Map Vision Indonesia

Clarity-1: Satelit Penghasil Citra dengan Resolusi Ultra Tinggi

Last Updated on April 22, 2025 by Map Vision Indonesia

Sebelumnya kami telah membuat artikel tentang konstelasi Satelit SpaceEyeT yang mampu menghasilkan citra dengan kelas resolusi spasial mencapai 25 cm (0,25 m).

Artikelnya bisa Anda simak pada link berikut ini: SpaceEyeTSatelit Penghasil Citra dengan Resolusi Spasial Tertinggi Saat Ini

Kami mengira bahwa satelit tersebut merupakan satelit observasi Bumi dengan tujuan komersial yang saat ini menghasilkan citra dengan resolusi spasial tertinggi. Namun, ternyata ada satelit observasi Bumi komersial lain yang sanggup menghasilkan citra dengan resolusi spasial jauh lebih tinggi lagi hingga mencapai 10 cm (0,1 m). Nama satelit tersebut adalah Clarity1.

Clarity1 merupakan satelit observasi Bumi yang dibuat oleh perusahaan rintisan (startup) bernama Albedo asal Amerika Serikat. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 2020 oleh Topher Haddad, AyJay Lasater, dan Winston Tri, di mana ketiganya sudah sangat berpengalaman di bidang teknologi dan antariksa.

Pendiri Albedo

Pendiri AlbedoTopher Haddad, Winston Tri, dan AyJay Lasater (kiri ke kanan)
(Image Credit: Albedo)

Topher Haddad sebagai Chief Executive Officer (CEO) dulunya pernah bekerja sebagai Systems Engineer selama lebih dari 4 tahun di perusahaan Lockheed Martinperusahaan yang membuat wahana untuk Satelit WorldView3 dan WorldView4 kepunyaan Maxar Intelligence.

Kemudian, AyJay Lasater yang bertindak selaku Chief Technology Officer (CTO) juga merupakan alumnus dari perusahaan Lockheed Martin. Berawal dari magang saat masih kuliah di tahun 2011, AyJay Lasaster telah bekerja di Lockheed Martin selama lebih dari 9 tahun, dengan posisi terakhir yang dia jabat yakni sebagai Systems Architecture Manager.

Terakhir, Winston Tri menjabat sebagai Chief Product Officer (CPO) sebelumnya bekerja di Facebook sebagai Software Engineer dari Maret 2018 hingga November 2020.

Pendirian perusahaan berawal dari saat Toper Haddad melihat terdapat peluang besar untuk membuat satelit observasi Bumi yang menghasilkan citra satelit komersial yang lebih tinggi lagi dari yang saat ini tersedia di pasaran, saat Donald Trump pada tahun 2018 memperbarui Praktik Standar Mitigasi PuingPuing Orbital Amerika Serikat dan membuat pedoman baru untuk desain dan pengoperasian satelit.

Berdasarkan arahan baru Trump, satelit observasi Bumi untuk kepentingan komersial dan publik diperbolehkan untuk menghasilkan citra dengan kelas resolusi spasial 10 cm (0,1 m). Hal ini melonggarkan ketentuan sebelumnya di Amerika Serikat yang membatasi tingkat resolusi spasial citra satelit untuk tujuan komersial hanya sampai dengan 30 cm (0,3 m).

BACA JUGA:

1). PlanetScope: Citra Satelit dengan Ketersediaan Data yang Lengkap

2). SkySat

3). Cara Memperoleh Citra Satelit Komersial untuk Kepentingan Anda

4). Penjelasan Lengkap Citra Satelit SPOT6

5). PelicanSatelit Mini Penghasil Citra Resolusi Sangat Tinggi

Relaksasi tingkat resolusi spasial citra satelit dari 30 cm ke 10 cm ini terbilang terjadi dalam kurun waktu yang cepat. Sebelumnya, baru pada tahun 2014, Departemen Perdagangan Amerika Serikat dan juga National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan izin peningkatan tingkat resolusi spasial citra satelit komersial dari 50 cm (0,5 m) ke 30 cm (0,3 m). Itu pun karena petisi dari perusahaan Maxar Intelligence (dulu ketika melakukan petisi masih bernama DigitalGlobe) yang meminta pemerintah Amerika Serikat memberikan kelonggaran supaya perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mampu tetap unggul dalam ceruk pasar citra satelit resolusi sangat tinggi, setelah banyak pesaing bermunculan terutama dari perusahaan asal Prancis, Airbus Space (dulunya bernama Airbus Defence & Space).

Pelonggaran batas resolusi spasial citra satelit komersial dari 50 cm (0,5 m) menuju 30 cm (0,3 m) di Amerika Serikat terjadi setelah 13 tahun dari pertama kali satelit observasi Bumi yang menghasilkan citra satelit mendekati resolusi spasial kelas 50 cm yakni Satelit QuickBird2 yang dijual dengan resolusi spasial kelas 60 cm (0,6 m).

Sedangkan relaksasi batas resolusi spasial citra satelit komersial dari 30 cm  (0,3 m) ke 10 cm (0,1 m) hanya terjadi dalam kurun waktu 4 tahun saja. Hal ini kemungkinan besar dilakukan Trump untuk membuat perusahaanperusahaan satelit observasi Bumi yang berasal dari Amerika Serikat seperti Maxar Intelligence, Planet Labs, dan lain sebagainya, bisa tetap mendominasi pangsa pasar citra satelit resolusi sangat tinggi, berhubung tampaknya Trump melihat terutamanya China yang sangat agresif untuk membuat satelit observasi Bumi dengan resolusi spasial sangat tinggi, dan terlihat hanya tinggal menunggu waktu saja China membuat satelit penghasil citra dengan resolusi spasial lebih tinggi lagi dari 30 cm (0,3 m).

Gambar Simulasi Foto Udara untuk Menunjukkan Resolusi Spasial yang Diharapkan dari Citra Hasil Perekaman Satelit Clarity-1

Gambar Simulasi Foto Udara untuk Menunjukkan Resolusi Spasial yang Diharapkan dari Citra Hasil Perekaman Satelit Clarity1
(Image Credit: Albedo)

Kebijakan tersebut selanjutnya membuat Toper Haddad membuat aksi nyata dengan mendirikan perusahaan rintisan bersama AyJay Lasater dan Winston Tri yang diberi nama Albedo. Hingga saat ini, Albedo telah mendapat pendanaan mencapai 100 juta US Dollar, memperoleh lisensi dari NOAA untuk membuat satelit observasi Bumi yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 10 cm (0,1 m), serta mendapatkan kontrak pekerjaan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Rencananya pada tahun 2028 nanti, total 24 Satelit Clarity akan membuat sebuah konstelasi yang beroperasi pada orbit dengan ketinggian sangat rendah (Very Low Earth OrbitVLEO), sekitar 274 km di atas permukaan Bumi. Namun, hal tersebut sangat tergantung jumlah pendanaan yang didapatkan oleh Albedo serta tingkat permintaan terhadap citra satelit yang dihasilkan oleh Satelit Clarity.

Setelah kami memiliki 6 hingga 12 satelit dan menemukan jalur pertumbuhannya, kami akan menentukan apakah akan mengalokasikan lebih banyak modal untuk memproduksi lebih banyak satelit atau berinvestasi pada berbagai produk perangkat lunak atau jenis modalitas observasi Bumi lainnya yang akan mendapatkan keuntungan dari terbang dua kali lebih dekat ke Bumi pada platform yang gesit dan stabil” ujar Haddad.

Peluncuran

Satelit Clarity-1

Satelit Clarity1
(Image Credit: Albedo)

Bertempat di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, Amerika Serikat, pada tanggal 17 Maret 2025, Satelit Clarity1 yang berbagi tumpangan dengan satelit lain, berhasil menuju ruang angkasa, menggunakan kendaraan peluncur Falcon9 Transporter13 dari perusahaan SpaceX kepunyaan Elon Musk.

Setelah sekitar 4 jam lepas dari Falcon9, Albedo memberikan konfirmasi bahwa satelit mampu mengirim telemetri dan menerima perintah dari tim Operasi Misi. Selain itu, 14 jam sesudah peluncuran, satelit sanggup mengoperasikan perangkat keras dan algoritma Guidance, Navigation, and Control (GNC) yang presisi, untuk beralih di antara berbagai mode operasional, termasuk Mode Proteksi.

Mode Proteksi merupakan status operasi otonom khusus yang memungkinkan satelit mempertahankan orbitnya dan melakukan manuver yang diperlukan tanpa campur tangan manusia. Kemampuannya mirip dengan “mode amansatelit observasi Bumi yang beroperasi pada ketinggiannormal” tetapi mencakup fungsionalitas khusus dan penting untuk beroperasi di lingkungan VLEO yang menantang dan dinamis, tempat pesawat ruang angkasa mengalami hambatan atmosfer yang jauh lebih tinggi, paparan oksigen atom, dan efek yang lebih besar dari peristiwa matahari dibandingkan dengan orbit satelit tradisional.

Tahapan selanjutnya setelah satelit berhasil mengorbit yaitu komisioning lebih lanjut dan kalibrasi sensor, menurunkan ketinggian sampai pada ketinggian VLEO, serta melakukan penyesesuaian kemiringan untuk beroperasi pada orbit di ketinggian VLEO, yang biasanya berlangsung dalam beberapa bulan.

Sensor

Hingga saat ini, tidak ada rilis resmi dari pihak Albedo ataupun dari media, terkait informasi detail mengenai sensor yang digunakan oleh Satelit Clarity-1.

Hal yang pasti, sensor yang disematkan pada Satelit Clarity1 akan menghasilkan citra hingga mencapai resolusi spasial kelas 10 cm (0,1 m), yang terdiri dari 5 band yaitu 3 band pada spektrum gelombang elektromagnetik cahaya tampak (visible) meliputi band merah (red), hijau (green), dan biru (blue), selanjutnya 1 band inframerah dekat (near infrared), serta 1 band pankromatik.

5 band di atas memang sudah tidak asing lagi dan seolah menjadi standar serta “defaultband yang digunakan pada satelit penghasil citra resolusi sangat tinggi. Namun, menariknya pada Satelit Clarity1 ini ialah disematkan juga band thermal yang memiliki tingkat resolusi spasial menjangkau hingga 2 meter pada posisi nadir. Kehadiran band thermal menambah manfaat penggunaan citra satelit hasil perekaman Satelit Clarity1 untuk berbagai bidang terutamanya dalam pemetaan karbon dan metana untuk mengatasi emisi gas rumah kaca yang kritis dan masalah perubahan iklim akibat emisi metana dan CO2 yang berlebihan.

Spesifikasi Satelit Clarity-1

Tabel 1. Spesifikasi Satelit Clarity1

Citra Satelit Resolusi Ultra Tinggi di Map Vision Indonesia

Kami tidak mengira bahwa pada tahun 2025 ini sudah terjadi percepatan tingkat resolusi spasial citra satelit hingga mencapai 10 cm (0,1 m) yang mampu dihasilkan oleh satelit observasi Bumi dengan tujuan komersial. Sebelumnya kami memperkirakan bahwa baru sekitar 5 tahun ke depan atau tahun 2030, baru akan muncul satelit yang sanggup memproduksi hingga tingkat kedetailan seperti itu.

Keberhasilan Albedo membuat Satelit Clarity1 dan saat ini sedang melakukan tahapan lebih lanjut sebelum melakukan penjualan citra satelit hasil perekaman Satelit Clarity1 secara resmi kepada publik, tampak akan menjadi jalan pembuka bagi perusahaan lain terutama yang telah mapan seperti Maxar Intelligence, Airbus Space, dan perusahaanperusahaan satelit observasi Bumi dari Cina, untuk mulai memasuki pasar satelit penyedia citra dengan rasa sepertifoto udara” yang termasuk dalam kategori citra satelit resolusi ultra tinggi.

Andai berjalan mulus, maka Satelit Clarity1 akan menjadi contoh keberhasilan satelit observasi Bumi yang mengorbit pada ketinggian yang sangat rendah dari permukaan Bumi – sesuatu yang saat ini pengoperasiannya lebih rumit dibandingkan satelit observasi Bumi lain yang berada pada orbit lebih tinggi dari paras Bumi.

Berhubung saat ini baru satu Satelit Clarity1 yang akan beroperasi, maka ketersediaan datanya terutama di wilayah Indonesia kemungkinan akan sangat sedikit sekali, namun jika nanti dapat sesuai rencana dengan total 24 satelit yang membentuk konstelasi, maka kita akan dapat mulai menikmati citra satelit dengan tampilan paling detail yang tersedia untuk kepentingan komersial.

Sembari menunggu citra satelit dengan resolusi spasial kelas 10 cm, Anda dapat menggunakan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 30 cm atau bahkan 15 cm (hasil dari pengolahan lebih lanjut dari citra satelit dengan resolusi spasial kelas 30 cm dengan sudut perekaman maksimal 20 derajat), atau citra satelit dengan kelas resolusi spasial yang lebih rendah seperti 50 cm, 75 cm, 1 m, 1,5 m, dan 3 m, untuk berbagai keperluan Anda saat ini di Map Vision Indonesia.

Silakan hubungi kami untuk melakukan pemesanan data citra satelit atau hendak berkonsultasi terlebih dahulu, dengan klik tombol WA di bawah ini:

Sumber:
https://www.businesswire.com/news/home/20250317584103/en/Albedos-Clarity-1-Satellite-Successfully-Launches-Establishes-First-Contact-and-Enters-VLEO-Specific-Protect-Mode
Albedo

POSTINGAN MENARIK LAINNYA:

1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x

2). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS

3). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps

4). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS

5). [Tutorial] Menghitung Volume Data Raster Menggunakan QGIS

Author: Map Vision IndonesiaMap Vision Indonesia merupakan team yang berisikan praktisi di bidang Citra Satelit, Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografis (SIG), serta Pemetaan pada umumnya. Kami telah berpengalaman khususnya mengerjakan ratusan proyek pengadaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai resolusi dari beragam vendor sejak tahun 2013.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *