Map Vision Indonesia

Ikonos

Last Updated on June 17, 2020 by Map Vision Indonesia

Ikonos

Ikonos
(Image Credit: Maxar Technologies)

DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI IKONOS BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON: 0878 2292 5861 | E-MAIL: mapvisionindonesia@gmail.com

Ikonos merupakan satelit observasi komersial pertama yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial sangat tinggi (di bawah 1 meter).

Satelit Ikonos menghasilkan citra dalam dua moda yaitu moda pankromatik dengan resolusi spasial mencapai 0.8 meter (dalam posisi nadir), serta moda multispektral yang terdiri dari 4 band dalam spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), dengan resolusi spasial mencapai 3.28 meter (dalam posisi nadir).

Satelit yang saat ini dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Maxar Technologies, diluncurkan pada tanggal 24 September 1999 di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg, California, Amerika Serikat.

Setelah mengangkasa selama hampir 2 windu, akhirnya Satelit Ikonos berhenti beroperasi pada tanggal 31 Mei 2015, dengan citra satelit yang terakhir dihasilkannya terjadi pada bulan Desember 2014.

Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents:

Sejarah Satelit Ikonos

Sebelum saat ini dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Maxar Technologies, terdapat sejarah panjang terkait pembuatan dan kepemilikan Satelit Ikonos.

Pembuatan Satelit Ikonos bermula dari proyek bernama Commercial Remote Sensing System (CRSS) yang dikelola oleh perusahaan Lockheed Martin pada tahun 1991. Pada tahun 1994, Lockheed Martin kemudian membuat anak perusahaan bernama Space Imaging Inc., yang khusus mengerjakan proyek pembuatan satelit penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi, setelah pada bulan April 1994 mendapat lisensi awal dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat untuk pembuatan satelit observasi bumi komersial penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi.

Space Imaging Inc., kemudian bermitra dengan perusahaan Lockheed Martin Missiles & Space (LMMS) untuk bagian segmen luar angkasa, pengoperasian satelit, dan segmen penugasan di darat, kemudian bermitra dengan perusahaan Raythen/E-Systems untuk bagian pengolahan data citra satelit, komunikasi, dan pusat layanan pelanggan, serta bermitra dengan perusahaan Eastman Kodak Co., yang bertugas merancang dan membuat sensor digital pada satelit. Hasil akhir yang diinginkan dari kolaborasi Space Imaging dengan beberapa perusahaan tersebut yaitu menghasilkan satelit observasi bumi komersial yang mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 1 meter untuk moda pankromatik dan 4 meter untuk moda multispektral.

Pada bulan Agustus 1995, Space Imaging mendapatkan lisensi dari Federal Communications Commission (FCC) untuk membuat, meluncurkan, dan mengoperasikan, satelit observasi bumi komersial yang terdiri dari dua satelit.

Pada tahun 1995 juga, perusahaan Space Imaging mengakuisisi perusahaan EOSAT (perusahaan patungan antara Lockheed Martin dan Hughes Aircraft), dan berubah namanya menjadi Space Imaging EOSAT, sebelum akhirnya kembali menggunakan nama Space Imaging.

Pada tahun 1997, satelit yang awalnya bernama Commercial Remote Sensing System (CRSS) diganti oleh Space Imaging menjadi Ikonos-1 dan Ikonos-2. Kata Ikonos diduga diambil dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata ‘eikon’ yang berarti gambar.

Setelah 8 tahun dari awal inisiasi proyek, pada tanggal 27 April 1999, akhirnya Satelit Ikonos-1 diluncurkan di Komplek 6 Peluncuran Luar Angkasa (Space Launch Complex 6 atau SLC-6) di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat, di Vanderberg, California, Amerika Serikat, menggunakan roket peluncur Athena II. Namun sayangnya kegagalan bagian hidung roket untuk lepas sesuai dengan waktu perencanaan pada menit ke-4 detik ke-27 setelah peluncuran akibat kerusakan listrik, membuat satelit menghilang. Dengan selubung pelindung yang masih terpasang, bagian atas dari roket dan satelit tidak mempunyai kecepatan yang cukup untuk mencapai orbit yang stabil di sekitar Bumi. Akhirnya satelit kembali ke atmosfer Bumi dan berakhir di atas Samudera Pasifik bagian selatan.

Setelah kegagalan Satelit Ikonos-1 untuk beroperasi, pihak perusahaan mempercepat proses peluncuran untuk Satelit Ikonos-2 yang awalnya akan diluncurkan pada bulan Januari 2000, menjadi diluncurkan pada tanggal 24 September 1999, serta mengganti nama Satelit Ikonos-2 tersebut menjadi Satelit Ikonos – imbas dari kandasnya Satelit Ikonos-1.

Beberapa bulan setelah peluncuran, tepatnya tanggal 1 Januari 2000, Citra Satelit Ikonos mulai secara resmi dijual kepada khalayak umum.

Pada tahun 2000, Space Imaging mendapatkan penghargaan di bidang teknologi industri luar angkasa berkat inovasi teknologinya pada Satelit Ikonos. Penghargaan diberikan oleh Society of Space Professionals International.

Pada tahun 2005, perusahaan induk Space Imaging yaitu Lockheed Martin dan Raython, menjual Space Imaging kepada perusahaan OrbImage Inc., yang kemudian hasil akuisisi tersebut menghasilkan nama perusahaan baru yaitu GeoEye, yang terbentuk pada tanggal 12 Januari 2006, yang berarti kepemilikan Satelit Ikonos berpindah tangan ke perusahaan GeoEye.

Pada bulan Juli 2012, perusahaan GeoEye, Inc. dan DigitalGlobe, Inc., mengumumkan bahwa dewan direksi kedua perusahaan telah setuju untuk melakukan merger. Perusahaan hasil merger tetap menggunakan nama DigitalGlobe. Realisasi merger kedua perusahaan terwujud pada tanggal 31 Januari 2013. Dengan demikian Satelit Ikonos (dan juga Satelit GeoEye-1) yang sebelumnya dimiliki oleh perusahaan GeoEye, Inc., menjadi milik perusahaan DigitalGlobe bergabung bersama dengan satelit observasi bumi komersial kepunyaan DigitalGlobe lainnya seperti WorldView-1, WorldView-2, dan juga QuickBird.

BACA JUGA: Logo Baru DigitalGlobe

Pada tanggal 5 Oktober 2017, kepemilikan Satelit Ikonos kembali beralih setelah perusahaan asal Kanada yaitu MacDonald Dettwiler and Associates (MDA) membeli DigitalGlobe sebesar 2.4 miliar USD, dan melakukan rebranding nama perusahaan dari DigitalGlobe menjadi Maxar Technologies.

MDA Akuisisi DigitalGlobe

MDA Akuisis DigitalGlobe dan Mengubah Nama Perusahaan Menjadi Maxar Technologies
(Image Credit: )

Wahana Satelit

Satelit Ikonos menggunakan sistem bus satelit LM900 (juga biasa disebut dengan Block-1), yang didasarkan pada bus satelit CRSS.

Satelit Ikonos memakai sistem kendali 3 sumbu (3axis stablilized), menggunakan dua pelacak bintang (star tracker) dan sensor matahari untuk pengukuran perilaku satelit, dikendalikan oleh empat roda reaksi (aktuator), serta pengetahuan terkait lokasi yang disediakan oleh penerima GPS.

Wahana ini menyediakan penunjuk yang presisi pada platform yang sangat stabil dan gesit, serta memiliki teknik pengarahan wahana yang memungkinkan satelit mengambil perekaman sebuah area (field of regard) kurang lebih 30 derajat ke segala arah.

Wahana satelit didesain untuk beroperasi setidaknya dalam jangka waktu 7 tahun, dengan dimensi 1.83 m x 1.57 m (konfigurasi heksagonal), berat 817 kg, serta daya 1.5 kW yang disediakan oleh 3 panel surya.

Wahana Satelit Ikonos

Wahana Satelit Ikonos
(Image Credit: Space Imaging, Inc.)

Wahana ditempatkan pada orbit Sun-synchronous, pada ketinggian 681-709 km di atas permukaan Bumi, dengan kemiringan 90 derajat, periode setiap 98 menit, waktu pengulangan kembali ke tempat semula yaitu 1-3 hari (untuk pengamatan pada daerah dengan garis lintang 40 derajat), serta pengambilan waktu perekaman pada pukul 10:30 pagi waktu setempat.

Integrasi Satelit Ikonos-2

Integrasi Komponen-Komponen Satelit Ikonos-2 Pada Wahana Satelit
(Image Credit: NASA)

Sensor

Sensor yang digunakan pada Satelit Ikonos bernama Optical Sensor Assembly (OSA) yang dibuat khusus oleh perusahaan Kodak Co.

Instrumen sensor ini memiliki teleskop tipe Cassegrain dengan cermin utama mempunyai diameter 70 cm, dengan panjang fokus 10 meter (desain optik terlipat).

Optical Telescope Assembly (OTA) merekam permukaan bumi dengan lebar antara 11-13 km, dengan menggunakan 5 cermin untuk memantulkan citra ke jajaran sensor pencitraan yang berada pada bagian belakang teleskop.

Sensor ini menggunakan teknologi push broom (teknologi pengambilan citra permukaan bumi menggunakan spektroskopi). Pengambilan citra satelit secara simultan untuk moda pankromatik dan multispektral juga dapat dilakukan oleh sensor.

Tampilan Skema Sistem Teleskop OSA

Tampilan Skema Sistem Teleskop OSA
(Image Credit: Kodak, J. M. Piwowar)

Peluncuran

Satelit Ikonos-1 dan Ikonos-2 dibuat secara berbarengan dengan rencana awal Satelit Ikonos-1 diluncurkan pada tahun 1999 yang kemudian dilanjutkan Satelit Ikonos-2 pada awal tahun 2000. Namun kegagalan Satelit Ikonos-1 mencapai orbit ketika diluncurkan pada tanggal 27 April 1999, membuat proses peluncuran Satelit Ikonos-2 dipercepat.

Peluncuran Satelit Ikonos

Peluncuran Satelit Ikonos Pada Tanggal 24 September 1999
(Image Credit: Maxar Technologies)

Satelit Ikonos-2 yang diubah namanya menjadi Satelit Ikonos, berhasil diluncurkan pada tanggal 24 September 1999, bertempat di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg, California, Amerika Serikat, menggunakan roket peluncur Lockheed Martin Athena II.

Citra Satelit Pertama

Setelah hampir satu minggu dari peluncuran, tepatnya tanggal 30 September 1999, Satelit Ikonos berhasil merekam permukaan bumi, salah satunya yaitu citra satelit Washington Monument yang berada di Washington DC, Amerika Serikat.

Citra Satelit Pertama Ikonos

Salah Satu Citra Satelit Pertama dari Satelit IkonosWashington Monument di Washington DC, Amerika Serikat (Image Copyright: Maxar Technologies)

Citra satelit tersebut pernah digunakan sebagai cover New York Times sebagai citra satelit dengan resolusi spasial sangat tinggi yang dijual secara bebas.

BACA JUGA: Citra Satelit Pertama dari Satelit-Satelit DigitalGlobe (Bagian 1)

Citra Satelit Terakhir

Satelit Ikonos didesain untuk dapat beroperasi setidaknya selama 7 tahun, namun ternyata satelit ini mampu beroperasi hingga hampir 16 tahun lamanya. Satelit Ikonos resmi berhenti beroperasi pada tanggal 31 Maret 2015.

Selama hampir 2 windu beroperasi, Satelit Ikonos telah merekam permukaan bumi seluas 400 juta km2, dengan jumlah citra satelit yang dihasilkan lebih dari 500 ribu citra satelit.

Setelah tidak beroperasi, nantinya Satelit Ikonos akan bergerak tidak beraturan sampai akhirnya meledak dan jatuh ke bumi dengan perkiraan waktu 25 tahun semenjak berhenti beroperasi atau sekitar tahun 2040 mendatang.

Sebelum akhirnya “pensiun”, Satelit Ikonos menghadirkan berbagai kenampakan permukaan bumi di berbagai belahan sebagai citra satelit terakhir yang dipersembahkannya, seperti yang dapat kita lihat di bawah ini:

Citra Satelit Ikonos di Afrika Selatan

Citra Satelit Ikonos Wilayah Hermanus, Afrika SelatanTanggal Perekaman 17 Desember 2014 (Image Copyright: Maxar Technologies)

Citra Satelit Ikonos Wilayah Brazil

Citra Satelit Ikonos Wilayah Natal, BrazilTanggal Perekaman 18 Desember 2014 (Image Copyright: Maxar Technologies)

Citra Satelit Ikonos Wilayah Thailand

Citra Satelit Wilayah Samut Sakhon, ThailandTanggal Perekaman 20 Desember 2014 (Image Copyright: Maxar Technologies)

Citra Satelit Ikonos Wilayah Amerika Serikat

Citra Satelit Ikonos Wilayah Marathon, FloridaTanggal Perekaman 13 Desember 2014 (Image Copyright: Maxar Technologies)

BACA JUGA: Purna Bakti Ikonos

Rangkuman Spesifikasi Satelit Ikonos

Spesifikasi Teknis Satelit Ikonos Spesifikasi Teknis Satelit Ikonos

Manfaat Citra Satelit Ikonos

Ikonos merupakan satelit pertama yang menghasilkan citra di bawah 1 meter, sehingga termasuk satelit penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi. Dengan resolusi spasial yang sangat tinggi tersebut, Citra Satelit Ikonos memberikan kenampakan yang detail berbagai objek permukaan Bumi, yang memberikan manfaat begitu besar bagi berbagai bidang, seperti pada bidang-bidang berikut ini:

  • Bidang Pertambangan dan Energi:
    • Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau perizinan lainnya;
    • Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
    • Perencanaan site plan area pertambangan;
    • Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
    • Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
    • Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
    • Inventarisasi potensi area pertambangan;
    • Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
    • Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
  • Bidang Pertanian dan Perkebunan:
    • Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
    • Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air;
    • Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
    • Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
    • Perencanaan  pola tanam perkebunan;
    • Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
  • Bidang Kehutanan:
    • Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan;
    • Identifikasi wilayah habitat satwa;
    • Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
    • Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
    • Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan;
    • Perencanaan lokasi reboisasi.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
    • Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
    • Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
    • Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
    • Inventarisasi luas lahan HPH;
    • Menghitung potensi volume kayu;
    • Perencanaan dan pembuatan site plan;
    • Perencanaan jalur transportasi loging;
    • Mengidentifikasi batas kawasan;
    • Evaluasi laju produksi.
  • Secara berkala (time series) digunakan untuk:
    • Memantau laju kerusakan hutan (deforestation);
    • Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan;
    • Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN).
  • Bidang Arsitek dan Konstruksi:
    • Desain dan perencanaan tapak konstruksi;
    • Desain dan perencanaan landscape konstruksi;
    • Perbaikan proses desain;
    • Monitoring proses konstruksi.
  • Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah:
    • Pembuatan peta detail penggunaan lahan;
    • Perencanaan tata ruang, DED, dan landscape pembangunan;
    • Pemetaan kawasan rawan bencana alam;
    • Pemantauan dan penanggulangan bencana alam.
  • Bidang Entertainment dan Pelatihan:
    • Simulasi terbang pada pelatihan pilot;
    • Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.
  • Bidang Pertahanan dan Intelijen:
    • Mendukung operasi intelijen;
    • Operasi tempur;
    • Operasi teritorial;
    • Operasi militer selain perang.

BACA JUGA: QuickBird

Cara Mendapatkan Citra Satelit Ikonos

Citra Satelit Ikonos merupakan citra satelit yang dijual secara bebas kepada khalayak umum, oleh karena itu semua orang dapat memperolehnya baik itu dari instansi pemerintahan, perusahaan swasta, ataupun perorangan.

Anda dapat memesan data original Citra Satelit Ikonos yang dapat disertai dengan pengolahan dan juga mapping-nya di Map Vision Indonesia.

Map Vision Indonesia sejak tahun 2013 telah mengerjakan ratusan proyek terkait penyediaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai vendor, oleh karena itu percayakan kebutuhan data citra satelit Anda kepada kami.

Untuk mengetahui ketersediaan data Citra Satelit Ikonos atau data citra satelit lainnya beserta penawaran harganya, Anda dapat mengirimkan data area yang hendak diorder dengan format data Shapefile (.shp), atau Google Earth files (.kml atau .kmz), atau CAD files (.dwg atau .dxf), atau informasi titik-titik koordinat dari area order (sebaiknya dalam sistem proyeksi UTM/Geodetik dengan datum WGS 84). Sertakan juga keterangan spesifikasi yang diinginkan misalnya resolusi spasial citra satelit, sudut perekaman, tingkat tutupan awan, tahun perekaman, dan lain sebagainya, ke alamat email berikut: mapvisionindonesia@gmail.com atau cs@mapvisionindo.com

Jika Anda tidak familiar dengan format data area order beserta spesifikasinya, Anda dapat konsultasi terlebih dahulu dengan kami melalui nomor telepon (WA/Telepon): 0878 2292 5861 (XL) atau 0857 2016 4965 (INDOSAT), atau melalui email yang telah disebutkan di atas.

BACA JUGA: Harga Citra Satelit

Informasi Pembelian dan Pengolahan Data Original Citra Satelit Ikonos

1). Satelit Ikonos beroperasi dari akhir tahun 1999 sampai dengan Desember 2014. Oleh karena itu data arsip original Citra Satelit Ikonos yang tersedia berada pada range tahun perekaman tersebut.

 2). Kelas resolusi spasial dari data arsip original Citra Satelit Ikonos yang dijual yatu 1 meter (hasil resampling – berapapun sudut perekaman citra satelitnya).

3). Luasan minimal order untuk pembelian data original arsip yaitu seluas 25 km2 dengan jarak antar verteks dan lebar ke segala arah minimal sejauh 2 km.

 4). Perhitungan pembelian, pengolahan, dan mapping dari data arsip original Citra Satelit Ikonos dihitung per km2.

Sumber Utama:

Ikonos-2. Diakses Tanggal 1 Juni 2020.
Manfaat Citra Satelit. Diakses Tanggal 1 Juni 2020.

Video Terkait:

POSTINGAN MENARIK LAINNYA:

1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.X

2). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps

3). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS

4). [Tutorial] Membuat Grid di QGIS

5). [Tutorial] Membuat Animasi di QGIS

Author: Map Vision IndonesiaMap Vision Indonesia merupakan team yang berisikan praktisi di bidang Citra Satelit, Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografis (SIG), serta Pemetaan pada umumnya. Kami telah berpengalaman khususnya mengerjakan ratusan proyek pengadaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai resolusi dari beragam vendor sejak tahun 2013.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: