Last Updated on October 2, 2019 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN DATA CITRA SATELIT PLEIADES BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON : 0857 2016 4965 | E-MAIL : mapvisionindonesia@gmail.com
Saat ini, Satelit WorldView-3 merupakan satelit penghasil citra permukaan bumi dengan resolusi spasial tertinggi yang dijual secara komersial. Satelit WorldView-3 yang diluncurkan sejak tahun 2014 ini, menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 30 cm (dalam keadaan nadir), dan terdiri dari 8 band.
Sebenarnya tahun 2016, “adik kandung” dari Satelit WorldView-3 “terlahir” yaitu Satelit WorldView-4. Satelit ini menghasilkan citra dengan resolusi spasial yang sama dengan Satelit WorldView-3 yaitu 30 cm pada keadaan nadir, namun hanya terdiri dari 4 band saja. Namun tahun 2019, “kebersamaan kakak-adik” ini harus terhenti. Kerusakan yang melanda Satelit WorldView-4 menjadikan Satelit WorldView-3 menjadi ujung tombak bagi perusahaan Maxar Technologies (dulu bernama DigitalGlobe) sebagai satelit penghasil citra dengan resolusi spasial tertinggi saat ini.
BACA JUGA :
1). Airbus DS Siap-Siap Meluncurkan Satelit Pesaing untuk Satelit WV-04 dan WV-03
Melihat Maxar Technologies melenggang sendirian di segmen satelit penghasil resolusi spasial 30 cm, vendor Airbus Defence & Space sebagai pesaing terberatnya tentu tidak tinggal diam. Sejak beberapa tahun yang lalu, mereka sudah merancang untuk mengambil “kue” dari tangan pesaingnya tersebut, melalui rencana peluncuran satelit dengan resolusi spasial yang sama yaitu 30 cm.
Dan akhirnya, secara resmi pihak Airbus DS mengumumkan bahwa jika tidak ada kendala maka Juli tahun depan (2020), dua satelit penghasil citra permukaan bumi dengan resolusi spasial 30 cm akan diluncurkan.
Dua satelit yang diberi nama Pleiades Neo tersebut, menjadi bagian pertama yang akan diluncurkan, sebelum dua tahun kemudian (tahun 2022), akan diluncurkan dua “adik kembar” mereka, sehingga nantinya pada tahun 2022, akan terbentuk konstelasi untuk Satelit Pleiades Neo.
Tim yang saat ini tengah mengerjakan Satelit Pleaides Neo telah memberi konfirmasi bahwa dua satelit awal yang akan diluncurkan tahun mendatang, telah hampir rampung dan telah diuji coba.
Kepastian peluncuran juga telah disepakati dengan pihak Arianespace serta Swedish Space Corporation selaku penyedia layanan hubungan telemetri dan telekomando dengan konstelasi.
Masing–masing Satelit Pleiades Neo dapat merekam hingga 500 ribu km persegi dalam sehari, atau secara keseluruhan 4 Satelit Pleiades Neo dapat merekam hingga 2 juta km persegi dalam sehari, serta mempunyai waktu kembali ke tempat semula hingga dua kali dalam sehari.
“Dengan Pleiades Neo, kami memiliki konstelasi satelit observasi bumi paling maju yang dapat digunakan untuk kepentingan keamanan sebuah negara ataupun untuk komersial” ucap Evert Dudok sebagai Kepala Komunikasi, Inteligen dan Keamanan di Airbus DS.
Lanjut Dudok, Pleiades Neo juga dilengkapi dengan teknologi terkini dari Laser Communication Technology yang memberikan keuntungan kepada para pelanggan berupa kecepatan transmisi data yang sangat luar biasa. Dengan penggunaan Laser Communication Technology yang telah disinggung di atas, kecepatan transmisi data dapat mencapai 1.8 Gbit per detik dan posisi orbit geostasioner dari satelit relay, yang memungkinkan transmisi data mencapai 40 Tb per hari ke Bumi secara quasi–real–time, yang sangat berlawanan dengan kondisi satelit saat ini yang terkadang mencapai keterlambatan transmisi data hingga beberapa jam lamanya.
Pleiades Neo akan menggunakan SpaceDataHighway untuk memastikan sistem reaktivitas tertinggi, latensi (jeda waktu pengiriman data) terendah, dan volume tinggi untuk transfer data. Dan penggunaan SpaceDataHighway oleh Pleiades Neo menjadikannya sebagai satelit komersial pertama yang menggunakan teknologi tersebut. SpaceDataHighway yang dikenal juga sebagai European Data Relay System (EDRS), dikembangkan oleh European Space Agency (ESA) dan Airbus DS, melalui kerjasama dalam bentuk Public–Private Partnership (PPP). Kehadiran teknologi ini selain memberi manfaat bagi Pleiades Neo, juga bagi Satelit Sentinel yang merupakan bagian dari Program Copernicus-nya ESA.
Keempat Satelit Pleiades Neo akan dilengkapi dengan terminal reaktif Ka-band yang memungkinkan pengambilan data update pada menit-menit akhir, bahkan jika satelit berada di luar garis pengamatan stasiun bumi (ground stations). Hal ini sangat bermanfaat bagi pelanggan dan pihak-pihak yang ingin segera mendapatkan data perekaman terbaru khususnya ketika musibah besar atau bencana alam terjadi ataupun untuk kepentingan mendesak militer ataupun sipil.
Keberadaan terminal laser generasi selanjutnya yang terintegrasi pada Satelit Pleiades Neo, akan membuat pengoptimalan dalam hal daya dan mengurangi 60 persen massa serta ukuran dibandingkan dengan penggunaan terminal yang sedang digunakan saat ini. Terminal ini dirancang oleh Tesat Spacecom dan dikembangkan di bawah kerjasama antara German Aerospace Centre (DLR) dan Airbus DS.
Satelit Pleiades Neo, yang didanai, diproduksi, dioperasikan, dan dimiliki sepenuhnya oleh Airbus DS, dirancang dengan masa hidup selama 15 tahun ke depan, atau perkiraan akan berhenti beroperasi pada tahun 2035 mendatang.
Video Satelit Pleiades Neo :
POSTINGAN MENARIK LAINNYA :
1). [Tutorial] Membuat Animasi di QGIS2). [Tutorial] Membuat Grid di QGIS
3). [Tutorial] Membuat Tampilan Kontur Lebih Menarik Menggunakan QGIS
4). [Tutorial] Koreksi Atmosferik Citra Satelit Menggunakan QGIS
5). [Tutorial] Membuat Tampilan 3D Data Citra Satelit di QGIS