Last Updated on December 12, 2020 by Map Vision Indonesia
Pada postingan kali ini, kami akan membahas dengan cukup lengkap terkait citra satelit resolusi tinggi, sangat tinggi, dan menengah.
Mari kita mulai.
BACA JUGA:
1). Bagaimana Cara Mendapatkan Citra Satelit?
2). Mengetahui Harga Citra Satelit Beserta Penjelasan Lain Seputar Pembelian Citra Satelit
3). Belajar Mengolah Citra Penginderaan Jauh
Pada saat sekarang ini, harga citra satelit ditentukan dari tingkat resolusi spasial, resolusi spektral, dan kebijakan masing-masing vendor.
Untuk memudahkan customer dalam melakukan pembelian citra satelit, maka kami (Map Vision Indonesia) melakukan kategorisasi citra satelit terutamanya berdasarkan tingkat resolusi spasialnya, yang dibagi menjadi 3 kategori yakni citra satelit resolusi sangat tinggi, citra satelit resolusi tinggi, dan citra satelit resolusi menengah.
Detail dari masing-masing kategori, aturan pembeliannya, serta cara mendapatkannya, dapat Anda simak pada pembahasan di bawah ini:
Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents:
Table of Contents
Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi
Pada beberapa literatur yang kami baca, citra satelit yang mempunyai resolusi spasial minimal 1 meter termasuk ke dalam citra satelit resolusi sangat tinggi (very high resolution satellite imagery).
Berdasarkan hal tersebut, maka Satelit Ikonos yang meluncur pada tanggal 24 September 1999, merupakan satelit pionir penghasil citra satelit resolusi sangat tinggi, karena merupakan satelit pertama yang mampu menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial mencapai 80 cm (0.8 m) dalam posisi nadir.
Setelah Ikonos, mulai banyak satelit observasi bumi lain yang menyusul dan menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial lebih tinggi lagi, hingga saat ini Satelit WorldView-3 merupakan satelit observasi bumi penghasil citra dengan tingkat resolusi spasial tertinggi yang mencapai 31 cm (0.31 m) pada keadaan nadir.
Dan berikut ini, informasi singkat mengenai beberapa data citra satelit resolusi sangat tinggi yang kami jual:
1). Ikonos
Ikonos merupakan satelit pionir penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi. Satelit ini mampu menghasilkan citra dalam dua moda yakni pankromatik dengan resolusi spasial mencapai 0.80 meter (80 cm) pada keadaan nadir, dan moda multispektral yang terdiri dari 4 band VNIR (Visible and Near Infra Red) dengan resolusi spasial mencapai 3.2 meter pada keadaan nadir.
Satelit yang mulai meluncur ke angkasa pada tanggal 24 September 1999, berhenti beroperasi setelah hampir 2 windu lamanya bertugas, tepatnya per tanggal 31 Mei 2015. Oleh karenanya, data Citra Satelit Ikonos yang tersedia hanya data arsip dari akhir September 1999 sampai dengan akhir Desember 2014, yang dijual pada resolusi spasial kelas 1 meter.
Postingan Lebih Lengkap Mengenai Ikonos, Dapat Anda Lihat Pada Link Berikut: Ikonos
2). QuickBird
Setelah keberhasilan Ikonos mengangkasa, Satelit QuickBird menyusul beroperasi sebagai satelit penghasil citra dengan resolusi spasial tinggi lainnya, setelah berhasil meluncur pada tanggal 18 Oktober 2001.
Satelit QuickBird mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial lebih tinggi dibandingkan Ikonos, yakni 0.61 meter (61 cm) pada moda pankromatik dan 2.4 meter (240 cm) pada moda multispektral. Untuk resolusi spektral, Citra Satelit QuickBird mempunyai jumlah band yang sama dengan Ikonos, yaitu 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).
Setelah 13 tahun “bertugas”, Satelit QuickBird berhenti beroperasi per tanggal 27 Januari 2015. Oleh karenanya, Citra Satelit QuickBird hanya tersedia data arsip dari akhir Oktober 2001 sampai dengan Januari 2015.
Postingan Lebih Lengkap Mengenai QuickBird, Dapat Anda Lihat Pada Link Berikut: QuickBird
3). WorldView–2
Beroperasinya Satelit WorldView-2 pada tahun 2009, membuat satelit observasi bumi penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi beranjak ke tingkat selanjutnya.
Satelit WorldView-2 selain mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 0.46 meter (46 cm) pada posisi nadir, juga terdiri dari 8 band – lebih banyak dibandingkan umumnya satelit penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi lain yang terdiri dari 4 band VNIR.
8 band Citra Satelit WorldView-2 terdiri dari 3 band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (band merah, hijau, dan biru), band inframerah dekat (near infrared), band inframerah dekat 2, band kuning, band tepi merah, dan band pesisir. Keberadaan jumlah band yang lebih banyak, membuat pemanfaatan Citra Satelit WorldView-2 lebih luas lagi.
Postingan Lebih Lengkap Mengenai WorldView-2, Dapat Anda Lihat Pada Link Berikut: WorldView–2
4). WorldView–3
Berselang 5 tahun setelah peluncuran Satelit WorldView-2, perusahaan Maxar Technologies selaku perusahaan yang bergerak di bidang teknologi antariksa dan pemilik satelit-satelit penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi, meluncurkan satelit terbaru yang membawa level berikutnya dari teknologi satelit observasi bumi.
Satelit WorldView-3 mampu menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial mencapai 0.31 meter (31 cm) pada posisi nadir, dan terdiri dari 8 band multispektral yang sama dengan yang terdapat pada Citra Satelit WorldView-2, dan ditambah 8 band Short Wave Infra Red (SWIR), serta 12 band Clouds, Aerosols, Vapors, Ice, and Snow (CAVIS). Boleh dibilang, Satelit WorldView-3 merupakan satelit observasi bumi paling canggih saat ini untuk kepentingan komersial.
5). WorldView–4
Satelit WorldView-4 merupakan satelit paling akhir yang diluncurkan oleh perusahaan Maxar Technologies, namun sayangnya “umurnya” tidaklah panjang.
Diluncurkan pada tanggal 11 November 2016, Satelit WorldView-4 harus “pensiun dini” karena kerusakan yang terjadi pada bagian Control Moment Gyros (CMGs) di akhir tahun 2018. Satelit yang diperkirakan menghabiskan dana pembuatan sekitar 650 juta USD akhirnya harus berhenti beroperasi dan saat ini menjadi salah satu “sampah” ruang angkasa termahal.
Satelit WorldView-4 sendiri walaupun merupakan satelit yang paling gres beroperasi, akan tetapi spesifikasinya masih di bawah Satelit WorldView-3. Hali ini terkait dengan sejarah pembuatan WorldView-4 itu sendiri.
Nama awal Satelit WorldView-4 ialah GeoEye-2, berhubung satelit ini mulanya merupakan satelit milik perusahaan GeoEye, Inc, yang dipersiapkan sebagai kompetitor bagi Satelit WorldView-3 kepunyaan perusahaan DigitalGlobe kala itu. Namun sebelum Satelit GeoEye-2 selesai dibuat, ternyata perusahaan GeoEye, Inc. dan DigitalGlobe melakukan merger, dimana nama perusahaan hasil merger tetap menggunakan nama DigitalGlobe. Untuk kepentingan branding perusahaan, maka Satelit GeoEye-2 peluncurannya diundur dari rencana awal, dan akan mengangkasa setelah Satelit WorldView-3, serta namanya diubah menjadi Satelit WorldView-4. Berjalannya waktu, perusahaan DigitalGlobe diakuisisi oleh perusahaan MacDonald Dettwiler and Associates (MDA) asal Kanada, dan merubah nama perusahaan dari DigitalGlobe menjadi Maxar Technologies.
Satelit WorldView-4 sebenarnya mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial yang sama dengan yang dihasilkan Satelit WorldView-3 yakni 31 cm (0.31 m) pada keadaan nadir, namun tingkat resolusi spektralnya kalah jauh dari Satelit WorldView-3, karena hanya memiliki 4 band pada spektrum cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).
Oleh karenanya, mengapa spesifikasi Satelit WorldView-4 lebih rendah dibandingkan Satelit WorldView-3, karena dari awal pembuatan memang dilakukan oleh perusahaan yang berbeda.
6). WorldView Legion
Berhenti beroperasinya Satelit WorldView-4, QuickBird, dan Ikonos, serta satelit lain yang telah mendekati waktu “pensiun” seperti Satelit WorldView-1, WorldView-2, dan GeoEye-1, ditambah persaingan dengan kompetitor lain terutama perusahaan Airbus Defence & Space, membuat perusahaan Maxar Technologies akan meluncurkan 6 satelit sekaligus yang membentuk sebuah konstelasi pada tahun 2021 mendatang.
Satelit WorldView Legion akan menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 30 cm (0.3 m) pada keadaan nadir, namun belum diketahui tingkat resolusi spektral dari satelit ini. Keberadaan 6 Satelit WorldView Legion, nantinya akan merekam luasan permukaan bumi hingga 5 juta km2 per hari.
7). High Definition (HD) 15 cm
High Definition (HD) 15 cm merupakan produk citra satelit terbaru dari perusahaan Maxar Technologies.
Sesuai dengan namanya, HD 15 cm mempunyai resolusi spasial 15 cm (0.15 m), namun citra satelit ini tidak diperoleh dari satelit terbaru dari Maxar Technologies yang mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial 15 cm, tetapi hasil penggunaan teknologi HD yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan Maxar yang bersumber dari citra satelit resolusi spasial kelas 30 cm. Oleh karena itu, sumber data citra satelit penghasil HD 15 cm yakni Citra Satelit WorldView-3, WorldView-4 (data arsip dari pertengahan November 2016 sampai dengan akhir tahun 2018), serta kelak dari Satelit WorldView Legion jika sudah beroperasi.
Postingan Lebih Lengkap Mengenai HD 15 cm, Dapat Anda Lihat Pada Link Berikut: HD 15 cm
8). Pleiades–1A dan Pleiades–1B
Pleiades-1A dan Pleiades-1B merupakan satelit “kembar” milik perusahaan asal Prancis, Airbus Defence & Space. Disebut kembar karena satelit memiliki spesifikasi yang sama, yang menghasilkan citra satelit dengan tingkat resolusi spasial dan spektral yang juga sama.
Satelit Pleiades-1A bertindak sebagai “kakak” karena mengorbit terlebih dahulu yakni per tanggal 16 Desember 2011, dan selanjutnya disusul oleh sang “adik” yaitu Satelit Pleiades-1B pada tanggal 2 Desember 2012.
Satelit Pleiades-1A dan 1B menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) dan resolusi spektral 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).
Saat ini, Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B merupakan pesaing terberat dari citra satelit resolusi sangat tinggi yang berasal dari satelit-satelit kepunyaan perusahaan Maxar Technologies. Dengan keunggulan berupa harga yang lebih rendah, pemberian tambahan area pada data original yang diorder, pemberian data citra satelit tambahan bagi data citra satelit utama yang memiliki tingkat tutupan awan yang tinggi, serta kecepatan data tersedia (bisa hitungan jam dan paling lambatnya sekitar 2-3 hari setelah pemesanan dilakukan), membuat penggunaan Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B semakin populer di Indonesia dan dunia.
Walaupun begitu, sebenarnya tingkat resolusi spasial asli dari Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B yakni antara 60 – 70 cm (tergantung sudut perekaman), yang untuk kepentingan penjualan dilakukan resampling menggunakan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan Airbus Defence & Space, menjadi resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m). Oleh karenya, jika membandingkan kualitasnya dengan citra satelit multispektral yang mempunyai resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) dari perusahaan Maxar Technologies, seperti GeoEye-1 dan WorldView-2, maka kualitas Pleiades-1A dan 1B, agak sedikit di bawah kedua citra satelit tersebut, karena Citra Satelit GeoEye-1 dan WorldView-2, mempunyai resolusi spasial asli berkisar antara 46 sampai dengan di atas 50 cm (tergantung sudut perekaman).
9). Pleiades Neo
Perusahaan Airbus Defence & Space berambisi besar untuk menjadi pemimpin pasar penyedia data citra satelit resolusi tinggi, dengan menumbangkan kompetitor terdekatnya yakni Maxar Technologies, dengan rencana peluncuran 4 Satelit Pleiades Neo.
Satelit Pleiades Neo dijadwalkan mulai mengangkasa dalam dua kloter yaitu pada tahun 2021 dan 2022 mendatang, dengan 2 satelit pertama akan meluncur pada awal tahun 2021, dan 2 satelit sisanya pada tahun 2022.
Satelit Pleaides Neo nantinya akan menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 30 cm (0.3 m) dalam keadaan nadir, dan mampu merekam luasan permukaan bumi hingga 2 juta kilometer persegi per harinya.
Kehadiran Satelit Pleiades Neo nantinya membuat satelit ini tergabung bersama dengan Satelit WorldView-3 sebagai satelit penghasil citra dengan resolusi spasial tertinggi untuk kepentingan komersial.
10). SPOT–6 dan SPOT–7
Sama halnya dengan Satelit Pleaides-1A dan 1B, Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 merupakan satelit “kembar” yang dimiliki oleh perusahaan Airbus Defence & Space.
Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 merupakan bagian dari Program Satelit SPOT yang sudah sangat kesohor. Dan yang menariknya dari satelit ini adalah penyematan band biru, yang tidak terdapat pada satelit-satelit SPOT generasi sebelumnya, yang membuat kita dapat melakukan komposit band untuk mendapatkan citra satelit dengan tampilan warna natural.
Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 150 cm (1.5 m), dengan resolusi spektral terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).
Kebijakan perusahaan Airbus Defence & Space dengan meluncurkan Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 pada tingkat resolusi spasial 150 cm (1.5 m) boleh dibilang sukses besar, karena saat ini juga penggunaan Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 sudah populer sebagai alternatif dari penggunaan citra satelit yang mempunyai resolusi spasial lebih tinggi, karena harganya yang jauh lebih terjangkau dan tingkat ketersediaan datanya di seluruh wilayah Indonesia yang sangat tinggi (dalam artian hampir selalu update dan tersedia untuk seluruh wilayah Indonesia).
Sebenarnya kalau berdasarkan literatur yang telah kami singgung pada pembahasan awal, maka seharusnya Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 tidaklah termasuk ke dalam citra satelit resolusi sangat tinggi, karena resolusi spasialnya lebih rendah dari 1 meter. Namun berhubung tidak banyaknya data citra satelit yang kami jual dari resolusi spasial lebih dari 1 meter hingga 2.5 meter, serta semakin populernya Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 sebagai alternatif penggunaan citra satelit resolusi spasial sangat tinggi, maka kami memasukkan Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 ke dalam daftar ini.
Citra satelit dengan resolusi spasial sangat tinggi lainnya yang kami jual yakni WorldView-1, GeoEye-1, KOMPSAT-3A, KOMPSAT-3, KOMPSAT-2, dan SkySat.
Selain citra satelit di atas, sebenarnya terdapat banyak sekali satelit penghasil citra satelit resolusi sangat tinggi lainnya. Namun berbicara kualitas dan tingkat ketersediaan datanya, maka citra satelit yang dihasilkan oleh satelit-satelit observasi bumi dari perusahaan Maxar Technologies dan Airbus Defence & Space merupakan yang terbaik saat ini. Oleh karenanya, kami dari Map Vision Indonesia menjadikan citra satelit dari kedua vendor sebagai citra satelit utama yang kami tawarkan kepada Anda yang membutuhkan data citra satelit resolusi spasial sangat tinggi.
Postingan Lebih Lengkap Mengenai SPOT-6 dan SPOT-7, Dapat Anda Lihat Pada Link Berikut: SPOT-6 dan SPOT-7
Citra Satelit Resolusi Tinggi
Beralih ke citra satelit yang menjadi judul postingan ini yakni citra satelit resolusi tinggi. Kami memasukkan citra satelit dengan resolusi spasial dari 2.5 meter hingga 6 meter yang termasuk dalam kategori citra satelit resolusi tinggi.
Dan berikut bahasan beberapa citra satelit resolusi tinggi yang kami jual:
1). ALOS PRISM dan ALOS FUSI
Advanced Land Observing Satellite Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (ALOS PRISM) merupakan citra satelit pankromatik (1 band) berwarna hitam putih dengan resolusi spasial 2.5 meter, yang dihasilkan oleh Satelit ALOS.
Satelit ALOS sendiri menghasilkan citra satelit dalam dua moda yakni moda pankromatik dengan resolusi spasial 2.5 meter yang diberi nama ALOS PRISM, dan moda multispektral yang terdiri dari 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared) dengan resolusi spasial 10 meter yang diberi nama ALOS Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2 (AVNIR-2).
Dengan tersedianya dua moda yang berbeda resolusi spasial tersebut, maka dapat dilakukan proses pengolahan Pansharpening atau Fusi, untuk memperoleh data citra satelit dengan resolusi spasial 2.5 meter yang terdiri dari 4 band VNIR. Data citra satelit hasil pengolahan Pansharpenign atau Fusi tersebut kami namakan dengan ALOS FUSI.
Pembelian dan atau yang disertai pengolahan serta mapping untuk data Citra Satelit ALOS PRISM dan FUSI dihitung per scene, dimana untuk 1 scene mencakup area seluas 70 km x 35 km.
Untuk data Citra Satelit ALOS PRISM dan FUSI, hanya tersedia data arsip saja, berhubung Satelit ALOS yang meluncur pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan akhirnya berhenti beroperasi per tanggal 12 Mei 2011.
2). PlanetScope
PlanetScope merupakan satelit yang dimiliki perusahaan asal Amerika Serikat, Planet Labs, yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 3 meter, dengan jumlah 5 band (merah, biru, hijau, inframerah dekat, tepi merah).
Hal menarik dari satelit yang mempunyai nama lain Dove ini, ukurannya yang sangat kecil yakni 10 cm x 10 cm x 30 cm, dengan berat 5 kg.
Saat ini lebih dari 100 Satelit Planet Scope berada di luar angkasa membentuk sebuah konstelasi yang dapat merekam permukaam bumi dengan luasan antara 200 hingga 340 juta km2 per harinya (data sampai Agustus 2019).
3). RapidEye
Sama halnya dengan Satelit PlanetScope, Satelit RapidEye juga dimiliki oleh perusahaan Planet Labs, setelah dibeli pada tahun 2015 dari BlackBridge selaku perusahaan pemilik Satelit RapidEye sebelumnya.
RapidEye sendiri merupakan sebuah konstelasi karena terdiri dari 5 satelit identik yang beroperasi pada ketinggian 930 km di atas permukaan bumi, yang mampu merekam tampilan permukaan bumi hingga seluas 4 juta km2 per hari.
Satelit RapidEye menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 5 meter, yang terdiri dari 5 band yaitu merah (red), biru (blue), hijau (green), tepi merah (red edge), dan inframerah dekat (near infrared).
Citra Satelit RapidEye hanya tersedia data arsipnya saja, berhubung satelit yang mulai mengangkasa pada 29 Agustus 2008, telah berhenti beroperasi per April 2020.
4). SPOT–6 dan SPOT–7
Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 yang ini sama dengan yang telah dibahas pada bagian citra satelit resolusi sangat tinggi, namun bedanya untuk citra satelit yang ini hanya dijual citra satelit moda multispektralnya saja.
Penjelasan lengkapnya seperti berikut. Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 menghasilkan citra dalam dua moda yakni pankromatik dengan resolusi spasial kelas 1.5 meter yang terdiri dari 1 band, dan moda multispektral dengan resolusi spasial kelas 6 meter yang terdiri dari 4 band VNIR (Visible and Near Infra Red).
Pihak perusahaan Airbus Defence & Space memberikan opsi pembelian secara bundle (moda pankromatik + multispektral) sehingga selanjutnya dapat dilakukan proses pansharpening atau fusi, kemudian terdapat opsi pembelian hanya moda pankromatiknya saja atau moda multispektralnya saja.
Oleh karena itu, tersedia juga data Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 yang kami jual hanya moda multispektralnya saja, yang mempunyai resolusi spasial kelas 6 meter, dan terdiri dari 4 band VNIR.
Sebenarnya pada kategori ini, dahulu tersedia data Citra Satelit SPOT-5 dengan resolusi spasial 2.5 meter, namun per tanggal 1 Agustus 2020, pihak Airbus Defence & Space memutuskan untuk tidak menjual data Citra Satelit SPOT-1 hingga SPOT-5, sehingga kami pun mengeluarkan Citra Satelit SPOT-5 dengan resolusi spasial 2.5 meter ini dari daftar.
Citra Satelit Resolusi Menengah
Citra satelit yang termasuk dalam kategori ini yaitu citra satelit yang mempunyai resolusi spasial dari 10 meter hingga 30 meter.
Dan berikut ini daftar citra satelit resolusi menengah yang kami jual:
1). ALOS AVNIR–2
Sama halnya dengan opsi pembelian Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7, untuk pembelian Citra Satelit ALOS juga tersedia opsi pembelian citra satelit hanya pada moda multispektralnya saja.
Seperti yang telah dibahas pada bagian ALOS PRISM dan ALOS FUSI, Satelit ALOS menghasilkan citra dalam dua moda yakni ALOS PRISM yang memiliki 1 band dengan resolusi spasial 2.5 meter, serta ALOS AVNIR-2 dengan resolusi spasial 10 meter yang terdiri dari 4 band VNIR. Pihak JAXA selaku pemilik Satelit ALOS, memberikan opsi pembelian bundle (moda multispektral + pankromatik), serta opsi pembelian hanya moda pankromatiknya atau multispektralnya saja.
Pembelian dan atau yang disertai pengolahan serta mapping untuk data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 dihitung per scene, dimana untuk 1 scene mencakup area seluas 70 km x 70 km.
Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 juga hanya tersedia data arsip sama halnya dengan data Citra Satelit ALOS PRISM dan FUSI, berhubung Satelit ALOS hanya beroperasi dari Januari 2006 hingga Mei 2011.
2). Sentinel–2A dan Sentinel–2B
Satelit Sentinel-2A dan Sentinel-2B merupakan salah satu bagian dari projek bernama Program Copernicus yang dilakukan badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA).
Satelit Sentinel-2A yang diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2015, dan disusul Satelit Sentinel-2B pada tanggal 7 Maret 2017, menghasilkan citra dengan resolusi spasial tertingginya yakni 10 meter (untuk band yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak dan inframerah dekat), dengan jumlah 13 band.
Pada level produk tertentu, Citra Satelit Sentinel-2A & Sentinel-2B dapat diperoleh secara gratis. Oleh karena itu, Map Vision hanya mengenakan biaya pengolahannya saja untuk pemesanan data Citra Satelit Sentinel-2A dan Sentinel-2B.
Perhitungan biaya pengolahan dihitung per scene, dimana satu scene Citra Satelit Sentinel-2A dan Sentinel-2B meng-cover area seluas 110 km x 110 km.
3). LANDSAT 7
Bagi mereka yang berkecimpung di dunia pemetaan pada umumnya, pastinya sangat mengenal Satelit LANDSAT.
Namun bagi Anda yang belum tahu, Program LANDSAT merupakan projek terkait satelit observasi bumi paling terkenal dan legendaris di muka bumi ini. Diawali Satelit LANDSAT 1 yang meluncur pada tahun 1965, saat ini sudah 8 satelit dari Program LANDSAT yang telah dan tengah beroperasi di luar angkasa, dan kalau tidak ada aral melintang satelit generasi terbaru yakni Satelit LANDSAT 9 akan mengangkasa pada tahun 2021 mendatang.
Salah satu dari 8 satelit Program LANDSAT yang masih beroperasi yaitu Satelit LANDSAT 7. Satelit ini mulai diluncurkan pada tanggal 15 April 1999, menggunakan roket pengangkut Delta II 7920, di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg, California, Amerika Serikat.
Satelit LANDSAT 7 dapat menghasilkan citra dengan resolusi spasial tertingginya yakni 15 meter (band pankromatik), yang terdiri dari 8 band.
Sayangnya, pada tanggal 31 Mei 2003, Satelit LANDSAT 7 mengalami kerusakan pada bagian Scan Line Corrector (SLC) yang mengakibatkan tidak seluruh area perekaman berhasil direkam, sehingga pada satu scene Citra Satelit LANDSAT 7 terdapat area berwarna hitam yang merupakan area yang tidak berhasil direkam (biasa disebut stripping).
Sejak kerusakan tersebut, terdapat informasi tambahan pada data Citra Satelit LANDSAT 7 yakni Citra Satelit LANDSAT 7 SLC OFF yang menunjukkan citra satelit sejak kerusakan SLC, dan Citra Satelit LANDSAT 7 SLC ON yang menunjukkan citra satelit sebelum kerusakan SLC terjadi (Citra Satelit LANDSAT 7 dari 15 April 1999 sampai dengan sebelum 31 Mei 2003).
Terdapat beberapa cara pengolahan untuk mengakali Citra Satelit SLC OFF, salah satunya dengan teknik pengolahan yang diberi nama Fill Gap. Sesuai namanya, teknik ini mengisi bagian area berwarna hitam pada Citra Satelit LANDSAT 7 SLC OFF menggunakan Citra Satelit LANDSAT 7 SLC ON, atau dapat juga menggunakan citra satelit lain, misalnya Citra Satelit LANDSAT 8 atau LANDSAT 5. Konsep pengolahan ini, tidak jauh berbeda dengan pengolahan cloud remove data citra satelit.
Sama halnya dengan Citra Satelit Sentinel-2A dan 2B, Citra Satelit LANDSAT 7 pada level tertentu dapat kita peroleh secara cuma-Cuma, sehingga Map Vision hanya mengenakan biaya pengolahan untuk pemesanan Citra Satelit LANDSAT 7.
Perhitungan biaya pengolahan dihitung per scene, dimana satu scene Citra Satelit LANDSAT 7 mencakup area seluas 185 km x 185 km.
4). LANDSAT 8
Satelit LANDSAT 8 merupakan satelit paling akhir dari Program Satelit LANDSAT. Satelit ini mulai diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2013.
Satelit LANDSAT 8 menghasilkan citra yang terdiri dari 11 band yang berasal dari 2 sensor yang tersemat yakni sensor Operational Land Manager (OLI) dan Thermal InfraRed Sensors (TIRS), dengan resolusi spasial tertinggi yang dihasilkan yaitu 15 meter (band pankromatik pada sensor OLI).
Pada level tertentu, pihak USGS menggratiskan seluruh Citra Satelit LANDSAT dari LANDSAT 1 hingga LANDSAT 8. Oleh karenanya, bagi Anda yang ingin memesan Citra Satelit LANDSAT 8 dan juga citra satelit dari Program LANDSAT lainnya, Map Vision hanya mengenakan biaya pengolahannya saja.
Perhitungan biaya pengolahan dihitung per scene, dimana satu scene Citra Satelit LANDSAT 8 mencakup area seluas 190 km x 195 km.
5). ASTER
Citra Satelit Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) merupakan citra yang dihasilkan oleh Satelit Terra melalui penggunaan sensor ASTER.
Citra Satelit ASTER mempunyai resolusi spasial tertinggi yakni 15 meter untuk band–band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan juga inframerah dekat (near infrared), dengan jumlah total band yang dimiliki ialah 14 band.
Pada Citra Satelit ASTER sendiri tidak tersedia band biru – sama halnya pada Citra Satelit SPOT 1-4, yang menyebabkan kita tidak dapat melakukan komposit band untuk mendapatkan tampilan warna natural. Selain itu, band–band yang termasuk dalam spektrum Short Wave Infra Red (SWIR) atau gelombang inframerah pendek, sudah tidak dapat digunakan, berhubung terjadi kerusakan sensor pada bagian spektrum tersebut.
Sama halnya dengan citra satelit lain yang termasuk dalam kategori citra satelit menengah, pembelian Citra Satelit ASTER juga dihitung per scene, dimana satu scene-nya meng-cover area seluas 70 km x 60 km.
Sebenarnya dulu pada list terdapat Citra Satelit SPOT-5 dengan resolusi spasial kelas 10 meter, serta Citra Satelit SPOT-4 dengan resolusi spasial kelas 20 meter, namun seperti diinformasikan juga sebelumnya, bahwa perusahaan Airbus Defence & Space telah berhenti menjual Citra Satelit SPOT-1 hingga SPOT-5 per tanggal 1 Agustus 2020. Oleh karenanya, kedua data citra satelit dari Program SPOT tersebut kami hilangkan dari daftar.
Aturan Pembelian Citra Satelit
Sekilas pada tulisan di atas, telah kami informasikan bahwa untuk citra satelit resolusi sangat tinggi dan tinggi, sebagian besar perhitungan pembeliannya dihitung per km2, sedangkan untuk citra satelit resolusi menengah seluruhnya dihitung per scene.
Hal lainnya dalam pembelian citra satelit adalah terdapatnya aturan dalam pembelian citra satelit yang berbeda antara satu vendor dengan vendor yang lain, yang meliputi luasan minimal order, jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order, serta beberapa aturan lainnya.
Sebelum lanjut ke pembahasan terkait aturan pembelian citra satelit untuk masing-masing kategori, maka kami bahas terlebih dahulu pengertian vertex dalam area order, untuk memahami aturan area order dari pihak vendor.
Pengertian Vertex
Vertex adalah titik pertemuan dua garis atau lebih. Berhubung area order pembelian data citra satelit harus berbentuk sebuah area tertutup (poligon), tanpa terdapat garis di dalamnya, maka vertex pada area order dapat dipahami juga sebagai titik-titik penyusun area order.
Untuk lebih memahami vertex, maka berikut kami sajikan contoh kasusnya:
Area order di atas berbentuk sebuah persegi yang terdiri dari 4 vertex yakni yang berada di bagian ujung kanan atas, ujung kiri atas, ujung kanan bawah, dan ujung kiri bawah. Misalkan area order tersebut merupakan area order untuk pembelian data arsip original Citra Satelit WorldView-2 dari vendor Maxar Techologies.
Pihak Maxar Technologies memberikan persyaratan area order untuk data arsip (archive) dan update (fresh archive) yaitu luasan area order minimal 25 km2, dengan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal sejauh 2 km. Oleh karenanya, diperlukan pengecekan luasan dan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order tersebut.
Pengecekan dapat kita mulai dari perhitungan jarak antar vertex arah horizontal, dapat dari perhitungan jarak vertex ujung kiri atas dengan ujung kanan atas atau dari ujung kiri bawah dengan ujung kanan bawah.
Misalkan, kami hitung jarak antar vertex bagian ujung kiri atas dengan ujung kanan atas area order. Dari hasil perhitungan menggunakan tool pengukur yang terdapat pada sebuah software geospasial, diketahui hasilnya yakni 5.171 km. Dari hasil tersebut, jarak antar vertex bagian tersebut sudah memenuhi syarat, dan berhubung area order bentuknya persegi, maka jarak antar vertex dari ujung kiri bawah dengan kanan bawah, jaraknya akan bernilai sama juga.
Selanjutnya perhitungan dilakukan pada bagian vertikal, seperti ditunjukkan gambar di bawah ini:
Untuk perhitungan jarak antar vertex bagian vertikal, kita dapat menghitung jarak antar vertex bagian ujung kiri atas dengan ujung kiri bawah atau ujung kanan atas dengan kanan bawah.
Setelah dilakukan perhitungan jarak antar vertex bagian vertikal tersebut, diketahui bahwa jaraknya ialah 5.067 km, dan hal tersebut juga telah memenuhi syarat
Selanjutnya adalah memastikan luasan area order juga memenuhi syarat. Berhubung bentuk area order yaitu persegi, maka perhitungan luasan area order tersebut dapat dilakukan dengan rumus:
L = p x l
Dengan:
L = Luasan Area Order
p = Panjang Area Order
l = Lebar Area Order
Dengan perumusan di atas, maka luasan area order tersebut adalah:
L = 5.171 km x 5.067 km = 26.201 km2
Melalui hasil perhitungan di atas , diketahui bahwa luasan area order ialah 26.201 km2, dan telah melebih luasan minimal order pembelian data arsip original Citra Satelit WorldView-2.
Perhitungan luasan area order juga dapat dilakukan menggunakan software–software geospasial, terutama jika bentuk area order tidaklah beraturan.
Dari hasil perhitungan luasan area order menggunakan salah satu software geospasial, didapatkan hasil sebagai berikut:
Terlihat dari gambar di atas, luasan area order ialah 26.375 sq km (km2) yang ditunjukkan pada bagian ENCLOSED_AREA (area berwarna biru pada gambar).
Dari hasil perbandingan perhitungan antara manual dengan software tersebut, terdapat sedikit perbedaan terkait luasan area order, namun hal tersebut tidak terlalu masalah, berhubung perhitungan pembelian data arsip original citra satelit dari semua vendor menggunakan bilangan integer dalam artian tidak dihitung angka di belakang koma-nya, namun biasanya dilakukan pembulatan ke bawah jika angka di belakang koma di bawah 500 meter dan pembulatan ke atas jika angka di belakang koma di atas 500 meter. Sebagai contoh, jika luasan area order ialah 25.345 km2, maka luasannya dihitung menjadi 25 km2, sedangkan jika luasannya misal 25.785 km2, maka luasannya dihitung menjadi 26 km2.
Contoh area order di atas merupakan contoh untuk area order dengan bentuk yang sederhana, lalu bagaimana kalau bentuk area ordernya tidak beraturan?. Untuk hal tersebut, kita dapat melihat area order berikut ini:
Misalnya area order di atas merupakan area order untuk pembelian data arsip original Citra Satelit GeoEye-1. Sama halnya dengan aturan pembelian data arsip original Citra Satelit WorldView-2, untuk pembelian Citra Satelit GeoEye-1 yang juga berasal dari perusahaan Maxar Technologies, harus mempunyai luasan area order minimal 25 km2, dengan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal sejauh 2 km.
Dari gambar di atas, terlihat pada area order terdapat sebuah vertex yang mempunyai lebar kurang dari 2 km (tepatnya 1.589 km). Oleh karena itu, area order tersebut harus dimodifikasi supaya areanya memenuhi persyaratan.
Dengan sedikit modifikasi, berupa penarikan vertex tersebut ke arah bawah, terlihat lebar yang awalnya 1.589 km menjadi 2.23 km, dan hal tersebut sudah memenuhi syarat.
Jangan lupa lakukan pengecekan juga terhadap jarak antar vertex serta lebar ke segala arah vertex lainnya, karena dengan penarikan vertex tersebut ke arah bawah, pastinya terdapat perubahan jarak dan lebar ke segala arah untuk vertex tersebut maupun vertex yang lain.
Setelah dilakukan pengecekan, terlihat pada gambar, semua jarak antar vertex dan lebar ke segala arah sudah memenuhi persyaratan, walaupun ternyata sesudah dilakukan pengecekan luasan, terdapat penambahan luasan area order dari 29 km2 menjadi 32 km2.
Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi
Setelah kita memahami apa itu vertex, berikutnya kita akan membahas aturan pembelian citra satelit resolusi sangat tinggi.
Saat ini, seluruh vendor penyedia citra satelit resolusi sangat tinggi menerapkan perhitungan pembelian data arsip original citra satelit dihitung per km2. Luasan minimal order pembelian data arsip original hampir semuanya mensyaratkan seluas 25 km2 (kecuali Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7), sedangkan untuk pembelian data perekaman baru nyaris semuanya mensyaratkan minimal order seluas 100 km2 (kecuali Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7). Hal yang membedakan hanyalah persyaratan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah dari area order, seperti misalnya untuk pembelian data arsip original citra satelit dari vendor Maxar Technologies, mensyaratkan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal sejauh 2 km, sedangkan untuk Citra Satelit KOMPSAT-3A, KOMPSAT-3, dan KOMPSAT-2, dari vendor SI Imaging Services memberi persyaratan jarak antar vertex dan lebar ke segala arah minimal sejauh 5 km.
Dan berikut aturan pembelian beberapa data original citra satelit resolusi sangat tinggi yang kami jual:
Catatan:
1). Perusahaan Maxar Technologies membedakan tipe data arsip untuk satelitnya yang masih beroperasi (Satelit WorldView-1, WorldView-2, WorldView-3, dan GeoEye-1) berdasarkan tanggal perekamannya. Untuk citra satelit yang mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hari ini termasuk dalam tipe data fresh archive (update), sedangkan jika lebih dari 90 hari dari hari ini termasuk dalam tipe data archive (arsip). Terdapat perbedaan harga antara data arsip dan data update, dimana data update mempunyai harga lebih tinggi dibandingkan data arsip;
Sebagai contoh kasus untuk mengetahui perbedaan antara data arsip dan data update, dapat Anda simak pada ilustrasi berikut:
Jika misalnya hari ini tanggal 30 November 2020, maka data Citra Satelit GeoEye-1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 18 Oktober 2020 termasuk dalam tipe data update, karena mempunyai tanggal perekaman kurang dari 90 hari dari hai ini, tepatnya yakni 44 hari. Sedangkan data Citra Satelit GeoEye-1 dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0.5 m) yang mempunyai tanggal perekaman 8 Juni 2020 termasuk ke dalam tipe data arsip, karena mempunyai tanggal perekaman lebih dari 90 hari dari hari ini, tepatnya 176 hari;
2). Untuk data citra satelit resolusi sangat tinggi, rata-rata terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), seperti Citra Satelit Pleiades-1A, Pleiades-1B, SPOT-6, SPOT-7, QuickBird, WorldView-4, Ikonos, GeoEye-1, KOMPSAT-3, dan KOMPSAT-2;
Sedangkan untuk data Citra Satelit WorldView-1 terdiri dari 1 band (pankromatik), WorldView-2 berjumlah total 8 band (4 band VNIR + 4 band tambahan), WorldView-3 dengan 8 band multispektral (4 band VNIR + 4 band tambahan), 8 band SWIR, dan 12 band CAVIS, serta KOMPSAT-3A dengan 5 band (VNIR + gelombang inframerah menengah);
Data citra satelit standar yang dijual vendor biasanya dalam format 3 band (visible) dan 4 band (VNIR). Jika membeli data citra satelit dalam jumlah band yang lengkap misalnya 8 band seperti Citra Satelit WorldView-2 atau WorldView-3, harganya lebih tinggi dibandingkan data yang terdiri dari 3 atau 4 band;
Untuk Citra Satelit WorldView-3 juga dapat dibeli hanya pada band SWIR-nya saja, dengan tingkat resolusi spasial 3.71 meter, dan pada band CAVIS dengan tingkat resolusi spasial 30 meter;
3). Terdapat perbedaan harga antara data arsip, update (untuk citra satelit yang dihasilkan dari satelit yang masih beroperasi yang dimiliki vendor Maxar Technologies), perekaman baru, perbedaan tingkat resolusi spasial, dan resolusi spektral.
Untuk harga data perekaman baru, pada beberapa kondisi terdapat tambahan biaya.
4). Untuk data Citra Satelit WorldView-4 yang tersedia hanya data arsip dari akhir November 2016 hingga akhir 2018, berhubung Satelit WorldView-4 yang meluncur pada tanggal 11 November 2016, telah berhenti beroperasi karena mengalami kerusakan pada akhir tahun 2018;
5). Untuk data Citra Satelit QuickBird yang tersedia hanya data arsip dari akhir Oktober 2001 sampai dengan awal tahun 2015, berhubung Satelit QuickBird yang mulai mengangkasa pada tanggal 18 Oktober 2011, telah berhenti beroperasi per awal tahun 2015;
6). Untuk data Citra Satelit Ikonos yang tersedia hanya data arsip dari akhir September 1999 sampai dengan awal tahun 2015, berhubung Satelit Ikonos yang mulai bertugas pada tanggal 24 September 1999, telah berhenti beroperasi per awal tahun 2015.
Aturan Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi
Tidak jauh berbeda dengan aturan pembelian citra satelit resolusi sangat tinggi, untuk perhitungan pembelian citra satelit resolusi tinggi juga hampir semuanya dihitung per km2 (kecual Citra Satelit ALOS PRISM dan ALOS FUSI), yang membedakannya pada minimal luasan area order serta jarak antar vertex dan lebar ke segala arah area order.
Berikut aturan pembelian data original beberapa citra satelit resolusi tinggi yang kami jual:
Catatan:
1). Untuk data Citra Satelit ALOS FUSI dan ALOS PRISM yang tersedia hanya data arsip dari akhir Januari 2006 hingga Maret 2011, berhubung Satelit ALOS yang mulai beroperasi pada tanggal 24 Januari 2006, mengalami kerusakan dan telah berhenti beroperasi per tanggal 12 Maret 2011;
2). Untuk data Citra Satelit RapidEye yang tersedia hanya data arsip dari akhir Agustus 2008 hingga Maret 2020, berhubung Satelit RapidEye yang mulai beroperasi pada tanggal 29 Agustus 2008, telah berhenti beroperasi pada bulan Maret 2020.
Aturan Pembelian Citra Satelit Menengah
Untuk citra satelit resolusi menengah, hampir semuanya hanya dikenakan biaya pengolahannya saja (kecuali ALOS AVNIR-2), berhubung data arsip original citra satelit yang digunakan pada level produk tertentu dapat diperoleh secara gratis.
Dan berikut ini, aturan pembelian dan atau pengolahan citra satelit resolusi menengah yang kami jual:
Manfaat Citra Satelit
Penggunaan dan pemanfaatan citra satelit semakin luas digunakan di seluruh dunia dan Indonesia, ketika perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi antariksa, mampu menyediakan produk data citra satelit dengan resolusi sangat tinggi, yang diawali dari peluncuran Satelit Ikonos yang menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 1 meter pada tahun 1999 silam.
Dengan tampilan citra satelit yang semakin hari semakin detail, objek-objek di permukaan bumi yang tampak pada citra satelit akan mudah dikenali, bahkan oleh orang awam sekalipun, sehingga pemanfaatannya sudah menembus beragam bidang, seperti perkebunan, pertambangan, konstruksi, minyak dan gas, pertanian, serta banyak lainnya.
Dan berikut ini, kami sajikan beberapa pemanfaatan citra satelit pada beberapa bidang:
- Bidang Pertambangan dan Energi:
- Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau perizinan lainnya;
- Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
- Perencanaan site plan area pertambangan;
- Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
- Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
- Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
- Inventarisasi potensi area pertambangan;
- Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
- Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
- Bidang Pertanian dan Perkebunan:
- Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
- Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air;
- Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
- Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
- Perencanaan pola tanam perkebunan;
- Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
- Bidang Kehutanan:
- Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan;
- Identifikasi wilayah habitat satwa;
- Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
- Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
- Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan;
- Perencanaan lokasi reboisasi.
- Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
- Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
- Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
- Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
- Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
- Inventarisasi luas lahan HPH;
- Menghitung potensi volume kayu;
- Perencanaan dan pembuatan site plan;
- Perencanaan jalur transportasi loging;
- Mengidentifikasi batas kawasan;
- Evaluasi laju produksi.
- Secara berkala (time series) digunakan untuk:
- Memantau laju kerusakan hutan (deforestation);
- Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan;
- Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN).
- Bidang Arsitek dan Konstruksi:
- Desain dan perencanaan tapak konstruksi;
- Desain dan perencanaan landscape konstruksi;
- Perbaikan proses desain;
- Monitoring proses konstruksi.
- Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah:
- Pembuatan peta detail penggunaan lahan;
- Perencanaan tata ruang, DED, dan landscape pembangunan;
- Pemetaan kawasan rawan bencana alam;
- Pemantauan dan penanggulangan bencana alam.
- Bidang Entertainment dan Pelatihan:
- Simulasi terbang pada pelatihan pilot;
- Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.
- Bidang Pertahanan dan Intelijen:
- Mendukung operasi intelijen;
- Operasi tempur;
- Operasi teritorial;
- Operasi militer selain perang.
Cara Mendapatkan Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi
Bagi Anda yang saat ini tengah mencari data citra satelit untuk keperluan perusahaan atau pribadi, baik untuk citra satelit resolusi sangat tinggi, tinggi, dan menengah, maka Anda dapat menghubungi kami pada media berikut:
Nomor Telepon/WA/SMS: 0857 2016 4965 atau 0878 2292 5861
E–mail: mapvisionindonesia@gmail.com atau cs@mapvisioindo.com
Silahkan Anda siapkan area order dalam format shapefile (.shp), Google Earth files (.kml atau .kmz), CAD files (.dwg atau .dxf), atau dalam bentuk titik-titik koordinat. Sistem proyeksi sebaiknya dalam bentuk Geodetik/Geografik atau UTM, dengan datum WGS 84.
Jika Anda belum dapat membuat area order, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan kami dengan menghubungi kami pada nomor WA yang telah dicantumkan di atas (diutamakan untuk konsultasi via chat di WA, namun jika tidak mempunyai nomor WA, Anda dapat menghubungi kami via telepon atau SMS).
Silahkan Anda informasikan juga keperluan Anda membeli data citra satelit beserta budget yang dimiliki, supaya kami dapat memberikan penawaran data citra satelit yang sesuai dengan anggaran dan keperluan Anda.
***
Jadi gimana, sekarang sudah tahu kan apa itu citra satelit resolusi tinggi?, perbedaannya dengan citra satelit resolusi sangat tinggi dan menengah?, serta bagaimana cara ordernya?. Semoga bisa dipahami dengan mudah.
Jika Anda merasa postingan ini bermanfaat, silahkan share kepada teman-teman Anda, supaya teman-teman Anda juga mendapat manfaatnya.
Sekian postingan mengenai citra satelit resolusi tinggi. Semoga bermanfaat, dan semoga dapat bekerja sama dengan Anda di masa mendatang.
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS
2). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps
3). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS
4). [Tutorial] Cara Download Peta RBI Gratis
5). [Tutorial] Menghitung Luas dan Panjang Sebuah Data Vektor di QGIS versi 3