Last Updated on December 13, 2019 by Map Vision Indonesia
DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI PLEIADES BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON: 0857 2016 4965 | E-MAIL: mapvisionindonesia@gmail.com
Hutan Amazon yang berada di sembilan negara Amerika Selatan (60 persen masuk ke wilayah negara Brazil) disebut sebagai paru-paru dunia, karena menyumbang setidaknya 20 persen produksi oksigen dunia, dan menyerap secara masif karbon dioksida, yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim. Oleh karena itu, ketika Hutan Amazon mengalami kebakaran hebat sejak awal bulan Agustus 2019, seluruh dunia memberikan perhatian yang besar.
BACA JUGA:
1). Satelit Pesaing WorldView-3 Siap Meluncur, Sehari Bisa Merekam Sampai 2 Juta Kilometer Persegi
2). Melihat Lumpur “Abadi” Melalui Citra Satelit
3). Melihat Tempat Berlaga Bintang Sepakbola Dunia di Piala Dunia 2018 (Bagian I)
4). Melihat Tempat Berlaga Bintang Sepakbola Dunia di Piala Dunia 2018 (Bagian II)
Kebakaran hebat yang terjadi terindikasi bukan hanya oleh cuaca panas, kekeringan, dan angin kuat yang mendera Brazil utamanya saat ini, namun juga ulah manusia. Diperkirakan aktivitas penebangan pohon dan pembersihan lahan dengan cara dibakar, menjadi penyebab utama kebakaran yang terjadi. Lahan-lahan hasil kebakaran yang telah bersih tersebut biasanya nantinya digunakan untuk kegiatan pertanian, peternakan, serta kegiatan lainnya.
Menurut lembaga riset luar angkasa Brazil, INPE, kebakaran yang terjadi merupakan yang terburuk sejak 2013, dan meningkat 83 persen dibandingkan tahun 2018. INPE mencatat terdapat 72.843 titik api pada tahun 2019 ini, dengan 9500 titik api baru terlihat dalam kurun waktu seminggu ini (akhir bulan Agustus 2019).
Terlihat dari peta di atas dari Global Forest Watch Fires, begitu banyaknya titik api aktif di wilayah Hutan Amazon, yang dipantau sejak tanggal 13 Agustus 2019, menggunakan data Citra Satelit MODIS dan VIIRS.
Citra Satelit dari Planet Labs Inc., memperlihatkan secara lebih dekat beberapa titik api yang “menjilat” Hutan Amazon:
Terlihat dari citra satelit di atas, banyak area yang sudah “gundul” dan bersih, serta terdapat beberapa titik api yang aktif.
Dari citra satelit di atas, kita dapat melihat bahwa area yang terbakar berwarna coklat kehitaman, juga terlihat titik api aktif, serta area yang terlihat sudah beralih fungsi menjadi area pertanian dan perkebunan.
Kepulan asap yang luar biasa besar, mengindikasikan bahwa area yang terbakar cukup luas, dengan titik api yang banyak.
Selain citra satelit dari Planet Labs, Inc., kita juga dapat melihat kebakaran yang terjadi di Hutan Amazon dari Citra Satelit Pleiades, Sentinel, dan Landsat 8:
Animasi yang memperlihatkan data Citra Satelit Landsat 8, sebelum dan sesudah kebakaran Hutan Amazon:
Wildfires are raging across several countries in South America.
One of the largest fires is burning at Brazil’s southwestern border with Bolivia and Paraguay. This Landsat animation shows its growth between August 9 and August 25.#Brazil pic.twitter.com/XtIMID1ILP— Earth Resources Observation and Science Center (@USGS_EROS) August 28, 2019
Hingga saat ini, kebakaran masih terus melanda Hutan Amazon, dan upaya pemadaman terus diupayakan, terutamanya Pemerintah Brazil yang tengah berusaha untuk memadamkan kebakaran yang terjadi, salah satunya dengan mengerahkan ribuan tentara serta penggunaan pesawat pemadam kebakaran.
Berbagai bantuan juga datang dari berbagai kalangan internasional, mulai dari aktor Hollywood, Leonardo DiCaprio, yang disebut menyumbang hingga 5 juta USD untuk program rehabilitasi Hutan Amazon yang telah terbakar. Leonardo DiCaprio memang dikenal sebagai selebriti yang concern terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi di dunia ini.
Bantuan juga datang dari negara-negara yang tergabung di kelompok Group of Seven atau G7, yang berencana menyumbang dana sekitar 20 juta USD atau sekitar Rp. 285 miliar. Namun rencana bantuan ini mendapat penolakan dari Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, yang tersinggung dengan ucapan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menyebutnya sebagai pembohong dalam memerangi perubahan iklim.
Mari kita berdoa semoga kebakaran cepat terhenti dan tidak terjadi lagi kebakaran-kebakaran hutan dalam skala besar yang terjadi di dunia ini, mengingat betapa vital-nya peranan hutan sebagai paru-paru dunia serta andilnya dalam membendung laju perubahan iklim yang semakin kita rasakan saat ini.
VIDEO TERKAIT:
POSTINGAN MENARIK LAINNYA:
1). [Tutorial] Menghitung Luas dan Panjang Sebuah Data Vektor di QGIS versi 3
2). [Tutorial] Mengetahui Suhu Permukaan Laut dari Citra Satelit MODIS Menggunakan QGIS
3). [Tutorial] Membuat Efek Bayangan Pada Data Citra Satelit Menggunakan QGIS