Last Updated on April 15, 2020 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI LANDSAT-8 BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON: 0857 2016 4965 | E-MAIL : mapvisionindonesia@gmail.com
Nampaknya tidak ada orang Indonesia yang tidak mengetahui bencana lumpur yang terjadi di Sidoarjo atau biasa dikenal dengan nama Lumpur Lapindo. Penyebab kejadian pasti masih belum diketahui, apakah memang akibat kesalahan prosedur pengeboran di Sumur Banjarpanji-1 oleh perusahaan Lapindo Brantas atau dipicu oleh gempa yang terjadi dua hari sebelum lumpur menyembur.
BACA JUGA :
1). Melihat Tempat Berlaga Bintang Sepakbola Dunia di Piala Dunia 2018 (Bagian I)
2). Melihat Tempat Berlaga Bintang Sepakbola Dunia di Piala Dunia 2018 (Bagian II)
3). Menengok Stadion-Stadion Untuk Perhelatan Piala Eropa 2016 dari Citra Satelit (Bagian I)
4). Menengok Stadion-Stadion Untuk Perhelatan Piala Eropa 2016 dari Citra Satelit (Bagian II)
5). Menengok Stadion-Stadion Untuk Perhelatan Piala Eropa 2016 dari Citra Satelit (Bagian III)
Bencana luar biasa yang telah menghancurkan 15 desa, menyebabkan 40 ribu penduduk di sekitar area terdampak harus mengungsi dari tempat tinggalnya sendiri, serta mengakibatkan kerugian hingga mencapai USD 3 Miliar ini, hingga sekarang masih terus berlangsung, dan entah kapan semburan lumpur tersebut akan berakhir.Citra Satelit Landsat 8 tanggal perekaman 11 Juni 2019, memperlihatkan lumpur yang masih muncul dari lubang semburan, seperti terlihat di bawah ini:
Hasil semburan lumpur yang baru keluar diperlihatkan oleh bagian berwarna coklat gelap (Mud flow (new)), sedangkan bagian yang berwarna coklat muda merupakan lumpur yang telah lama mengendap (Mud flow (old)), sehinga telah mengering dan sudah cukup keras untuk dapat diinjak.
Lubang semburan lumpur pada citra satelit ditunjukkan pada bagian yang diberi nama Vent, sedangkan dinding penahan lumpur ditunjukkan oleh bagian yang bernama Containment walls.
Kenampakan wilayah tersebut sebelum bencana terjadi, dapat dilihat di bawah ini:
Ahli Geologi dari Universitas Oslo, Adriano Mazzini, mengatakan bahwa terus menyemburnya lumpur di Sidoarjo diperkirakan karena terdapatnya hubungan antara gunung berapi dekat lokasi semburan yang memasok sumber energi stabil dengan sistem pipa Lumpur Lapindo melalui sistem patahan, pada kedalaman 4 kilometer. Perkiraan Mazzini berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukannya yang meliputi survei geokimia gas dan air, serta tomografi kebisingan sekitar.
Michael Manga seorang ahli Geologi dari University of California, Berkeley, memprediksi bahwa semburan ini akan terus berlangsung setidaknya sampai beberapa dekade mendatang.
Semoga saja prediksi Michael Manga tersebut salah, dan mudah-mudahan semburan lumpur yang terjadi berhenti secepatnya, sehingga tidak menimbulkan dampak buruk lanjutan bagi warga sekitar.
Sumber Utama:
https://landsat.visibleearth.nasa.gov/view.php?id=145198
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Membuat Efek Bayangan Pada Data Citra Satelit Menggunakan QGIS
2). [Tutorial] Membuat Grid di QGIS
3). [Tutorial] Membuat Area Buffer dalam Beberapa Radius Menggunakan QGIS