan Satelit SPOT 6.
BACA JUGA: CITRA SATELIT SPOT 6
Citra Satelit Pertama
Berselang dua dan tiga hari setelah peluncuran, pihak Airbus Defence & Space merilis kenampakan beberapa citra satelit hasil perekaman Satelit SPOT 7, seperti diperlihatkan di bawah ini:
Rangkuman Spesifikasi Satelit SPOT 7
Manfaat Citra Satelit SPOT 7
Citra Satelit SPOT 7 dengan resolusi spasial mencapai 1.5 meter dalam posisi nadir, termasuk dalam kategori citra dengan resolusi spasial sangat tinggi. Dengan tampilan yang cukup detail disertai cakupan rekaman yang luas (mencapai lebar 60 km), Citra Satelit SPOT 7 tersedia selalu update untuk seluruh wilayah Indonesia dan dunia dan memberikan manfaat yang besar di berbagai bidang seperti berikut ini:
-
Bidang Pertambangan dan Energi:
- Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau perizinan lainnya;
- Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
- Perencanaan site plan area pertambangan;
- Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
- Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
- Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
- Inventarisasi potensi area pertambangan;
- Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
- Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
-
Bidang Pertanian dan Perkebunan:
- Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
- Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air;
- Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
- Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
- Perencanaan pola tanam perkebunan;
- Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
-
Bidang Kehutanan:
- Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan;
- Identifikasi wilayah habitat satwa;
- Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
- Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
- Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan;
- Perencanaan lokasi reboisasi.
-
Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
- Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
- Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
- Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
-
Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
- Inventarisasi luas lahan HPH;
- Menghitung potensi volume kayu;
- Perencanaan dan pembuatan site plan;
- Perencanaan jalur transportasi loging;
- Mengidentifikasi batas kawasan;
- Evaluasi laju produksi.
-
Secara berkala (time series) digunakan untuk:
- Memantau laju kerusakan hutan (deforestation);
- Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan;
- Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN).
-
Bidang Arsitek dan Konstruksi:
- Desain dan perencanaan tapak konstruksi;
- Desain dan perencanaan landscape konstruksi;
- Perbaikan proses desain;
- Monitoring proses konstruksi.
-
Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah:
- Pembuatan peta detail penggunaan lahan;
- Perencanaan tata ruang, DED, dan landscape pembangunan;
- Pemetaan kawasan rawan bencana alam;
- Pemantauan dan penanggulangan bencana alam.
-
Bidang Entertainment dan Pelatihan:
- Simulasi terbang pada pelatihan pilot;
- Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.
-
Bidang Pertahanan dan Intelijen:
- Mendukung operasi intelijen;
- Operasi tempur;
- Operasi teritorial;
- Operasi militer selain perang.
Cara Mendapatkan Citra Satelit SPOT 7
Citra Satelit SPOT 7 merupakan citra satelit komersial yang bisa diperoleh siapa saja, baik itu dari instansi pemerintahan, perusahaan swasta, dan juga perorangan.
Anda dapat memesan data original Citra Satelit SPOT 7 beserta pengolahannya dan juga mapping di Map Vision Indonesia. Kami telah berpengalaman menangani ratusan pekerjaan pengadaan dan pengolahan Citra Satelit SPOT 7 dan juga citra satelit lainnya sejak tahun 2013.
Untuk mengetahui ketersediaan data original Citra Satelit SPOT 7 pada area yang hendak Anda order, silahkan Anda mengirimkan data area order dalam format data shapefile (.shp), atau CAD files (.dwg atau .dxf), atau Google Earth files (.kml atau .kmz), atau titik-titik koordinat area order dengan sistem proyeksi UTM atau Geodetik dengan datum WGS 84.
Jika Anda tidak familiar dengan format data area order di atas, maka Anda dapat berkonsultasi dengan kami terlebih dahulu untuk pembuatan area order, melalui nomor WA berikut:
0878 2292 5861
Informasi dan Aturan Pembelian Citra Satelit SPOT 7
1). Terdapat dua opsi pembelian data Citra Satelit SPOT 7 yang dijual sesuai dengan waktu perekamannya yaitu data arsip dan data perekaman baru;
2). Pengertian data original arsip yaitu data original yang sudah tersedia dalam database termasuk dengan data citra satelit yang baru direkam per hari ini, sedangkan data original perekaman baru yaitu data citra satelit pada area yang hendak diorder belum tersedia sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pihak customer seperti tingkat tutupan awan (cloud cover), tingkat sudut perekaman (incidence angle), ataupun tanggal perekamannya, sehingga diperlukan pengambilan data baru oleh satelit pada area yang hendak diorder;
3). Terdapat perbedaan harga antara data arsip dengan data perekaman baru. Harga data arsip lebih rendah dibandingkan data perekaman baru;
4). Luasan minimal order untuk pembelian data original arsip yaitu seluas 100 km2, sedangkan untuk data original perekaman baru yaitu seluas 500 km2 dengan jarak antar verteks dan lebar ke segala arah minimal sejauh 5 km;
5). Untuk informasi lebih lanjut terkait harga dan informasi lainnya seputar Citra Satelit SPOT 7, Anda dapat menghubungi kami pada nomor WA berikut: 0878 2292 5861.
Contoh Tampilan Citra Satelit SPOT 7
Berikut ini beberapa tampilan hasil pengolahan Citra Satelit SPOT 7 yang pernah kami kerjakan:
Catatan:
Ukuran gambar telah diperkecil. Untuk melihat contoh data Citra Satelit SPOT 6 hasil olahan dalam format GeoTIFF dan ECW, Anda dapat menghubungi kami pada nomor WA berikut: 0878 2292 5861
Catatan:
Kualitas tampilan dari video yang kami unggah (upload) ke YouTube sudah kami turunkan, supaya ukuran file yang diunggah ke YouTube tidak terlalu besar. Untuk tampilan terbaik yang dapat dilihat pada situs YouTube tersebut, gunakan browser Google Chrome serta pilih opsi 480p pada bagian pemilihan kualitas.
Sumber Utama:
SPOT-6 and SPOT-7. Diakses 15 Juni 2020.
Manfaat Citra Satelit. Diakses Tanggal 15 Juni 2020.
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x
2). [Tutorial] Cara Download Peta RBI Gratis
3). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS
4). [Tutorial] Mengetahui Suhu Permukaan Laut dari Citra Satelit MODIS Menggunakan QGIS
5). [Tutorial] Membuat Efek Bayangan Pada Data Citra Satelit Menggunakan QGIS