Last Updated on April 14, 2025 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN CITRA SATELIT PELICAN DAN CITRA SATELIT LAIN DENGAN RESOLUSI SPASIAL KELAS 30 CM DENGAN KUALITAS TERBAIK & HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON (WhatsApp): 0878 2292 5861 | E-MAIL: mapvisionindonesia@gmail.com
Setelah mendulang sukses dengan konstelasi Satelit Dove dan SkySat yang berukuran mini, perusahaan asal Amerika Serikat, Planet Labs PBC atau biasa dikenal juga dengan nama Planet, bergerak menuju penciptaan konstelasi satelit yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial lebih tinggi lagi.
Jika Satelit Dove menghasilkan Citra Satelit PlanetScope dengan resolusi spasial kelas 3 meter dan SkySat pada range 1 meter hingga 0,5 meter, maka satelit terbaru mereka yang diberi nama Pelican memproduksi tampilan permukaan Bumi hingga mencapai resolusi spasial kelas 30 cm (0,3 m).
Hingga saat tulisan ini dibuat, sudah 2 Satelit Pelican yang berhasil mengorbit di luar angkasa dari rencana keseluruhan sebanyak 32 buah satelit. Satelit Pelican–1 sukses mengangkasa pada 11 November 2023, sedangkan “adik pertamanya” yakni Satelit Pelican–2 menyusulnya pada tanggal 14 Januari 2025.
Table of Contents
Wahana
Satelit berukuran mini namun dalam jumlah masif adalah strategi yang diusung semenjak awal oleh perusahaan Planet. Lebih dari 200 Satelit Dove dan belasan Satelit SkySat beredar di tata surya, menghasilkan gambaran permukaan Bumi, dan hal tersebut terus dilanjutkan pada pembuatan Satelit Pelican.
Keunggulan satelit dengan ukuran mini terletak dari biaya pembuatan yang jauh lebih rendah dibandingkan satelit observasi Bumi berukuran “normal”. Selain itu, melalui ukuran mininya, pergerakan satelit menjadi lebih lincah dan cepat, sehingga waktu kembali ke tempat semula (revisit time) bisa lebih kilat. Satelit Pelican sendiri mampu kembali ke lokasi semula mencapai 30 kali dalam sehari.
BACA JUGA:
1). PlanetScope: Citra Satelit dengan Ketersediaan Data yang Lengkap
2). SkySat
3). Cara Memperoleh Citra Satelit Komersial untuk Kepentingan Anda
Namun, cakupan area dalam sekali perekaman yang tidak seluas hasil perekaman satelit observasi Bumi dalam ukuran “normal’’ menjadi kekurangan satelit berukuran mini. Kelemahan tersebut disiasati dengan menempatkan satelit dalam jumlah banyak sehingga membuat sebuah konstelasi yang citra hasil perekamannya merupakan gabungan dari satelit–satelit tersebut, menjadi satu data dengan cakupan area yang luas.
Satelit Pelican menggunakan platform Planet SmallSat yang dirancang, dikembangkan, serta diproduksi sendiri oleh Planet Labs. Wahananya mempunyai dimensi 0,56 x 0,56 x 0,40 meter, dengan bobot 120 kg dan kapasitas muatan sebesar 75 kg, tegangan bus wahana 32 V, dilengkapi daya sebesar 600 W dari panel surya serta disimpan dalam baterai 650 Wh.
Sebagai perbandingan dengan satelit observasi Bumi berukuran “nornal” yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 30 cm (0,3 m) seperti misalnya Satelit WorldView Legion dari Maxar Intelligence, satelit tersebut memiliki dimensi sekitar 3 x 2 x 2 m, dengan berat 630 kg atau 5 kali lebih besar dan lebih berat dibandingkan Satelit Pelican.
Untuk panduan, navigasi, dan kontrol, platform ini dilengkapi dengan sistem propulsi bertenaga surya yang memberikan akurasi penunjuk <10 arcsecs, dengan laju perubahan sudut sebesar 15 derajat per detik, serta penerima GPS ganda untuk mendapatkan posisi lebih akurat.
SmallSat Pelican menggunakan unit pemrosesan grafis (Graphics Processing Unit) NVIDIA Jetson yang memungkinkan pemrosesan data citra dan penunjuk secara real–time.
Untuk sistem komunikasi antar–satelit yang berada di orbit, setiap wahana mampu melakukan tautan tugas diantara satelit dengan kecepatan rendah dan tautan backhaul citra antar–satelit dengan kecepatan tinggi, yang bertujuan untuk meningkatkan waktu respons konstelasi terhadap permintaan pencitraan dan komunikasi data tersebut kepada pelanggan. Komunikasi dilakukan melalui S–band (16 kbps) dan X–band (64 kbps) untuk telemetri, serta Ka–band untuk pengiriman data citra hasil perekaman hingga mencapai kecepatan puncaknya di 10 Gbps.
Wahana satelit beroperasi pada ketinggian 475 km di atas paras Bumi dan ditempatkan pada orbit Sun–synchronous.
Sensor
Satelit Pelican menggunakan sensor Pelican Imager sebagai pencitra optis mode radiometer pushbroom yang menghasilkan citra beresolusi sangat tinggi hingga mencapai resolusi spasial kelas 30 cm (0,3 m). Sensor ini dibuat secara langsung oleh Planet Labs yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari sensor yang disematkan pada Satelit SkySat.
Pembuatan dan pengujian sensor Pelican Imgaer dilakukan pada laboratorium optik dan kamera milik Planet Labs, di mana terdapat ruang bersih gelap optik ISO 7 seluas 130 meter persegi, serta ruang bersih gelap ISO 6, untuk verifikasi optik, pengujian Modulation Transfer Function (MTF), penyelarasan kamera, dan pengujian termal.
Sensor beroperasi pada 5 band yang terdiri dari 4 band yang berada pada spektrum gelombang elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared) serta 1 band pankromatik.
Peluncuran
Satelit Pelican 1 meluncur menuju luar angkasa pada 11 November 2023 di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, Amerika Serikat, menggunakan kendaraan peluncur Falcon–9 v1.2 (Block 5) Transporter 9.
Berlokasi yang sama dengan peluncuran satelit perdana, Satelit Pelican 2 sukses beranjak ke luar angkasa pada tanggal 14 Januari 2025, menggunakan kendaraan peluncur Falcon–9 v1.2 (Block 5) Transporter 12, yang berbagi tumpangan bersama 36 Satelit SuperDoves Flock 4G.
Segmen Darat
Planet Labs memiliki 48 jaringan stasiun Bumi yang tersebar di 16 negara, baik yang dimilki sendiri atau melakukan penyewaan.
Untuk komunikasi dengan statsiun Bumi, Satelit Pelican menggunakan enkripsi AES–256 pada data Telemetri, Pelacakan, dan Perintah (Telemetry, Tracking, and Command – TT&C) serta citra satelit, yang menggunakan 14 putaran enkripsi dengan panjang kunci 256 bit.
TT&C digunakan untuk memeriksa kesehatan satelit, mengunduh telemetri dan log, serta menjadwalkan dan menugaskan satelit.
Jika merujuk pada kecepatan unduh (download) data citra satelit baik PlanetScope atau SkySat, maka kemungkinan total maksimal pengunduhan untuk citra yang dihasilkan Satelit Pelican mencapai 30 Tb per hari, menggunakan High–Speed Downlink (HSD).
Citra Satelit Pelican dan Citra Satelit dengan Resolusi Sangat Tinggi Lainnya di Map Vision Indonesia
Untuk saat ini, berhubung baru 2 Satelit Pelican yang “bertugas”, maka tingkat ketersediaan datanya terutama di wilayah Indonesia masih sangat minim, berhubung cakupan area hasil perekaman satelit masih kecil. Namun, jika nantinya sesuai rencana, maka setelah 32 Satelit Pelican beroperasi sepenuhnya, kita akan mendapatkan alternatif lain untuk data citra satelit dengan resolusi spasial kelas 30 cm (0,3 m) di wilayah Indonesia dan belahan Bumi lainnya.
Sembari menunggu ketersediaan data Citra Satelit Pelican, bagi Anda yang saat ini memerlukan data citra satelit dengan resolusi spasial kelas 30 cm seperti Pleiades Neo, WorldView Legion, WorldView–3, SuperView Neo, serta citra satelit lain yang memiliki resolusi spasial di atas atau di bawah 30 cm, Anda dapat memperolehnya di Map Vision Indonesia.
Untuk pemesanan atau konsultasi terlebih dahulu terkait pembelian dan pengolahan data citra satelit, Anda dapat klik tombol WA admin kami di bawah ini:
Sumber Utama:
Planet Pelican. Diakses 13 April 2025.
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x
2). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS
3). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps
4). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS
5). [Tutorial] Menghitung Volume Data Raster Menggunakan QGIS
