Last Updated on March 25, 2025 by Map Vision Indonesia
6 dari rencana total 10 Satelit WorldView Legion kini sudah “bertugas” menghasilkan gambaran permukaan Bumi.
Dua satelit awal yakni WorldView Legion 1 & 2 diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2024, dengan tempat peluncuran berlokasi di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vanderberg, California, Amerika Serikat.
Selang 3 bulan kemudian, set kedua dari konstelasi Satelit WorldView Legion yaitu WorldView Legion 3 dan 4, juga berhasil mencapai orbitnya. Pasangan Satelit WorldView Legion tersebut mengangkasa pada tanggal 15 Agustus 2024, pukul 13.00 UTC, yang bertempat di Cape Canaveral Space Force Station, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket pengangkut SpaceX Falcon 9 Block 5 (B1076.16).
Duo Satelit WorldView Legion paling terbaru yang menyusul adalah Satelit WorldView Legion 5 & 6. Kedua pasangan paling akhir tersebut, meluncur menuju antariksa pada tanggal 4 Februari 2025, pukul 18:13 waktu setempat. Seperti 4 Satelit WorldView Legion lainnya yang saat ini tengah beroperasi, peluncuran menggunakan roket pengangkut Falcon–9 v1.2, milik perusahaan Elon Musk – Space X.
Untuk citra satelit pertama yang dihasilkan oleh Satelit WorldView Legion 1 & 2 telah kami bahas pada postingan berikut ini: Citra Satelit Pertama dari WorldView Legion
BACA JUGA:
1). Set Ketiga Satelit WorldView Legion Berhasil Mengangkasa
2). 2 Satelit WorldView Legion Lainnya Berhasil Mengangkasa
3). Citra Satelit Pertama dari WorldView Legion (Bagian II)
Dan, untuk postingan kali ini, kami akan menampilkan citra satelit pertama yang berhasil diproduksi oleh pasangan kedua dari konstelasi Satelit WorldView Legion yaitu Satelit WorldView Legion 3 & 4.
Table of Contents
1). Burj Khalifa – Kota Dubai, Uni Emirat Arab
Jika berbicara mengenai bangunan pencakar langit, maka salah satu yang langsung muncul dalam benak pikiran kebanyakan orang saat ini yaitu Burj Khalifa.
Tidak salah memang, karena hingga saat ini, bangunan yang diresmikan pada tahun 2010 tersebut, masih memegang rekor sebagai bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 828 meter.
Burj Khalifa yang berarti Menara Khalifa, di mana dulunya bernama Burj Dubai, telah menjadi ikon Kota Dubai dan juga negara Uni Emirat Arab. Pergantian nama dari Burj Dubai menjadi Burj Khalifa sendiri sebagai bentuk penghormatan kepada Khalifa bin Zayed Al Nahyan yang merupakan presiden kedua UEA dan Emir dari Abu Dhabi, yang telah turun tangan membantu proyek pembangunan presitisius tesebut dengan menggelontorkan miliaran dollar agar proyek tersebut terus berlanjut hingga rampung, di saat terdapat kemungkinan pembangunan bangunan tersebut akan mangkrak karena dihantam krisis keuangan global pada tahun 2006
Desain menawan bangunan tersebut dirancang oleh Adrian D. Smith – seorang arsitek asal Amerika Serikat, yang saat ini juga tengah menggarap calon bangunan tertinggi di dunia selanjutnya yaitu Menara Jeddah yang akan memiliki ketinggian hingga mencapai 1.000 meter (1 km).
Satelit WorldView Legion 3/4 berhasil merekam menawannya bangunan tertinggi di muka Bumi tersebut, dengan sudut perekaman yang cukup tinggi, sehingga bentuk bangunan dari bagian bawah pun terlihat jelas.

Data Olahan Citra Satelit WorldView Legion 3/4 Warna Natural Burj Khalifa
Tanggal Perekaman 17 November 2024; Waktu Perekaman 14:52 Waktu Setempat
(Image Copyright: Maxar Intelligence)
2). Kapal Pesiar Grand Princess – Hawaii, Amerika Serikat
Satelit WorldView Legion 3/4 “menangkap” keberadaan kapal pesiar mewah Grand Princess, yang tengah berlabuh di Terminal Kapal Pesiar Dermaga 2, Honolulu, Hawaii, pada tanggal 7 November 2024, dengan waktu perekaman 7:27 pagi waktu setempat.

Data Olahan Citra Satelit WorldView Legion 3/4 Warna Natural Kapal Pesiar Grand Princess
Tanggal Perekaman 7 November 2024; Waktu Perekaman 7:27 Waktu Setempat
(Image Copyright: Maxar Intelligence)
Kapal pesiar ini dibuat pada tahun 1998 oleh Fincantieri Cantieri Navali Italiani di Monfalcone, Italia, dengan nomor lambung 5956, yang memakan biaya hingga mencapai 450 juta USD. Pada masanya, kapal ini merupakan kapal pesiar paling besar dan termahal kala itu.
Kapal Pesiar Grand Princess mempunyai panjang 289 m serta lebar 36 m. Kapal ini mempunyai kapasitas tampung total mencapai 4.200 orang, dengan rincian 3.100 wisatawan dan 1.100 staf, dan memiliki 1.301 kabin.
Saat ini, sesuai namanya, kapal pesiar ini dioperasikan oleh perusahaan Princess Cruises yang dimiliki Carnival Corporation & plc – sebuah perusahaan yang berbadan hukum di Bermuda dan berkantor pusat di Santa Clarita, California, Amerika Serikat.
3). Aktivitas di Bandar Udara Internasional Christchurch
Satelit WorldView Legion melakukan perekaman 3 kali dalam sehari di lokasi yang sama yakni di Bandar Udara Internasional Christchurch, Selandia Baru, dalam rentang waktu 3,5 jam.

3 Data Olahan Citra Satelit WorldView Legion 3/4 Warna Natural pada hari yang sama di Bandara Udara Internasional Chrischurch, Selandia Baru
(Image Copyright: Maxar Intelligence)
Citra pertama (posisi paling kiri) merupakan hasil perekaman pada jam 2:29 PM atau 14:49 waktu setempat, yang memperlihatkan pesawat C–130 sedang parkir di depan hanggar.
Selanjutnya, berselang hampir 2 jam kemudian atau tepatnya pukul 4:13 PM atau 16:13 waktu setempat pada hari yang sama, terlihat pesawat C–130 yang sebelumnya parkir di depan hanggar telah bergerak menuju area parkir dan di dekatnya tampak truk pengisian bahan bakar, sehingga diperkirakan pada waktu tersebut, pesawat C–130 tengah melakukan pengisian bahan bakar. Sedangkan terlihat juga terdapat pesawat lain yaitu New C–130 yang berwarna biru gantian parkir di depan hanggar.
Citra terakhir (posisi paling kanan) menunjukkan pada pukul 5:56 PM atau 18:56 waktu setempat di hari yang sama atau berselang 1 jam 43 menit kemudian dari citra yang kedua, sudah tidak terlihat truk pengisi bahan bakar, yang mengindikasikan bahwa pesawat C–130 sudah siap melakukan aktivitas penerbangan.
Perekaman dari Fajar hingga Senja
Citra terakhir yang menunjukkan aktivitas di Bandar Udara Internasional Chrischurch, Selandia Baru, memperlihatkan kemampuan Satelit WorldView Legion 3 dan 4 yang mampu kembali ke tempat semula (revisit time) sebanyak 3 kali dalam satu hari dengan rentang waktu 3,5 jam.
Satelit WorldView Legion 3 & 4 bersama dua pasangan setelahnya yakni Satelit WorldView Legion 5 & 6 ditempatkan pada Mid–Inclination Orbit (MIO), namun dengan penempatan berbeda posisi sebesar 45 derajat. Sedangkan Satelit WorldView Legion 1 & 2 menempati Orbit Sun–synchronous.

Ilustrasi Pergerakan Satelit pada Orbit Sun–synchronous, Mid–Inclination, dan Geostationary
(Image Credit: Maxar Intelligence)
Penempatan satelit pada MIO akan membuat satelit mengorbit pada garis lintang tengah Bumi – tempat di mana 90 persen populasi manusia di dunia berada, dan bukan kutub seperti pada orbit Sun-synchronous. Keunggulan satelit beredar pada MIO yaitu waktu kembali (revisit time) ke tempat semula lebih cepat, hal ini merupakan solusi dari pihak perusahaan untuk bisa memberikan data citra satelit teranyar lebih cepat lagi.
Satelit yang berada pada MIO dapat melakukan perekaman di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda pada hari yang sama dari fajar hingga senja, mulai dari matahari terbit sampai dengan terbenam.
Kombinasi penempatan Satelit WorldView Legion pada orbit yang berbeda, memberikan keragaman temporal pada hasil perekaman dan juga kecepatan waktu kembali pada sebuah area, yang bermanfaat bagi berbagai kepentingan, seperti:
-
Pemantauan Lokasi
Mengetahui keadaan sebuah lokasi yang tidak mudah dijangkau dapat dilakukan cukup dari data citra satelit yang tampil pada komputer kita, tanpa harus bersusah payah menuju lokasi tersebut. Melalui kecepatan waktu kembali pada area tersebut yang dimiliki oleh Satelit WorldView Legion, kita dapat mengetahui kondisi lokasi tersebut dalam waktu ke waktu pada rentang waktu yang dekat sehingga data yang diperoleh akan lebih banyak dan membuat analisis serta keputusan yang dibuat akan lebih presisi untuk berbagai kepentingan seperti bisnis, intelijen, dan lain sebagainya;
-
Pemantauan Perubahan
Salah satu fungsi utama dari penggunaan citra satelit yakni mengetahui perubahan yang terjadi pada sebuah area. Jika sebelumnya revisit time dari satelit resolusi sangat tinggi rata-rata dalam hitungan hari, maka keberadaan Satelit WorldView Legion akan mampu memberikan data citra satelit resolusi sangat tinggi yang memperlihatkan perubahan suatu area dalam satu hari. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang luar biasa positif untuk berbagai kepentingan seperti pemantauan progress pembangunan di sebuah area, melihat tingkat kebakaran hutan beserta penyebarannya dan bencana alam lainnya dalam satu hari, perencanaan manajemen lalu lintas berdasarkan data tingkat kemacetan lalu lintas per harinya, serta banyak lainnya.
Citra Satelit WorldView Legion di Map Vision Indonesia
Saat ini, konstelasi Satelit WorldView Legion yang sudah berjumlah 6 satelit bersama dengan Satelit WorldView–3, menjadi pemasok citra satelit dengan resolusi spasial kelas 30 cm (0,3 m) dari perusahaan Maxar Intelligence.
Ketujuh satelit tersebut mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 0,3 meter (30 cm) hingga seluas 3,6 juta km2 dalam satu hari atau 4,8 kali lipat lebih banyak ketimbang saat Satelit WorldView–3 “bekerja sendirian”, seperti yang diperlihatkan grafik di bawah ini:

Perbandingan Kapasitas Perekaman dari hanya Satelit WorldView-3 dengan setelah Satelit WorldView Legion Beroperasi
(Sumber: Maxar)
Kapasitas perekaman yang meningkat ini juga akan menambah ketersediaan data untuk citra satelit dengan resolusi spasial kelas 0,5 m (50 cm) dari Maxar berhubung Maxar juga menjual data citra satelit dengan resolusi spasial kelas 0,5 m (50 cm) yang bersumber dari hasil resampling data citra satelit dengan resolusi spasial kelas 0,3 m (30 cm). Saat ini sendiri hanya 2 satelit multispektral dari Maxar yang menghasilkan citra pada kelas resolusi spasial 0,5 m (50 cm) yakni GeoEye–1 dan WorldView–2, sehingga tingkat ketersediaannya dapat dibilang sedikit sekali.
Selain itu, citra satelit dengan resolusi spasial kelas 0,3 m (30 cm) dengan sudut perekaman di bawah 20 derajat juga merupakan sumber data bagi pembuatan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 0,15 m (15 cm) yang disebut High Definition (HD) Imagery 15 cm, yang diciptakan menggunakan teknologi canggih yang dikembangkan dan dimiliki oleh Maxar.
Jadi bagi Anda yang saat ini tengah memerlukan citra satelit resolusi sangat tinggi mulai dari kelas 0,5 m (50 cm), 0,3 m (30 cm), dan 0,15 m (15 cm) dari Maxar Intelligence di mana salah satunya adalah Citra Satelit WorldView Legion, Anda dapat memesannya di Map Vision Indonesia.
Untuk pemesanan atau konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan pemesanan, silakan klik tombol menuju WA admin kami di bawah ini:
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x
2). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS
3). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps
4). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS
5). [Tutorial] Menghitung Volume Data Raster Menggunakan QGIS
