Map Vision Indonesia

JUAL CITRA SATELIT

Jual Citra Satelit

Jual Citra Satelit Optis, Radar, serta data DEM, dengan Resolusi Sangat Tinggi, Tinggi, dan Menengah dari Beragam Vendor

Apakah Anda saat ini sedang mencari informasi terkait pembelian dan pengolahan citra satelit yang hendak Anda gunakan untuk kepentingan pribadi ataupun untuk kepentingan perusahaan/instansi Anda, seperti kepentingan untuk:

  • Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH);
  • Melihat area yang termasuk ke dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP);
  • Konstruksi;
  • Melihat areal perkebunan;
  • Perencanaan sebuah wilayah;
  • Riset;
  • dan lain sebagainya.

Maka Anda sudah berada di tempat yang tepat, karena kami dari Map Vision Indonesia telah berpengalaman sejak tahun 2013 dalam mengerjakan ratusan project khususnya terkait penyediaan dan pengolahan data original citra satelit dengan beragam tingkat resolusi dari berbagai vendor, untuk kepentingan perusahaan swasta nasional & multinasional, instansi, universitas, maupun kepentingan pribadi.

Anda akan mendapatkan pelayanan terbaik dengan harga yang kompetitif di Map Vision Indonesia.

Percayakan kebutuhan & keperluan Anda terhadap citra satelit hanya kepada Map Vision Indonesia: “Create Your Vision with a Map”.

Map Vision Indonesia menyediakan dan melakukan pengolahan data citra satelit berbagai resolusi dari beragam perusahaan satelit observasi bumi, dengan detail sebagai berikut:

Ket: Untuk menuju page data citra satelit atau DEM masing-masing, silahkan Anda klik pada masing-masing tulisannya.

Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents:

1). Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (0.3 Meter1.5 Meter):

2). Citra Satelit Resolusi Tinggi (2.5 Meter 6 Meter):

3). Citra Satelit Resolusi Menengah (10 Meter 20 Meter):

Selain data citra satelit, kami juga menyediakan dan atau mengolah data radar serta Digital Elevation Model (DEM), Digital Surface Model (DSM), serta Digital Terrain Model (DTM), dengan detail sebagai berikut:

4). Citra Satelit Radar & Digital Elevation Model (DEM):

Informasi Lebih Lanjut

Untuk mengetahui ketersediaan data citra satelit optis, radar, dan DEM, dari area yang akan diorder beserta penawaran harganya, kami mengharapkan bantuan data area yang akan diorder berupa data dengan format Shapefile (.shp), Google Earth files (.kmz atau .kml), CAD files (.dxf atau .dwg), atau dapat berupa data titik-titik koordinat (dengan sistem proyeksi Geografik/UTM dan datum WGS 84), yang dapat Anda kirimkan ke alamat email berikut: cs@mapvisionindo.com atau mapvisionindonesia@gmail.com.

Jika Anda tidak familiar dengan berbagai format data di atas, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu terkait pembuatan area order atau hal lain yang ingin ditanyakan, pada nomor WhatsApp (WA) berikut ini: 0857 2016 4965 atau 0878 2292 5861.

Setelah data area order sudah kami terima, nantinya akan kami cek ketersediaan data yang mencakup area order sesuai dengan spesifikasi yang Anda inginkan (mulai dari tingkat resolusi spasial, resolusi spektral, tutupan awan, sudut perekaman, range tanggal perekaman, budget yang dimiliki, serta spesifikasi lain yang diinginkan). Jika datanya tersedia, kami akan mengirimkan quicklook/preview data citra satelit optis/radar/DEM, yang mencakup area order beserta proposal penawaran harganya melalui email atau WA.

Apabila terdapat hal lain yang ingin diketahui atau ditanyakan seputar produk dan jasa yang kami jual, Anda dapat melihat dan bertanya pada media-media berikut ini:

MAP VISION INDONESIA “Create Your Vision with a Map”
WA/SMS/Telepon: 0857 2016 4965 (INDOSAT) atau  0878 2292 5861 (XL)
Email: cs@mapvisionindo.com atau mapvisionindonesia@gmail.com
Official Website: mapvisionindo.com
Blog 1: citrasatelit.wordpress.com
Blog 2: mapvision.wordpress.com
Blog 3: jualbukupemetaan.wordpress.com (khusus penjualan buku-buku terkait pemetaan)
Facebook: Page Map Vision
Twitter: @map_vision
Google+: +Map Vision

***

Map Vision Indonesia telah berpengalaman dalam penyediaan, pengolahan, sertamapping (digitasi + interpretasi) data citra satelit optis, radar, dan DEM, sejak tahun 2013. Kami telah mengerjakan ratusan proyek terutamanya dalam penjualan dan pengolahan data citra satelit optis untuk berbagai perusahaan swasta (perusahaan pertambangan, perminyakan, perkebunan, konstruksi, konsultan, serta banyak lainnya), instansi pemerintahan (non tender), institusi pendidikan, sampai dengan perorangan.

Percayakan selalu kebutuhan data citra satelit optis, radar, dan DEM, kepada Map Vision Indonesia, dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif.

Apa itu Citra Satelit?

Mungkin masih banyak dari Anda yang belum benar-benar “mengenal” citra satelit, sehingga masih ragu untuk melakukan investasi berupa pembelian data original citra satelit yang disertai pengolahannya.

Barangkali sederet pertanyaan menggelayuti pikiran Anda, seperti apa sih sebenarnya citra satelit itu?, apa manfaatnya bagi saya atau perusahaan?, serta beragam pertanyaan lain, sebelum memutuskan untuk menganggarkan sejumlah uang untuk membeli dan mengolah citra satelit.

Untuk menjawab hal itu semua, kami akan menambahkan tulisan tambahan cukup lengkap di page ini yang terkait citra satelit, sehingga Anda dapat lebih mengenal data tersebut.

Mari kita mulai.

Kita awali dengan Google Earth dan juga Google Maps. Bagi Anda yang sudah terbiasa dengan dunia online, “berselancar” hampir tiap hari menggunakan internet, dan tidak pernah lepas dari gadget setiap saatnya, kayaknya tidak mungkin kalau sampai tidak tahu apa itu Google Earth dan Google Maps.

Dua aplikasi tersebut banyak kita gunakan terutamanya untuk mengetahui bagaimana rute menuju lokasi yang diinginkan dan juga melihat kenampakan berbagai objek yang terdapat di suatu wilayah. Kami meyakini bahwa setelah beberapa lama Anda yang seringkali menggunakan dua aplikasi tersebut, sebuah pertanyaan akan muncul di kepala Anda, sebenarnya data apa yang saya lihat di Google Earth dan Google Maps (mode Satellite) tersebut?. Mengapa objek-objek tersebut terlihat dari atas?, apakah difoto dari pesawat atau bagaimana?.

Beragam objek yang tampak dari atas yang Anda lihat di Google Earth dan Google Maps (mode Satellite) tersebut bernama citra satelit. Sebenarnya sendiri, tidak hanya citra satelit yang mengcover kenampakan berbagai objek yang terdapat di dua aplikasi tersebut, namun juga data foto udara. Akan tetapi, untuk wilayah di Indonesia, seluruhnya tercover oleh data citra satelit, sedangkan foto udara baru tersedia di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, negaranegara di Eropa, serta umumnya negaranegara maju.

Sesuai namanya, citra satelit merupakan gambaran beragam objek di permukaan dan dekat permukaan bumi yang direkam menggunakan satelit yang berada di luar angkasa. Berhubung posisi wahana (dalam hal ini satelit) di atas objekobjek yang direkam, maka tampilan objek di permukaan dan dekat permukaan bumi yang dominan adalah bagian atasnya. Sebagai contoh, jika kita melihat objek rumah yang terdapat di Google Earth dan Google Maps, maka yang terlihat dominan adalah bagian atap rumahnya.

Sebenarnya yang termasuk ke dalam citra satelit sendiri sangatlah luas, karena segala kenampakan yang dihasilkan oleh sebuah satelit maka hal tersebut merupakan citra satelit. Misalnya, Satelit Venera dari Rusia menghasilkan citra yang menampilkan kenampakan Planet Venus atau Satelit Himawari yang menghasilkan citra yang menunjukkan kondisi cuaca di sebuah wilayah, dan keduanya juga merupakan citra satelit. Namun untuk data yang kami (Map Vision Indonesia) jual adalah citra satelit yang dihasilkan oleh satelit observasi bumi (seringkali disebut juga sebagai satelit sumber daya alam) yang memperlihatkan kenampakan beragam objek di permukaan dan dekat permukaan bumi.

Apa Perbedaan antara Data Original Citra Satelit yang Anda Beli di Map Vision dengan Google Earth atau Google Maps?

Pertanyaan selanjutnya yang kami perkirakan muncul di benak Anda adalah mengapa saya harus membeli citra satelit di Map Vision Indonesia, jika Anda dapat melihatnya di Google Earth, Google Maps, dan juga aplikasi lainnya seperti Bing?.

1). Alasan pertama terkait aturan penggunaan data.

Citra satelit yang terdapat pada Google Earth, Google Maps, atau aplikasi lainnya, hanya dapat  digunakan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan lain yang bersifat non profit.

Jadi misalkan Anda hanya menggunakan untuk mengetahui rute ke sebuah tempat, atau menunjukkan lokasi pernikahan Anda ke teman-teman Anda, maka hal tersebut tidak masalah. Namun jika Anda menggunakannya untuk kepentingan yang bersifat komersial atau profit, hal tersebut sangat dilarang, seperti contohnya Anda menggunakan citra satelit di Google Earth sebagai sumber data untuk membuat peta tutupan atau penggunaan lahan yang ditujukan untuk sebuah projek. Oleh karena itu, jika Anda mempunyai sebuah kegiatan yang bersifat komersial dan membutuhkan data citra satelit dalam kegiatan tersebut, maka Anda sudah seharusnya membeli data original citra satelit dan tidak menggunakan data citra satelit yang tersedia pada Google Earth, Google Maps, dan beragam aplikasi penyedia data citra satelit lainnya.

Untuk keterangan lebih lengkap terkait izin penggunaan data citra satelit yang terdapat di Google Earth dan juga Google Maps, Anda dapat melihatnya pada link berikut ini:

https://www.google.com/permissions/geoguidelines/

2). Alasan kedua terkait ketersediaan data.

Seringkali Anda membutuhkan citra satelit yang paling mendekati kondisi terbaru di suatu wilayah, misalnya dalam waktu 1 bulan ini, atau mungkin juga Anda membutuhkan citra satelit tahun perekaman terdahulu, contohnya 10 tahun yang lalu. Selain itu, mungkin juga Anda membutuhkan citra satelit dalam tingkatan resolusi spasial dan spektral tertentu, dengan budget yang Anda miliki.

Dengan melakukan pembelian data original citra satelit di Map Vision Indonesia, Anda dapat menentukan tanggal perekaman yang Anda inginkan, tingkatan resolusi spasial dan spektral citra satelit yang Anda butuhkan, serta halhal lainnya yang dapat dikostumisasi (sudut perekaman, tingkat tutupan awan, dan lain sebagainya).

Sedangkan jika Anda menggunakan Google Earth dan Google Maps, Anda hanya disuguhkan data citra satelit yang memang sudah tersedia. Wajar sekali sebenarnya, karena kita menggunakan data yang kita akses secara cumacuma. Data yang bersifat gratis memang biasanya terdapat keterbatasan.

3). Alasan ketiga yaitu hasil pengolahan citra satelit.

Kalau Anda cermat, seringkali ditemukan hasil pengolahan citra satelit di Google Earth dan juga Google Maps yang kurang begitu baik. Sebagai contoh, kerap kali ditemukan objekobjek pada area pertampalan antar data citra satelit yang sedikit tidak pas ketika dilakukan penggabungan (mosaic) antar data citra satelit, dimana objek yang paling jelas terlihat seperti jalan dan jembatan terlihat tidak menyambung secara tepat (geser).

Selain itu, kualitas tampilan citra satelit dan warnanya terlihat tidak tajam dibandingkan citra satelit hasil olahan yang dilakukan Map Vision Indonesia, serta kita tidak dapat melakukan pengolahan citra satelit lainnya seperti melakukan kombinasi band pada data citra satelit sehingga dihasilkan tampilan warna semu (untuk mempermudah dalam melakukan interpretasi beragam objek pada data citra satelit), aplikasi band math untuk melakukan berbagai analisis lanjutan seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), serta beragam pengolahan lainnya.

Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa penggunaan citra satelit yang terdapat pada Google Earth dan Google Maps sangat terbatas, selain karena peruntukannya hanya untuk halhal pribadi dan non profit, juga kita tidak dapat melakukan pengolahan lebih lanjut pada sebuah data citra satelit.

Oleh karena itu, sebenarnya pembelian data original citra satelit selain untuk menghindari halhal yang bertentangan dengan hukum, juga merupakan sebuah investasi karena pemanfaatannya yang lebih banyak dibandingkan yang tersedia pada Google Earth atau Google Maps.

Google Earth

Gambar 1. Perbandingan Tampilan Data Citra Satelit Pleiades-1A Warna Natural Resolusi Spasial Kelas 50 cm yang Diolah oleh Map Vision Indonesia (Kiri) dengan Data Citra Satelit Resolusi Spasial Sangat Tinggi di Google Earth (Kanan). Kalau Anda Perhatikan Secara Seksama, Maka Terlihat Tampilan Citra Satelit Hasil Olahan dari Map Vision Indonesia Lebih Tajam
(Klik untuk Melihat Gambar dalam Ukuran Sebenarnya)

Satelit Sensor Pasif dan Aktif

Data citra satelit yang kita lihat pada Google Earth, Google Maps, serta produk utama yang kami jual adalah hasil dari perekaman satelit observasi bumi (sering disebut juga satelit sumber daya alam) dengan menggunakan sensor pasif.

Apa itu satelit dengan sensor pasif?. Satelit sensor pasif merupakan satelit yang menggunakan sumber tenaga yang berasal di luar satelit itu sendiri. Sumber tenaga utama yang sebagian besar digunakan oleh satelit yaitu berasal dari sinar matahari yang memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik menuju ke permukaan bumi.

Gelombang elektromagnetik yang berhasil melewatihadanganatmosfer, bergerak menuju permukaan bumi dan mengenai beragam objek yang terdapat di permukaan dan dekat permukaan bumi. Respon atau interaksi objek terhadap gelombang elektromagnetik tersebut, yang terutamanya berupa pantulan, akan direkam oleh sensor satelit. Oleh karena sensor seolah-olah bekerja secarapasif” dengan hanya menerima datangnya pantulan dengan memanfaatkan sumber tenaga eksternal, maka satelit tersebut sering diistilahkan sebagai satelit dengan sensor pasif.

Satelit Sensor Pasif

Gambar 2. Satelit dengan Sensor Pasif
(Image Copyright: CCRS/CRT)

Berhubung sumber tenaga utama yaitu memanfaatkan keberadaan matahari, maka proses perekaman oleh satelit di sebuah wilayah hanya dapat dilakukan ketika matahari tersedia. Kebanyakan, satelit melakukan perekaman suatu wilayah antara jam 10 pagi hingga 1 siang waktu setempat. Oleh karena alasan itu juga, proses perekaman tidak dapat dilakukan pada malam hari.

Sebagian besar, satelit untuk keperluan komersial penghasil citra multispektral (dan juga pankromatik) menggunakan sensor yang merekam gelombang elektromagnetik pada spektrum cahaya tampak (visible) untuk menghasilkan citra satelit dalam tampilan warna natural/warna sebenarnya, dan pada gelombang inframerah dekat (near infrared) yang biasa digunakan untuk melakukan analisis dan mempermudah interpretasi, serta hanya beberapa satelit yang menggunakan gelombang elektromagnetik di luar spektrum tersebut.

Penggunaan gelombang elektromagnetik pada spektrum cahaya tampak dan NIR, tidak dapatmenembusawan, kabut, asap, dan objek lain yang berada di dekat permukaan bumi yang menghalangi objekobjek utama yang hendak direkam. Oleh karenanya, salah satu kelemahan dari penggunaan satelit sensor pasif yakni keberadaan awan, kabut, asap, serta objek lain beserta bayangan yang terbentuk (jika terdapat objekobjek tersebut ketika satelit melakukan perekaman di sebuah wilayah), yang menghalangi keberadaan objek utama yang terdapat di permukaan bumi. Namun hal ini sebenarnya sudah dapat direduksi dan bahkan bisa dihilangkan, dengan perkembangan teknologi software pengolahan citra satelit seperti penggunaan tool Atmospheric and Topographic Correction (ATCOR) di software Geomatica atau Fast Lineofsight Atmospheric Analysis of Hypercubes (FLAASH) pada software ENVI. Selain itu teknik cloud remove dengan menggunakan beberapa data citra satelit sekaligus dalam area yang sama untuk mengganti keberadaan awan pada citra satelit utama, juga dapat dilakukan pada beberapa kondisi, untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan awan serta objek lain yang tidak diinginkan.

Contoh data citra satelit yang dihasilkan oleh satelit sensor pasif antara lain Citra Satelit Pleiades1A, Pleiades1B, SPOT6, SPOT7, WorldView3, WorldView2, serta banyak lainnya.

This slideshow requires JavaScript.

Beralih ke satelit dengan sensor aktif. Berbeda dengan satelit sensor pasif, satelit dengan sensor aktif memiliki sumber tenaga sendiri.

Pada saat ini, untuk satelit sensor aktif banyak menggunakan gelombang elektromagnetik pada spektrum gelombang mikro melalui penggunaan tekonologi Radio Detection and Ranging (RADAR).

Dengan penggunaan sumber tenaga sendiri, satelit dapat melakukan perekaman kapan saja, termasuk pada malam hari. Selain itu, panjang gelombang mikro yang lebih panjang dibandingkan ratarata gelombang pada spektrum gelombang elektromagnetik yang lain, membuatnya mempunyai kelebihan dapatmenembusawan, sehingga tampilan citra yang dihasilkan bebas dari awan.

Satelit dengan Sensor Aktif

Gambar 3. Satelit dengan Sensor Aktif
(Image Copyright: CCRS/CRT)

Pemanfaatan citra satelit hasil perekaman dari satelit sensor aktif lebih untuk mendapatkan data topografi melalui pengolahan lebih lanjut yang menghasilkan data Digital Elevation Model (DEM) beserta turunannya (kontur, slope, dan lain sebagainya), seperti contohnya data DEM WorldDEM yang diperoleh dari hasil pengolahan data Citra Satelit TerraSARX.

DSM dan DTM WorldDEM

Gambar 4. DSM (Bagian Kiri) dan DTM (Bagian Kanan) WorldDEM Resolusi Spasial 12 Meter
(Image Copyright: Airbus Defence & Space)

Citra Satelit TerraSARX, IFSAR, TanDEMX, Radarsat1, dan ERS1, merupakan beberapa contoh citra satelit yang dihasilkan oleh satelit dengan sensor aktif.

Satelit Sensor Aktif

Gambar 5. Satelit dengan Sensor Aktif dengan Penggunaan Teknologi RADAR

Saat ini untuk data citra satelit hasil dari perekaman satelit sensor aktif yang kami jual dan atau olah yaitu TerraSARX, TanDEM-X, IFSAR, dan beberapa data citra satelit lainnya.

Kategori Citra Satelit

Untuk memudahkan customer dalam proses pembelian dan juga pengolahan data citra satelit, kami melakukan kategorisasi citra satelit berdasarkan tingkat resolusi spasialnya, yang terdiri dari kategori citra satelit resolusi sangat tinggi, tinggi, dan menengah.

Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Untuk saat ini, citra satelit yang termasuk dalam kategori resolusi sangat tinggi ialah yang memiliki resolusi spasial kelas 15 cm (0.15 m) hingga 1.5 meter. Hal ini berdasarkan beberapa literatur yang kami baca, dimana citra satelit yang mempunyai resolusi spasial sama atau di bawah 1 meter termasuk dalam citra satelit resolusi sangat tinggi.

Namun untuk kategori ini, kami sedikit melakukan pengecualian, dengan menambahkan Citra Satelit SPOT6 dan SPOT7 yang memiliki resolusi spasial kelas 1.5 meter, berhubung kedua citra satelit tersebut banyak digunakan sebagai alternatif untuk data citra satelit dengan resolusi spasial lebih tinggi atau sama dengan 1 meter, serta sedikitnya data citra satelit yang kami jual pada range resolusi spasial dari 1 meter hingga 2.5 meter.

Dan berikut ini citra satelit yang termasuk dalam kategori resolusi sangat tinggi:

Citra Satelit GeoEye-1

Gambar 6. Data Olahan Citra Satelit GeoEye-1 Warna Natural Wilayah di Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, Skala 1:2,500
(Image Copyright: Maxar Technologies; Courtesy of Map Vision Indonesia)

Keterangan:

1). High Definition (HD) 15 cm merupakan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 15 cm (0.15 m) yang diperoleh dari hasil pengolahan citra satelit dengan resolusi spasial 30 cm (0.3 m) seperti WorldView3, WorldView4, dan WorldView Legion, menggunakan teknologi HD yang dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan Maxar Technologies;

2). Perusahaan Maxar Technologies memberlakukan kelas resolusi spasial pada produk citra satelit yang dijualnya. Sebagai contoh, untuk pembelian data original Citra Satelit WorldView4, WorldView3, dan WorldView Legion, selain dijual pada resolusi spasial kelas 30 cm (0.3 m), juga dijual pada resolusi spasial kelas 40 cm (0.4 m) dan 50 cm (0.5 m);

Harga data citra satelit pada masingmasing kelas resolusi spasial berbeda, dimana semakin tinggi resolusi spasial, maka harganya akan semakin tinggi juga.

3). Untuk data Citra Satelit WorldView4 yang tersedia hanya data arsip dari akhir bulan November 2016 sampai dengan akhir tahun 2018, berhubung Satelit WorldView4 yang meluncur pada tanggal 11 November 2016, telah mengalami kerusakan pada akhir tahun 2018;

4). Untuk data Citra Satelit Ikonos yang tersedia hanya data arsip dari akhir September 1999 sampai dengan awal tahun 2015, berhubung Satelit Ikonos yang mengangkasa pada tanggal 24 September 1999, telah berhenti beroperasi per tanggal 31 Maret 2015;

5). Untuk data Citra Satelit QuickBird yang tersedia hanya data arsip dari akhir Oktober 2001 hingga awal tahun 2015, berhubung Satelit QuickBird mulai bertugas pada tanggal 18 Oktober 2001, telah berhenti beroperasi sejak 27 Januari 2015.

Citra Satelit Resolusi Tinggi

Citra satelit yang termasuk dalam kategori citra satelit resolusi tinggi yang kami jual yakni citra satelit yang mempunyai resolusi spasial dari 2.5 meter hingga 6 meter.

Dan berikut ini daftar citra satelit yang termasuk ke dalam citra satelit resolusi tinggi:

  • ALOS PRISM dan ALOS FUSI: Resolusi Spasial Kelas 2.5 meter;
  • Planet Scope: Resolusi Spasial Kelas 3 4 meter;
  • RapidEye: Resolusi Spasial Kelas 5 meter;
  • SPOT6 dan SPOT7: Resolusi Spasial Kelas 6 meter.

Gambar 7. Contoh Tampilan Data Olahan Citra Satelit SPOT-7 Warna Natural Resolusi Spasial Kelas 6 Meter pada Skala 1 : 30.000
(Image Copyright: Airbus Defence & Space; Courtesy of Map Vision)

Keterangan:

1). Untuk data Citra Satelit ALOS PRISM dan ALOS FUSI yang tersedia hanya data arsip dari akhir Januari 2006 sampai dengan bulan Mei 2011, berhubung Satelit ALOS yang mulai mengangkasa pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan berhenti beroperasi per tanggal 12 Mei 2011;

2). Untuk data Citra Satelit RapidEye yang tersedia hanya data arsip dari akhir bulan Agustus 2008 hingga Maret 2020, berhubung Satelit RapidEye yang meluncur tanggal 29 Agustus 2008, sudah berhenti beroperasi pada bulan Maret 2020;

3). Sebelumnya pada kategori citra satelit resolusi tinggi terdapat data Citra Satelit SPOT5 dengan resolusi spasial kelas 2.5 meter, yang merupakan bagian dari Program SPOT yang telah melegenda, namun per tanggal 1 Agustus 2020, pihak perusahaan Airbus Defence & Space menghentikan penjualan data Citra Satelit SPOT5 serta Citra Satelit SPOT1 hingga SPOT4.

Citra Satelit Resolusi Menengah

Citra satelit dengan resolusi spasial antara 10 hingga 30 meter, kami masukkan dalam kategori citra satelit menengah.

Berikut ini, citra satelit yang termasuk dalam kategori citra satelit resolusi menengah:

  • ALOS AVNIR2: Resolusi Spasial Kelas 10 meter;
  • Sentinel2A dan Sentinel2B: Resolusi Spasial Kelas 10 meter;
  • ASTER, LANDSAT 7, LANDSAT 8, dan LANDSAT 9: Resolusi Spasial Kelas 15 meter;
  • LANDSAT 5: Resolusi Spasial Kelas 30 meter.
Citra Satelit LANDSAT 8

Gambar 8. Contoh Tampilan Data Olahan Citra Satelit LANDSAT 8 Warna Natural Resolusi Spasial Kelas 15 m pada Skala 1 : 50.000
(Image Copyright: NASA USGS; Courtesy of Map Vision)

Keterangan:

1). Untuk data Citra Satelit ALOS AVNIR2 yang tersedia hanya data arsip dari akhir Januari 2006 sampai dengan bulan Mei 2011, berhubung Satelit ALOS yang mulai mengangkasa pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan berhenti beroperasi per tanggal 12 Mei 2011;

2). Sebelumnya pada kategori citra satelit resolusi menengah terdapat data Citra Satelit SPOT4 dengan resolusi spasial kelas 20 meter, yang merupakan bagian dari Program SPOT yang telah melegenda, namun per tanggal 1 Agustus 2020, pihak perusahaan Airbus Defence & Space menghentikan penjualan data Citra Satelit SPOT1 hingga SPOT5, termasuk didalamnya Citra Satelit SPOT4.

Harga Citra Satelit

Harga citra satelit saat ini sangat tergantung dari tingkat resolusi spasial, resolusi spektral, dan kebijakan masingmasing vendor.

Sebagai contoh, harga pembelian data original arsip Citra Satelit Pleiades1B dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang terdiri dari 4 band dalam spektrum elektromagnetik visible (cahaya tampak) dan Near InfraRed (NIR), harganya lebih tinggi dibandingkan harga pembelian data original citra satelit dengan resolusi spasial lebih rendah, misalnya  data original arsip Citra Satelit SPOT7 yang memiliki resolusi spasial kelas 150 cm (0.5 m), dengan jumlah 4 band (VNIR).

Contoh berikutnya, harga pembelian data original arsip Citra Satelit WorldView2 resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang terdiri dari 4 band (VNIR) lebih rendah dibandingkan harga pembelian data original Citra Satelit WorldView2 dengan jumlah band yang lengkap (8 band).

Contoh selanjutnya, harga pembelian data original Citra Satelit QuickBird dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang terdiri dari 4 band VNIR dari vendor Maxar Technologies, harganya lebih tinggi dibandingkan harga pembelian data original Citra Satelit Pleiades1A dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) dan resolusi spektral 4 band VNIR yang merupakan produk dari vendor Airbus Defence & Space.

Contoh lainnya, untuk masing-masing vendor memberlakukan harga data original perekaman baru citra satelit (belum tersedia di database) lebih tinggi dibandingkan perhitungan harga data original arsip citra satelit.

Contoh terakhir, perusahaan Maxar Technologies memberlakukan dua tipe data arsip yakni archive (arsip) dan fresh archive (update). Harga pembelian data original update lebih tinggi dibandingkan data original arsip citra satelit (dengan tingkat resolusi spasial dan spektral yang sama).

Pengertian data arsip sendiri yakni data citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini, sedangkan data fresh archive (update) yaitu data citra satelit yang memiliki tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini.

Berikut contoh untuk mengetahui perbedaan data arsip dan data update citra satelit dari vendor Maxar Technologies:

Jika misalnya hari ini tanggal 30 November 2020, maka data Citra Satelit GeoEye1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 18 Oktober 2020 termasuk dalam tipe data update, karena mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini, tepatnya yakni 44 hari.

Sedangkan data Citra Satelit GeoEye1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 8 Juni 2020 termasuk ke dalam tipe data arsip, karena mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini, tepatnya 176 hari.

Untuk perhitungan harga sendiri, pada umumnya saat ini dihitung per kilometer persegi (km2) dan hanya beberapa saja yang masih dihitung per scene (satu liputan area dalam satu kali perekaman).

Aturan Pembelian Citra Satelit

Untuk pembelian data original citra satelit baik data arsip, update, dan juga perekaman baru, terdapat aturan dalam pembeliannya, yang tergantung dari kebijakan masingmasing vendor. Namun secara umum, aturan pembeliannya berupa luasan minimal order, jumlah vertex dan lebar ke segala arah dari area order.

Untuk aturan area order terutama terkait lebar dan jumlah vertex dari area order, saat ini terdapat perubahan aturan terutama untuk data citra satelit dari vendor Airbus Defence & Space yakni Citra Satelit Pleiades Neo, Pleiades1A, Pleiades1B, SPOT6, SPOT7, dimana sekarang aturannya lebih fleksibel. Untuk lebih detailnya, Anda dapat konsultasi terkait pembuatan area order ke nomor WA berikut: 0878 2292 5861.

Pengertian Vertex

Sebelum melangkah menuju pembahasan aturan pembelian pada masing-masing citra satelit, kami akan membahas terlebih dahulu mengenai vertex  pada area order.

Vertex merupakan titik pertemuan antara 2 garis atau lebih. Berhubung area order harus dalam bentuk area tertutup (polygon) tanpa diperbolehkan terdapat suatu garis lagi di dalamnya, maka vertex hanya mempertemukan 2 garis (line) saja, sehingga vertex pada area order dapat diartikan juga sebagai titiktitik penyusun area order.

Untuk pembelian data original citra satelit, terdapat aturan jarak minimal antar vertex serta lebar minimal ke segala arah, serta harus diperhatikan juga luasan minimal area order.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai vertex, berikut kami sajikan contohnya:

Vertex Area Order Bentuk Persegi

Gambar 9. Perhitungan Jarak Antar Vertex Bagian Ujung Kanan Atas ke Bagian Ujung Kiri Atas

Gambar 9 di atas menunjukkan sebuah contoh area order untuk pembelian data original arsip Citra Satelit WorldView4.

Untuk pembelian data citra satelit tersebut, terdapat aturan pembelian berupa luasan minimal area order yakni 25 km2, dengan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal 2 km.

Area order sudah berupa area tertutup (polygon) dengan bentuk sebuah persegi, yang tersusun oleh 4 vertex (titiktitik penyusun) yang berada pada bagian ujung kanan atas, ujung kanan bawah, ujung kiri atas, dan ujung kiri bawah.

Selanjutnya kita hitung jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order tersebut, untuk mengetahui apakah sudah memenuhi persyaratan dari pihak vendor. Perhitungan dapat dilakukan dengan mudah menggunakan tooltool pengukur jarak yang biasanya sudah tersedia pada softwaresoftware geospasial.

Untuk perhitungan yang pertama, kami menghitung jarak antara vertex pada bagian ujung kanan atas dengan ujung kiri atas. Hasilnya menunjukkan jarak antar kedua vertex adalah 5.171 km (ditunjukkan pada area yang ditandai warna kuning pada Gambar 5). Dengan hasil tersebut, jarak antar vertex bagian tersebut sudah memenuhi syarat karena jaraknya sudah lebih dari 2 km. Berhubung bentuk area adalah persegi, maka dapat dipastikan jarak antar vertex pada bagian ujung kanan bawah dengan ujung kiri bawah juga sama yaitu 5.171 km.

Berikutnya kami hitung jarak antar vertex bagian vertikal, seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Vertex Area Order

Gambar 10. Perhitungan Jarak Antar Vertex Bagian Ujung Kanan Atas ke Bagian Ujung Kanan Bawah

Untuk perhitungan jarak antar vertex bagian vertikal, berhubung bentuk area order adalah persegi, maka sama saja hasil perhitungan jarak antara vertex bagian ujung kanan atas dengan ujung kanan bawah atau antara ujung kiri atas dengan ujung kiri bawah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jarak antar vertex bagian vertikal yakni 5.067 km, dan hal tersebut juga sudah memenuhi persyaratan karena jarak antar vertex sudah melebihi 2 km.

Selanjutnya kita juga harus melakukan perhitungan luasan area order. Dengan bentuk persegi, kita dengan mudah melakukan perhitungan secara manual luasan area order tersebut yakni dengan perumusan: L = p x l, dengan L = luas, p = panjang, dan l = lebar. Dari perumusan didapatkan luasan area order tersebut yakni: L = 5.171 km x 5.067 km = 26.201 km2, dan dengan hasil tersebut sudah melampaui minimal luasan area order untuk pembelian data original Citra Satelit WorldView4 yakni 25 km2.

Untuk mendapatkan luasan area order juga dapat diketahui dari penggunaan tool pada softwaresoftware geospasial, sehingga kita tidak perlu pusing melakukan perhitungan secara manual, terutama jika bentuk area order tidak beraturan.

Gambar 11. Informasi Area Order

Dari hasil perhitungan menggunakan salah satu software geospasial, diperoleh luasan area order yaitu 26.375 km2 (ditunjukkan oleh area yang ditandai warna biru pada Gambar 11).

Terdapat perbedaan hasil perhitungan secara manual dengan yang otomatis dilakukan oleh software, namun karena perbedaannya tidak terlalu jauh, maka perhitungannya masih relevan dan bisa dijadikan pegangan ketika mengirim area order ke pihak vendor, karena perhitungan luasan area order dilakukan pembulatan. Biasanya jika angka desimal di bawah 500 meter, maka dibulatkan ke bawah, dan sebaliknya jika angka desimal di atas 500 meter, maka dibulatkan ke atas. Sebagai contoh, jika luasan area order yang kita miliki adalah 25.35 km2, maka luasan area order akan dibulatkan menjadi 25 km2, namun jika kita memiliki luasan area order 25.65 km2, maka luasan area order akan dibulatkan menjadi 26 km2.

Selain itu, dari hasil penggunaan software geospasial, dapat kita ketahui juga panjang (LENGTH), lebar (WIDTH), dan keliling (PERIMETER) dari area order tersebut.

Contoh di atas merupakan bentuk contoh untuk area dengan bentuk sederhana dan beraturan, lalu bagaimana jika bentuk area ordernya tidak beraturan?. Untuk hal tersebut, berikut contoh kasusnya:

Vertex Area Order Tidak Beraturan

Gambar 12. Contoh Bentuk Area Order dengan Bentuk Tidak Beraturan

Misalkan area order di atas merupakan area order untuk pembelian data original arsip Citra Satelit GeoEye1, yang mensyaratkan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order minimal sejauh 2 km.

Terlihat dari Gambar 8, terdapat satu vertex yang mempunyai lebar ke segala arah yang kurang dari 2 km (tepatnya berjarak 1.589 km). Oleh karena itu, kita harus melakukan modifikasi pada area order, sehingga nantinya jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order tersebut dapat memenuhi syarat.

Dan berikut bentuk area order setelah dimodifikasi:

Gambar 13. Contoh Bentuk Area Order dengan Bentuk Tidak Beraturan yang Telah Dimodifikasi

Dengan menarik ke arah bawah vertex yang tidak memenuhi syarat, salah satu lebar dari vertex yang awalnya berjarak 1.589 km menjadi 2.23 km, dan hal tersebut sudah memenuhi persyaratan. Namun jangan lupa juga untuk melakukan pengecekan terhadap jarak antar vertex dan lebar ke segala arah yang lainnya serta luasan area order, karena pasti terjadi perubahan juga. Seperti contohnya jarak antar vertex bagian tengah (yang bermasalah) dengan vertex bagian ujung kiri bawah awalnya berjarak 4.905 km, setelah dimodifikasi jaraknya berkurang menjadi 4.471 km, tapi untungnya jaraknya masih lebih dari 2 km. Setelah dilakukan pengecekan secara keseluruhan, area order hasil modifikasi sudah sesuai dengan persyaratan, walaupun ternyata luasan area ordernya bertambah dari awal 29 km2 menjadi 32 km2.

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Aturan pembelian data original citra satelit resolusi sangat tinggi mensyaratkan adanya luasan minimal order, dimana umumnya luasan minimal order untuk data arsip yakni 25 km2, sedangkan data perekaman baru seluas 100 km2, terkecuali untuk data Citra Satelit SPOT6 dan SPOT7.

Perbedaan biasanya terletak dari kebijakan masingmasing vendor terkait jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order.

Dan berikut ini tabel yang menunjukkan beberapa aturan pembelian data citra satelit resolusi sangat tinggi yang kami jual:

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Tabel 1. Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi
(Klik untuk Melihat Tabel dalam Ukuran Sebenarnya)

Catatan:

1). Perusahaan Maxar Technologies membedakan tipe data arsip untuk satelitnya yang masih beroperasi (Satelit WorldView1, WorldView2, WorldView3, dan GeoEye1) berdasarkan tanggal perekamannya.

Untuk citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini termasuk dalam tipe data fresh archive (update), sedangkan jika lebih dari 90 hari dari hari ini termasuk dalam tipe data archive (arsip). Terdapat perbedaan harga antara data arsip dan data update, dimana data update mempunyai harga lebih tinggi dibandingkan data arsip;

Sebagai contoh kasus untuk mengetahui perbedaan antara data arsip dan data update, dapat Anda simak pada ilustrasi berikut:

Jika misalnya hari ini tanggal 30 November 2020, maka data Citra Satelit GeoEye1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 18 Oktober 2020, termasuk dalam tipe data update, karena mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hai ini, tepatnya yakni 44 hari. Sedangkan data Citra Satelit GeoEye1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 8 Juni 2020 termasuk ke dalam tipe data arsip, karena mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini, tepatnya 176 hari;

2). Untuk data citra satelit resolusi sangat tinggi, ratarata terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), seperti Citra Satelit Pleiades1A, Pleiades1B, SPOT6, SPOT7, QuickBird, WorldView4, Ikonos, GeoEye1, KOMPSAT3, dan KOMPSAT2;

Sedangkan untuk data Citra Satelit WorldView-1 terdiri dari 1 band (pankromatik),  WorldView-2 berjumlah total 8 band (4 band VNIR + 4 band tambahan), WorldView-3 dengan 8 band multispektral (4 band VNIR + 4 band tambahan), 8 band SWIR, dan 12 band CAVIS, serta KOMPSAT3A dengan 5 band (VNIR + gelombang inframerah menengah);

Data citra satelit standar yang dijual vendor biasanya dalam format 3 band (visible) dan 4 band (VNIR). Jika membeli data citra satelit dalam jumlah band yang lengkap misalnya 8 band seperti Citra Satelit WorldView2 atau WorldView3, harganya lebih tinggi dibandingkan data yang terdiri dari 3 atau 4 band;

Untuk Citra Satelit WorldView3 juga dapat dibeli hanya pada band SWIR-nya saja, dengan tingkat resolusi spasial 3.71 meter, dan pada band CAVIS dengan tingkat resolusi spasial 30 meter;

3). Terdapat perbedaan harga antara data arsip, update (untuk citra satelit yang dihasilkan dari satelit yang masih beroperasi yang dimiliki vendor Maxar Technologies), perekaman baru, perbedaan tingkat resolusi spasial, dan resolusi spektral.

Untuk harga data perekaman baru, pada beberapa kondisi terdapat tambahan biaya.

4). Untuk data Citra Satelit WorldView4 yang tersedia hanya data arsip dari akhir November 2016 hingga akhir 2018, berhubung Satelit WorldView4 yang meluncur pada tanggal 11 November 2016, telah berhenti beroperasi karena mengalami kerusakan pada akhir tahun 2018;

5). Untuk data Citra Satelit QuickBird yang tersedia hanya data arsip dari akhir Oktober 2001 sampai dengan awal tahun 2015, berhubung Satelit QuickBird yang mulai mengangkasa pada tanggal 18 Oktober 2011, telah berhenti beroperasi per awal tahun 2015;

6). Untuk data Citra Satelit Ikonos yang tersedia hanya data arsip dari akhir September 1999 sampai dengan awal tahun 2015, berhubung Satelit Ikonos yang mulai bertugas pada tanggal 24 September 1999, telah berhenti beroperasi per awal tahun 2015.

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi

Untuk aturan pembelian citra satelit resolusi tinggi, hampir sama dengan aturan pembelian citra satelit resolusi tinggi, dimana terdapat luasan minimal order, jarak antar vertex dan lebar ke segala arah, terkecuali untuk Citra Satelit ALOS PRISM dan FUSI yang harus dibeli per scene.

Dan berikut ini aturan pembelian beberapa citra satelit resolusi tinggi yang kami jual:

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi

Tabel 2. Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi
(Klik untuk Melihat Tabel dalam Ukuran Sebenarnya)

Catatan:

1). Untuk data Citra Satelit ALOS FUSI dan ALOS PRISM yang tersedia hanya data arsip dari akhir Januari 2006 hingga Maret 2011, berhubung Satelit ALOS yang mulai beroperasi pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan telah berhenti beroperasi per tanggal 12 Maret 2011;

2). Untuk data Citra Satelit RapidEye yang tersedia hanya data arsip dari akhir Agustus 2008 hingga Maret 2020, berhubung Satelit RapidEye yang mulai beroperasi pada tanggal 29 Agustus 2008, telah berhenti beroperasi pada bulan Maret 2020.

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Menengah

Berbeda dengan kebanyakan aturan pembelian citra satelit resolusi sangat tinggi dan tinggi yang menerapkan aturan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order, serta perhitungan harga yang dihitung per km2, maka seluruh citra satelit yang termasuk resolusi menengah dihitung per scene.

Scene sendiri merupakan ukuran luasan dalam satu kali perekaman sebuah satelit. Sebagai contoh, satu scene Citra Satelit LANDSAT 8 mengcover area seluas 190 x 195 km, sedangkan satu scene Citra Satelit Sentinel2A mencakup area seluas 110 x 110 km.

Umumnya data original citra satelit resolusi menengah, pada level produk tertentu dapat diperoleh secara cumacuma, sehingga hanya dikenakan biaya pengolahannya saja.

Dan berikut ini aturan pembelian beberapa citra satelit resolusi menengah yang kami jual:

Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Menengah

Tabel 3. Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Menengah
(Klik untuk Melihat Tabel dalam Ukuran Sebenarnya)

Catatan:

1). Untuk data Citra Satelit ALOS AVNIR2 yang tersedia hanya data arsip dari dari akhir Januari 2006 hingga Maret 2011, berhubung Satelit ALOS yang mulai beroperasi pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan telah berhenti beroperasi per tanggal 12 Maret 2011;

2). Untuk data Citra Satelit LANDSAT 5 yang tersedia hanya data arsip dari Maret 1984 sampai Juni 2013, berhubung Satelit LANDAT 5 yang mulai mengangkasa pada tanggal 1 Maret 1984, telah berhenti beroperasi per tanggal 5 Juni 2013.

Manfaat Citra Satelit

Penggunaan citra satelit untuk berbagai sektor semakin masif dipakai di Indonesia dan seluruh dunia, ketika citra satelit resolusi sangat tinggi (resolusi spasialnya sama atau lebih tinggi dari 1 meter) dijual secara bebas untuk khalayak umum, dan tidak lagi terbatas untuk kepentingan militer serta pemerintahan.

Dengan tingkat resolusi spasial yang sangat tinggi, berbagai kenampakan objek pada citra satelit terlihat detail dan jelas, sehingga orang awam pun tidak terlalu kesulitan ketika melakukan interpretasi pada berbagai objek yang terdapat pada citra satelit.

Hadirnya citra satelit dengan resolusi spasial yang sangat tinggi disertai dengan jumlah band yang semakin banyak dengan pemanfaatan spektrum elektromagnetik yang semakin luas, membuat pemanfaatan citra satelit banyak digunakan dalam berbagai sektor, seperti:

  • Bidang Pertambangan dan Energi:

    • Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) serta perizinan lainnya;
    • Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
    • Perencanaan site plan area pertambangan;
    • Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
    • Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
    • Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
    • Inventarisasi potensi area pertambangan;
    • Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
    • Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
  • Bidang Pertanian dan Perkebunan:
    • Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
    • Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, serta kandungan air;
    • Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
    • Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
    • Perencanaan pola tanam perkebunan;
    • Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
  • Bidang Kehutanan:
    • Monitoring batasbatas fungsi kawasan hutan;
    • Identifikasi wilayah habitat satwa;
    • Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
    • Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
    • Pemetaan kawasan unitunit pengelolaan hutan;
    • Perencanaan lokasi reboisasi.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
    • Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
    • Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
    • Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
  • Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
    • Inventarisasi luas lahan HPH;
    • Menghitung potensi volume kayu;
    • Perencanaan dan pembuatan site plan;
    • Perencanaan jalur transportasi loging;
    • Mengidentifikasi batas kawasan;
    • Evaluasi laju produksi.
  • Secara berkala (time series) digunakan untuk:
    • Memantau laju kerusakan hutan (deforestation);
    • Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan;
    • Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN).
  • Bidang Arsitek dan Konstruksi:
    • Desain dan perencanaan tapak konstruksi;
    • Desain dan perencanaan landscape konstruksi;
    • Perbaikan proses desain;
    • Monitoring proses konstruksi.
  • Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah:
    • Pembuatan peta detail penggunaan lahan;
    • Perencanaan tata ruang, DED, dan landscape pembangunan;
    • Pemetaan kawasan rawan bencana alam;
    • Pemantauan dan penanggulangan bencana alam.
  • Bidang Entertainment dan Pelatihan:
    • Simulasi terbang pada pelatihan pilot;
    • Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.
  • Bidang Pertahanan dan Intelijen:

    • Mendukung operasi intelijen;
    • Operasi tempur;
    • Operasi teritorial;
    • Operasi militer selain perang.

Alur Pembelian Citra Satelit

Bagi Anda yang saat ini tengah membutuhkan data citra satelit dan atau disertai pengolahan dan mapping, maka berikut ini alurnya:

1). Jika Anda sudah mempunyai data area order dalam format Shapefile (.shp), Google Earth files (.kml atau .kmz),  CAD files (.dwg atau .dxf), atau dalam bentuk titiktitik koordinat dengan sistem proyeksi Geodetik/UTM dan datum WGS 84, Anda dapat langsung mengirimkannya ke alamat email berikut: mapvisionindonesia@gmail.com atau cs@mapvisionindo.com, atau dapat juga melalui nomor WhatsApp (WA): 0857 2016 4965 atau 0878 2292 5861.

Pastikan bentuk area order sudah sesuai persyaratan dan sudah memiliki luasan yang sama atau lebih dari minimal order. Jika ternyata area order tidak sesuai persyaratan dan Anda tidak dapat melakukan modifikasi terhadap area order, maka nanti kami akan membuatkan area order baru yang sesuai dengan persyaratan;

2). Jika Anda tidak mempunyai area order, Anda dapat berkonsultasi kepada kami terlebih dahulu untuk pembuatan area order melalui nomor WA: 0857 2016 4965 atau 0878 2292 5861, atau jika tidak mempunyai nomor WA, Anda dapat mengirim ke alamat email ke: mapvisionindonesia@gmail.com atau cs@mapvisionindo.com. Jika ingin respon yang cepat, Anda dapat menghubungi kami melalui nomor WA;

3). Jika data area order yang sudah sesuai persyaratan tersedia, maka kami akan melakukan pengecekan ketersediaan data citra satelit sesuai dengan spesifikasi yang Anda inginkan, mulai dari tingkat resolusi spasial, resolusi spektral, sudut perekaman, tingkat tutupan awan, dan range tanggal perekaman citra satelit.

4). Jika data citra satelit sesuai spesifikasi yang Anda inginkan tersedia, maka kami akan mengirimkan quotation order (proposal penawaran harga) pembelian dan atau disertai pengolahan serta mapping data citra satelit beserta quicklook/preview citra satelit yang mencakup area order, melalui email atau WA.

Jika data citra satelit sesuai spesifikasi yang Anda inginkan tidak tersedia, maka tersedia opsi data perekaman baru. Untuk opsi data perekaman baru, terdapat perjanjian berapa lama waktu maksimal satelit melakukan perekaman. Jika sampai batas waktu, satelit tidak dapat menghasilkan citra satelit yang sesuai dengan spesifikasi pihak customer, maka order dapat dibatalkan atau prosesnya dapat kembali diperpanjang;

5). Sesudah Anda menyetujui quotation order dan quicklook yang kami kirimkan, silahkan transfer DP minimal sebesar 70% dari total harga untuk pembelian yang disertai pengolahan dan atau mapping, sedangkan jika hanya membeli data originalnya saja, maka pembayaran harus 100% di muka;

Data citra satelit akan kami kirimkan ketika pelunasan telah dilakukan. Maksimal pelunasan dilakukan 3 hari setelah kami mengirimkan invoice kepada Anda;

Untuk pembayaran DP dan pelunasan dilakukan secara transfer atau dapat dilakukan secara Cash on Delivery (CoD) di kantor kami.

***

Sekian postingan terkait Jual Citra Satelit. Semoga Anda yang saat ini tengah mempertimbangkan untuk membeli data citra satelit, mendapatkan informasi yang cukup terkait citra satelit dan bagaimana persyaratan serta alur pembelian data citra satelit.

Semoga bermanfaat dan semoga dapat bekerja sama di kesempatan mendatang. Terima kasih.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: