Last Updated on July 10, 2020 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI KOMPSAT 3A BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN KUALITAS TERBAIK DAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON: 0857 2016 4965 | E-MAIL: mapvisionindonesia@gmail.com
KOMPSAT 3A merupakan satelit observasi bumi pertama yang dimiliki oleh Korea Selatan dengan dua sistem pencitraan yaitu Advanced Earth Imaging Sensor System-A (AEISS-A) serta Infrared Imaging System (IIS).
AEISS-A merupakan kamera yang merekam kenampakan permukaan bumi dengan resolusi spasial mencapai 55 cm pada keadaan nadir, sedangkan IIS merupakan sensor inframerah yang digunakan untuk mendeteksi panas bumi, mengamati kebakaran, aktivitas gunung berapi, serta temperatur di wilayah perkotaan pada waktu siang dan malam hari.
Jika ingin langsung membaca pada bagian-bagian yang diinginkan, silahkan klik pada bagian sub-judul yang terdapat di Table of Contents:
Table of Contents
Wahana Satelit
Wahana dibuat oleh Korea Aerospace Industries, Ltd. (KAI) yang diasistensi oleh pihak pemerintah Korea Selatan melalui Korea Aerospace Research Institute (KARI). Pengerjaan dilakukan di markas besar KAI yang berada di Sacheon.
Pada wahana disematkan sensor optis yang peka terhadap spektrum panjang gelombang inframerah (infrared) dan cahaya tampak (visible).
Wahana Satelit KOMPSAT 3A mempunyai spesifikasi hampir menyerupai Satelit KOMPSAT 3 yang telah meluncur terlebih dahulu, yang membedakan hanya penambahan sensor inframerah yang ditambahkan melalui relai optik dan pembagi cahaya (beam splitter).
Bus satelit terdiri dari platform heksagonal dan modul nadir silinder yang menampung sistem muatan optik. Pada bagian belakang bus satelit, terdapat adaptor wahana yang berinteraksi dengan peluncur, modul propulsi, modul peralatan, dan modul nadir.
Untuk sistem kontrol perilaku wahana, 3 sensor pengendali perilaku disematkan yakni sensor matahari, Inertial Measurement Unit (IMU), dan pelacak bintang.
Sensor matahari memberikan dasar arah vektor matahari untuk digunakan ketika wahana berada dalam kondisi safe mode (mode aman), sehingga posisi panel surya tetap mengarah ke matahari untuk mengisi tenaga panel surya pada wahana.
Sensor pelacak bintang digunakan untuk menentukan orientasi atau sikap wahana satelit terhadap bintang-bintang. Sensor ini menggunakan kepala pencitraan optik dan unit elektronik untuk menangkap citra ruang angkasa yang dipenuhi oleh bintang-bintang, kemudian mengukur posisi semu sensor dalam kerangka referensi wahana satelit, serta mengidentifikasi bintang-bintang sehingga posisi sensor dapat dibandingkan dengan posisi absolut yang diketahui dari katalog bintang.
BACA JUGA:
2). Ikonos
3). QuickBird
4). Citra Foto Udara
Sensor IMU berfungsi untuk mendapatkan data pengukuran inersia yang selanjutnya digunakan untuk mengontrol gerakan wahana, yang berimplikasi juga terhadap kemampuan sensor pelacak bintang memperoleh suatu pola bintang.
Sebagai aktuator (sebuah peralatan mekanis untuk menggerakan atau mengontrol suatu sistem) pada wahana, digunakan reaction wheel. Reaction wheel merupakan sebuah roda berbentuk silinder yang berputar pada porosnya, yang digerakkan oleh sebuah motor, yang mendapat suplai daya dari sub sistem tenaga wahana. Putaran reaction wheel akan menimbulkan sebuah torsi angular yang membangkitkan momentum angular. Berikutnya, momentum angular ditransfer oleh satelit sesuai dengan hukum kekekalan momentum, yang membuat satelit mengalami rotasi. Keunggulan reaction wheel sendiri yaitu akurasi yang baik, tetapi boros dalam penggunaan daya listrik.
Bagian dari wahana satelit yang bertugas mencatu daya, menyimpan daya, dan mendistribusikannya kepada setiap subsitem pada satelit, hal tersebut dilakukan oleh Electrical Power Subsystem (EPS). EPS menyediakan tenaga listrik 1.4 kW melalui tiga panel surya yang disematkan pada satelit. Panel surya sendiri berfungsi untuk menyerap energi matahari dan mengkonversinya menjadi energi listrik.
Untuk melakukan koreksi dan pemeliharaan orbit didukung oleh sistem propulsi hidrazin yang terdiri dari tangki hidrazin pusat, sistem tekanan, dan dua tempat pendorong dari empat pendorong 4.5 N. Pendorong menggunakan hasil dekomposisi antara katalis dengan hidrazin yang menghasilkan gas bertekanan tinggi untuk mendorong wahana.
Untuk sub sistem komunikasi satelit Radio Frequency (RF) menggunakan sistem S-Band untuk komunikasi Telemetry, Tracking, and Command (TT&C). Sistem TT&C digunakan untuk mengetahui posisi satelit pada orbit serta memberikan perintah tertentu kepada satelit dari stasiun yang berada di Bumi. Sedangkan untuk mengirim citra hasil perekaman yang berada pada media penyimpanan data Solid State Drive yang berukuran besar menuju stasiun bumi, digunakan sistem X-Band berkecepatan tinggi (1 Gb/detik).
Sensor
Pada Satelit KOMPSAT 3A disematkan Advanced Earth Imaging Sensor System-A (AEISS-A) serta Infrared Imaging System (IIS).
Advanced Earth Imaging Sensor System-A (AEISS-A)
Instrumen AEISS-A yang disematkan pada Satelit KOMSPAT 3A sama persis dengan yang disematkan pada Satelit KOMPSAT, yang terdiri dari modul optik dan Camera Electronics Unit (CEU). CEU sendiri terdiri dari catu daya, pengontrol kamera, dan Focal Plane Assembly (FPA).
Modul optik berbentuk silinder dengan ukuran 1.3 m x 2 m dan berat 80 kg, yang tertutup oleh struktur Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP) yang memberikan stabilitas termal dan struktural yang tinggi.
Pada bagian belakang modul optik dipasang dua sensor pelacak bintang, yang seperti telah dibahas sebelumnya berfungsi untuk menentukan orientasi atau sikap wahana satelit terhadap bintang-bintang.
Instrumen AEISS-A mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial sangat tinggi mencapai 55 cm pada keadaan nadir. Instrumen ini dikembangkan oleh KARI dengan bantuan teknis dari Airbus Defence & Space dan Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt e.V (DLR) – badan antariksa Jerman.
Infrared Imaging System (IIS)
Instrumen IIS yang disematkan pada Satelit KOMPSAT 3A merupakan pembeda satelit tersebut dengan Satelit KOMPSAT 3. Instrumen ini dibuat oleh AIM Infrarot-Module GmBH yang berada di Heibronn, Jerman.
IIS beroperasi pada spektrum elektromagnetik Mid-Wavelength Infrared (MWIR) atau Inframerah jarak menengah yang berada pada panjang gelombang 3 – 5 mikro meter.
Instrumen IIS sangat berguna untuk memantau kebakaran hutan, aktivitas gunung berapi, bencana alam lain yang terjadi di berbagai belahan bumi, serta mengumpulkan berbagai informasi terkait Bumi.
Citra satelit yang dihasilkan oleh instrumen IIS mempunyai resolusi spasial 5.5 meter dengan lebar perekaman mencapai 12 km.
Mode Pencitraan Satelit KOMPSAT 3A
Terdapat 4 mode pencitraan pada Satelit KOMPSAT 3A yaitu Strip Imaging, Single Pass Stereo Imaging, Multi-point Imaging, dan Wide Area Arbitrarily Imaging.
Untuk mode Strip Imaging, perekaman dilakukan searah kecepatan satelit, sedangkan perekaman pada mode Single Pass Stereo Imaging juga sama dengan Strip Imaging yaitu searah kecepatan satelit, namun satelit mengambil area perekaman dari dua sudut perekaman yang berbeda. Oleh karena itu, pada mode Single Pass Stereo Imaging, dapat dihasilkan tampilan 3D wilayah tersebut.
Untuk mode Multi-point Imaging, satelit melakukan perekaman beberapa area perekaman melalui putaran satelit yang cepat. Dan mode yang terakhir yaitu mode Wide Area Arbitrarily Imaging, perekamannya berbeda dengan arah kecepatan satelit.
Peluncuran
Satelit KOMPSAT 3A diluncurkan pada tanggal 25 Maret 2015 di lapangan peluncuran Jasny Dombarovsk yang berada di Rusia, menggunakan roket Dnepr-1, dengan International Space Company (ISC) sebagai provider peluncuran.
Satelit mengorbit pada ketinggian 528 kilometer di atas permukaan bumi, dengan inklinasi 97.5 derajat, periode orbit selama 98.5 menit, siklus berulang selama 28 hari, dan perekaman dilakukan jam 13:30 waktu setempat.
Citra Satelit Pertama
Pada tanggal 27 Maret 2015, Satelit KOMPSAT 3A berhasil merekam permukaan bumi (walau belum dikalibrasi), seperti ditunjukkan di bawah ini:
Citra satelit di atas menunjukkan Citra Satelit KOMPSAT 3A pada bagian sebelah kiri, sedangkan pada bagian sebelah kanan menunjukkan Citra Satelit KOMPSAT.
Terlihat dari perbandingan dua citra satelit di atas, Citra Satelit KOMPSAT 3A lebih detail dibandingkan Citra Satelit KOMPSAT.
Pada tanggal 1 April 2015, dirilis Citra Satelit KOMPSAT 3A hasil perekaman sensor AEISS-A dengan resolusi spasial 55 cm di wilayah Pulau Palm Jumeirah dan Burj Al-Arab di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), serta Citra Satelit KOMPSAT 3A hasil perekaman sensor IIS dengan resolusi spasial 5.5 meter di wilayah sekitar Sungai Han yang berada di Seoul, Korea Selatan.
Rangkuman Spesifikasi Teknis Satelit KOMPSAT 3A
Manfaat Citra Satelit KOMPSAT 3A
Citra Satelit KOMPSAT 3A yang mempunyai resolusi spasial mencapai 55 cm pada keadaan nadir (pada sensor AEISS-A), serta dijual dengan resolusi spasial kelas 40 cm (hasil resampling), termasuk dalam kategori citra satelit resolusi spasial sangat tinggi.
Dengan tingginya resolusi spasial yang dimiliki, Citra Satelit KOMPSAT 3A mempunyai banyak sekali manfaat yang digunakan untuk berbagai bidang, seperti:
-
Bidang Pertambangan dan Energi:
- Digunakan sebagai data dalam Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau perizinan lainnya;
- Salah satu data yang digunakan dalam laporan area tambang yang dimiliki sebuah perusahaan kepada kementrian terkait;
- Perencanaan site plan area pertambangan;
- Monitoring luasan area tambang yang dimiliki perusahaan dari waktu ke waktu;
- Perencanaan dan monitoring rehabilitasi lahan hasil kegiatan pertambangan;
- Monitoring kegiatan pertambangan ilegal dan PETI;
- Inventarisasi potensi area pertambangan;
- Monitoring perubahan tutupan lahan di area tambang dan sekitarnya;
- Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
-
Bidang Pertanian dan Perkebunan:
- Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman;
- Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air;
- Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian;
- Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan;
- Perencanaan pola tanam perkebunan;
- Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.
-
Bidang Kehutanan:
- Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan;
- Identifikasi wilayah habitat satwa;
- Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging;
- Inventarisasi potensi sumber daya hutan;
- Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan;
- Perencanaan lokasi reboisasi.
-
Bagi Unit Pengelolaan Hutan HTI:
- Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak;
- Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain;
- Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.
-
Bagi Unit Pengelolaan Hutan HPH:
- Inventarisasi luas lahan HPH;
- Menghitung potensi volume kayu;
- Perencanaan dan pembuatan site plan;
- Perencanaan jalur transportasi loging;
- Mengidentifikasi batas kawasan;
- Evaluasi laju produksi.
-
Secara berkala (time series) digunakan untuk:
- Memantau laju kerusakan hutan (deforestation);
- Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan;
- Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN).
-
Bidang Arsitek dan Konstruksi:
- Desain dan perencanaan tapak konstruksi;
- Desain dan perencanaan landscape konstruksi;
- Perbaikan proses desain;
- Monitoring proses konstruksi.
-
Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah:
- Pembuatan peta detail penggunaan lahan;
- Perencanaan tata ruang, DED, dan landscape pembangunan;
- Pemetaan kawasan rawan bencana alam;
- Pemantauan dan penanggulangan bencana alam.
-
Bidang Entertainment dan Pelatihan:
- Simulasi terbang pada pelatihan pilot;
- Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.
-
Bidang Pertahanan dan Intelijen:
- Mendukung operasi intelijen;
- Operasi tempur;
- Operasi teritorial;
- Operasi militer selain perang.
Cara Mendapatkan Citra Satelit KOMPSAT 3A
Citra Satelit KOMPSAT 3A merupakan citra satelit komersial yang bisa diperoleh siapa saja, baik itu dari instansi pemerintahan, perusahaan swasta, dan juga perorangan.
Anda dapat memesan data original Citra Satelit KOMPSAT 3A beserta pengolahannya dan juga mapping di Map Vision Indonesia. Kami telah berpengalaman menangani ratusan pekerjaan pengadaan dan pengolahan Citra Satelit KOMPSAT 3A dan juga citra satelit lainnya sejak tahun 2013.
Untuk mengetahui ketersediaan data original Citra Satelit KOMPSAT 3A pada area yang hendak Anda order, silahkan Anda mengirimkan data area order dalam format data shapefile (.shp), atau CAD files (.dwg atau .dxf), atau Google Earth files (.kml atau .kmz), atau titik-titik koordinat area order dengan sistem proyeksi UTM atau Geodetik dengan datum WGS 84.
Jika Anda tidak familiar dengan format data area order di atas, maka Anda dapat berkonsultasi dengan kami terlebih dahulu untuk pembuatan area order, melalui nomor WA berikut:
0857 2016 4965 (INDOSAT) atau 0878 2292 5861 (XL)
Informasi dan Aturan Pembelian Citra Satelit KOMPSAT 3A
1). Pembelian data original Citra Satelit KOMPSAT 3A saat ini hanya tersedia data arsip;
2). Kelas resolusi spasial yang dijual yaitu 40 cm – hasil resampling dan berapapun sudut perekamannya;
3). Luasan minimal order untuk pembelian data original arsip yaitu seluas 25 km2, dengan jarak antar verteks dan lebar ke segala arah minimal sejauh 5 km;
4). Untuk informasi lebih lanjut terkait harga dan informasi lainnya seputar Citra Satelit KOMPSAT 3A, Anda dapat menghubungi kami pada nomor WA berikut: 0857 2016 4965 (INDOSAT) atau 0878 2292 5861 (XL).
Contoh Tampilan Citra Satelit KOMPSAT 3A
Video Terkait:
Sumber Utama:
Electrical Power System (EPS). Diakses 10 Juli 2020.
KOMPSAT-3A. Diakses 8 Juli 2020.
Magnetorquer dan Reaction Wheel. Diakses 9 Juli 2020.
Star Tracker. Diakses 8 Juli 2020.
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Menampilkan Informasi Cuaca di QGIS
2). [Tutorial] Cara Memperoleh Anotasi di Google Maps
3). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS