Map Vision Indonesia

CO3D – Satelit Anyar dari Airbus Space Penghasil data DEM

Last Updated on March 30, 2025 by Map Vision Indonesia

Ilustrasi Komstelasi Satelit CO3D

Ilustrasi Konstelasi Satelit CO3D (Constellation Optique 3D)
(Image Credit: Airbus Space)

Salah satu cara untuk memperoleh data Digital Elevation Model (DEM) yakni melalui pengolahan data citra satelit optis hasil perekaman dari berbagai posisi yang berbeda (nadir, forward, dan backward) atau biasa disebut dengan data citra satelit stereo. Data citra satelit optis terutama yang memiliki resolusi spasial sangat tinggi seperti Pleiades1A/1B, WorldView2, dan lain sebagainya, selama ini selain juga menghasilkan citra satelit dalam posisi tunggal juga merekam dalam berbagai posisi, namun memang dalam porsi yang sedikit.

BACA JUGA:

1). WorldDEM Neo

2). Pleiades Neo Next: Calon Satelit Penghasil Citra dengan Resolusi Spasial Tertinggi

3). Satelit Pleiades Neo 4 Berhasil Mengangkasa

4). Roket Tidak Berfungsi Semestinya, Satelit Pleiades Neo Gagal Mengorbit

5). Airbus Defence & Space Luncurkan Produk Lanjutan dari Pleiades Neo

Saat ini, untuk data DEM yang dihasilkan dari satelit observasi Bumi, sebagian besar diperoleh dari hasil pengolahan data citra satelit radar, seperti misalnya data DEM WorldDEM Neo dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari data Citra Satelit Radar TanDEMX yang menggunakan teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR) yang membawa sensor Xband, dengan tahun perekaman dari 2017 hingga 2021, serta berdasarkan informasi yang diperoleh dari data WorldDEM tahun perekaman 2010 sampai dengan 2015.

Hal yang berbeda saat ini dilakukan oleh Badan Antariksa Prancis yakni Centre National d’études Spatiales (CNES) dengan membuat satelit observasi Bumi penghasil citra satelit optis yang khusus menghasilkan data stereo untuk kepentingan pembuatan data DEM. Satelit tersebut bernama CO3D (Constellation Optique 3D) yang dibuat oleh perusahaan Airbus Space, dan terdiri dari 4 satelit yang membentuk sebuah konstelasi.

Satelit CO3D yang mempunyai berat 300 kg ini, akan menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 50 cm (0,5 m), yang terdiri dari 4 band (merah, hijau, biru, dan inframerah dekat). Setelah melakukan pengolahan lebih lanjut dari data citra satelit yang dihasilkan oleh konstelasi Satelit CO3D, nantinya akan diperoleh data Digital Elevation Model (DEM) dalam format Digital Surface Model (DSM) dengan resolusi altimetri sekitar 1 meter.

Luasan data DSM yang akan dihasilkan mencapai 25 juta km2 per tahun, dengan target selama 5 tahun akan mencakup seluruh permukaan Bumi, namun bisa jadi untuk beberapa area akan dilakukan perekaman kembali setiap beberapa bulan untuk kebutuhan penggunan tertentu seperti untuk ahli Geologi, ahli Glasiologi, dan lain sebagainya).

POSTINGAN MENARIK LAINNYA:

1). [Tutorial] Membuka File Geodatabase di QGIS versi 3.x

2). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS

3). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps

4). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS

5). [Tutorial] Menghitung Volume Data Raster Menggunakan QGIS

Author: Map Vision IndonesiaMap Vision Indonesia merupakan team yang berisikan praktisi di bidang Citra Satelit, Penginderaan Jauh (Remote Sensing), Sistem Informasi Geografis (SIG), serta Pemetaan pada umumnya. Kami telah berpengalaman khususnya mengerjakan ratusan proyek pengadaan dan pengolahan serta mapping data citra satelit berbagai resolusi dari beragam vendor sejak tahun 2013.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: